Seorang gadis yang sedang bergelung didalam selimut itu merasa terganggu dengan sinar matahari yang memaksa masuk kedalam kamarnya seolah ingin mengatakan bahwa hari sudah siang. Diraihnya ponsel dengan stiker Himita yang diatas nakas kemudian menyalakan layarnya untuk melihat pukul berapa sekarang.
Pukul 09:00, dia masih memiliki waktu 1 jam untuk bersiap siap untuk pergi kekampusnya. Dengan malas malasan ia masuk kedalam kamar mandi untuk bersiap, ia tidak mau telat karena hari ini ada kuis dari salah satu dosen killer dijurusannya itu.
Ia seorang mahasiswi semester 4 jurusan ilmu tanah, minatnya tentang tanah memang tak besar tapi ia menyukai perkerjaan yang turun kelapangan. Mengabaikan perintah ayahnya yang menyuruhnya mengambil jurusan manjemen.
Tak membutuhkan waktu lama, 30 menit kemudian ia telah siap dengan pakaian nya. Kemeja putih longgar, celana jeans dan sepatu sneakers putih dan menyampirkan tas biru kesayangannya.
Buru buru ia mengambil kunci mobilnya dan turun kelantai bawah.
"Mau kemana kamu?" tanya ayahnya.
"kampus" timpalnya tak mau berbasa basi dan langsung meninggalkan keluarganya yang sedang asik sarapan bersama tanpa berniat untuk mengajaknya.
Nayra Senja Pramana nama yang cantik yang diberikan oleh ayahnya Reza Adi Pramana dan ibunya Farah Natalie Kusuma. Ia memiliki seorang kakak laki laki dan adik angkat perempuan. Hubungan mereka tak begitu baik, Nayra yang menjauhkan diri dari mereka dan mereka yang selalu bersikap acuh padanya hanya karena kesalahan yang bahkan tak mereka ketahui kebenarannya.
Nayra sudah tak peduli, berapa kali pun ia mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi mereka sama sekali tak akan percaya padanya sampai akhirnya ia menyerah dan membiarkannya saja.🌻🌻🌻
Nayra memarkir mobilnya diparkiran khusus mahasiswa, bertepatan dengan itu seorang laki laki dengan motor ninja berwarna hitam juga ikut parkir didekatnya, melepaskan helmnya kemudian bersadar pada motornya untuk menunggu Nayra turun.
"Laporan biotek udah ra?" Tanya Raihan, sahabat Nayra begitu Nayra turun.
"Hm" jawab Nayra sekenanya.
"Kedinginan gue lama lama ra deket ama lu" timpal Raihan.
"Jauh jauh gih"
"Nangis gue ra" jawab Raihan dengan wajah sedih yang dibuat buat, bahkan terkesan alay dimata Nayra.
Raihan berlari menyusul Nayra ketika dilihat gadis itu berjalan meninggalkannya diparkiran sendirian saat sedang mendalami perannya.
"Emang sahabat laknat lu ya ra, gue kek orang gila diparkiran" protes Raihan.
"Emang udah gila kan?" Timpal Nayra bercanda namun ekspresinya tetap datar seperti biasa.
"Kalo mau bercanda itu mukanya diginiin raa" jawab Raihan sambil menarik ujung bibir Nayra dengan telunjuknya membuat senyuman.
Nayra menepis tangan Raihan kemudian berjalan meninggalkannya dibelakang, Raihan mengelus dadanya.
"Untung cantik lu raaa"🌻🌻🌻
Nayra mengabaikan omelan Raihan karena meninggalkannya dan mengeluarkan buku dan alat tulis. Seorang dosen berkepala pelontos yang menenteng tas laptop memasuki kelas mereka.
"Tutup semua buku kalian, kita langsung kuis saja. Bapak tidak bisa mengajar sampai jam berakhir karena akan ada rapat dosen setelah ini"
Semua mahasiswa mengeluarkan alat tulis mereka dan mulai mengerjakan soal soal yang telah diberikan oleh dosennya itu.
"Ra yang DNA RNA apaan ?" tanya Raihan berbisik.
Nayra mengabaikan pertanyaan sahabatnya itu karena setahunya soal soal yang diberikan dosennya itu tak pernah sama.
"Ra shutt Raaa"
"Yang dibelakang tolong kerjakan sendiri atau saya ambil kertas kamu, semua soal berbeda jadi jangan harap bisa contekan."
Raihan menghela nafas sambil mengumpati dosennya itu dalam hati kemudia mengerjakan soal kuis dengan asal karena ia sama sekali tidak paham dengan soal tersebut.
"Baiklah, silahkan kumpulkan jawaban kalian. Hari ini sampai disini saja, kita lanjutkan minggu depan"
Semua mahasiswa sibuk mengumpulkan kertas mereka termasuk Nayra dan Raihan.
"Dasar botak, yang dia jelasin kagak ada yang masuk kesoalnya"
"Banyak yang masuk, elu yang bego" timpal Nayra.
"elu belain si botak Ra? Aku kecewa padamu Raaa" mulai lagi dramanya, batin Nayra.
"Gue mau ke kafe, lu ikut?" tanya Nayra.
"Nggak deh, gue mau ngapel dulu hehe" ujar Raihan cengengesan.
"Oke, bye"
"Hati hati ra"
"Hmm"Mengabaikan tatapan memuja dari laki laki dan ejekan dari perempuan dikampusnya Nayra berjalan menuju parkiran dan melajukan mobilnya menuju kafe miliknya. Kafe itu tidak sepenuhnya miliknya karena ia dan Raihan lah yang mendirikan kafe tersebut, ia dan Raihan mampu mendirikan kafe itu dengan uang mereka sendiri hasil dari kerja keras mereka. Ia dan Raihan mengikuti lomba panjat tebing selain itu mereka juga bekerja di sebuah restoran. Dan uang yang mereka hasilkan ditabung bersama tanpa sedikit pun menyentuhnya sehingga cita cita mereka untuk mendirikan kafe ini pun terrealisasikan.
Jarak dari kampus kekafe nya tak begitu jauh, hanya menempuh 10 menit dengan kecepatan sedang. Tempatnya yang strategis menjadikan kafe tersebut ramai dikunjungi mahasiswa dan anak SMA.
Segera ia mengganti pakaiannya dan membantu para pelayan yang kewalahan karena ramainya pengunjung. Walaupun ia pemilik kafe ini namun ia tak segan mengambil peran pelayan dikafenya sendiri.
Nayra mengantarkan menu kesalah satu pelanggannya yang baru saja memasuki kafe.
"Silahkan" Nayra menyerahkan buku menu tanpa melihat siapa pelanggan tersebut.
"Nayra?"🌻🌻🌻
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen FictionMenyalahkan takdir? apa aku mampu. Bahkan sekeras apapun aku meratapi takdir yang begitu kejamnya padaku tak akan mampu membuatmu kembali. Tawa dan luka, kau memberikan segalanya. Tak hanya sekali aku kehilangan. Mungkin aku memang ditakdirkan untuk...