~ 06

18 5 13
                                    

-----
2 jam kemudian..

***
Ara terbangun, perlahan ia membuka kedua matanya.
Langit2 kamar dan suasana yang sunyi, membuatnya menjadi bingung.

"dimana aku?" Tanya Ara dalam hati.

Ia menatap sekeliling, dan mulai tak asing dengan tempat itu.
Ara berusaha bangun namun tubuhnya terasa sangat lemas.

"akhh.." rintih Ara pelan.

Ruangan yang senyap membuat rintihan Ara terdengar jelas, sontak Fatin yang tengah tertidur di sampingnya pun terkejut lalu terbangun.

"Lo udh bangun ra.." Ujar Fatin sambil menguap.

Ara mencoba untuk bangun, dan dengan sigap Fatin membantu.
Fatin mendudukkan Ara dengan bantal sebagai penompang belakangnya.

"gw dimana?" tanya Ara.

Seketika Fatin mengerutkan dahinya.

"kita lagi di apartemen ra, di kamar elo.." jelas Fatin mengingatkan Ara.

Ara hanya terdiam.

"tadi lo ketiduran di dalam mobil, udah di bangunin juga ga bangun2.." Cerita Fatin.

Ara masih terdiam, ia sama sekali tidak mengingat apapun.

"ingat?" tanya Fatin pada Ara yang masih dalam keadaan bingung dan setengah nyawa itu.

Ara menggeleng2kan kepalanya.

"sebelum itu kita sempet ke caffe, dan disana elo ditabrak sama cwo sampe lengan lo lebam tuh.." sambung Fatin menceritakan.

Ara masih terdiam.

"masih belum ingat?" Tanya Fatin pada Ara yang sedari tak menjawab apapun.

"ingat.." jawab Ara.

"elo sadar ga, waktu di gendong dari mobil sampe kesini?" Tanya Fatin.

"di gendong?" Tanya Ara balik.

"iyaa, elo digendong sama cwo yang udah nabrak lo pas di caffe.." Jawab Fatin.

"dia juga ngebantuin kami buat ngobatin luka lebam lo.." Sambung Fatin.

Ara terdiam membisu, ia sama sekali tidak menyadari hal itu.
Ara meraba lengannya yang lebam, tapi anehnya ia sama sekali tidak merasakan sakit.

"masih sakit?" tanya Fatin melihat ekspresi Ara yang biasa2 saja.

Ara menggelengkan kepalanya.

"masa sih..?" Ujar Fatin tak yakin.

Fatin pun menyentuh luka lebam di lengan Ara, anehnya tak ada reaksi apa2 dari Ara.

"beneran ga sakit?" Tanya Fatin masih tak yakin.

Ara menganggukan kepalanya.

"aneh, perasaan tdi kena dikit aja lansung nangis.." Ujar Fatin masih tak percaya.

Seketika wajah Ara menjadi datar, mana mungkin Ara menangis hanya gara2 luka lebam.

"lu pikir gw anak kecil? Pake acara nangis segala.." Ujar Ara sedikit kesal.

"Lah emg iyaa....!! Masaa ga inget pas dalam mobil elo nangis ga berhenti2 karena nahan sakit sampe ketiduran." Balas Fatin meyakinkan Ara.

"Masaa sih?" Tanya Ara lgi.

"Suer, beneran, gw ga boong." Jawab Fatin serius.

Ara tak tau harus menjawab apa, ia hanya terdiam dan memilih untuk mengalah pada Fatin.

Life storysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang