"APA!!!"
"....."
"Oke, gue otw sekarang."
"Kenapa bang?" Tanya gue penasaran.
"Lo harus ikut gue sekarang." Kata bang Mark.
"Lah kemana?"
"Udah ikut dulu aja."
"Yaudah deh." Kata gue pasrah.
Setelah itu bang Mark ijin dulu sama mama. Dan mama ngebolehin kita pergi malam ini, tapi katanya nggak boleh pulang malem-malem.
Akhirnya gue dan bang Mark pergi pake mobil papa. Kalo pake motor takutnya gue kedinginan.
"Kita mau kemana sih bang?" Tanya gue.
"Ke rumah Renjun." Jawab bang Mark singkat.
"Emang Renjun kenapa?"
"Bukan Renjun yang kenapa-napa tapi si Jaemin."
"Kok Jaemin si bang?" Kata gue kaget.
"Jadi tadi pas Renjun telepon gue, dia bilang kalo Jaemin ke rumah Renjun terus pingsan."
"Kok lo bawa gue segala sih?"
"Terus katanya dari tadi dia manggil-manggil nama lo, yaudah deh gue bawa lo aja sekalian."
"Kenapa harus gue sih elah." Keluh gue.
"Nanya mulu lo elah. Yaudah si sabar, liat aja nanti Jaemin nya."
Setelah itu suasana kembali hening.
Sesampai di rumah Renjun, bang Mark langsung ke dalam bersama gue.
"Mana Jaemin?" Tanya bang Mark.
"Itu di kamar tamu." Jawab Renjun.
Gue dan bang Mark masuk ke dalam kamar tamu milik Renjun dan disana gue melihat Jaemin yang tidur di ranjang dan terutup selimut.
"Hera... Hera... j-jangan pergi..." Rintih Jaemin dengan mata tertutup.
"Jaem,,ini gue Hera." Gue mendekat ke Jaemin dan menyentuhnya.
Buset dah panas banget ni anak,ini ma Jaemin kena demam. batin gue
Tiba-tiba mata Jaemin terbuka perlahan. Matanya yang melihat adanya gue di sampingnya langsung terduduk dan langsung meluk gue.
"Jangan pergi..." Gumam Jaemin lirih tepat di lekuk leher gue.
"I-iya, gue nggak pergi kemana-mana kok." Jawab gue sambil balas peluk dia.
Setelah cukup lama Jaemin meluk gue, gue coba ngelepas pelukannya, tapi dengan kagetnya gue lihat Jaemin udah pingsan di pundak gue.
"Eh eh, bang Mark ini bantuin atuh, berat..." Kata gue.
Bang Mark langsung bergegas bantu ngebaringin Jaemin ke kasur. Setelah itu bang Mark keluar kamar buat minta minum sama Renjun.
"Jaem, bangun." Kata gue sambil ngelus pipinya.
"...sebenarnya lo kenapa sih?" Gumam gue.Gue gak coba bangunin dia lagi, gue rasa Jaemin kecapekan. Gue hanya duduk di tepi kasur dan ngelihat dia yang terbaring lemah.
"Ini Ra, minumnya." Renjun nyodorin air putih ke gue.
"Eh, taruh meja dulu aja Ren, Jaemin nya juga masih pingsan." Ujar gue.
Setelah itu, bang Mark sama Renjun ambil kursi buat duduk di samping kasur. Mereka juga hanya ngelihatin Jaemin yang terbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia | Na Jaemin
No FicciónLee Hera yang lemah lembut, pengertian, dan penyabar. Berbanding balik dengan Na Jaemin yang arogan, brengsek, dan bandel. Tetapi tidak ada yang tahu mengenai sisi gelap dibalik sifat-sifat Na Jaemin yang kasar dan dingin itu. Phobia yang dialami J...