||05||

115 16 2
                                    

"Permisi... apa kau keluarga pasien?"

||Autumn - Soraru Ver.||
¤||05 : Penyakit||¤

"Saya sahabatnya. Bagaimana keadaan sahabat saya dok?" Tanya Soraru.

"Dia sudah ditangani. Namun sepertinya kanker jantungnya tiap hari makin parah. Kami tidak tahu dapat mempertahankan hidupnya hingga berapa lama" Jelas Dokter Luz.

"A-apa?! Kanker jantung?!" Kata Soraru.

"Ya. Jika pasien mengalami gejala seperti tadi silahkan bilang kepada suster didalam dan saya akan datang menangani pasien. Saya permisi" Lanjut Dokter Luz seraya berjalan meninggalkan Soraru yang masih terpaku disana.

Soraru memasuki ruangan isolasi Mafu. Bau obat obatan menyerbak dimana mana. Mafu terbaring lemah diatas ranjang yang serba putih itu.

Tangan Soraru mengelus surai putih Mafu dengan pelan agar dia tidak bangun dari tidurnya. Keadaan Mafu masih terlalu lemah untuk beraktifitas seperti biasanya.

Mata Mafu terbuka perlahan. Tangan kecilnya meraih tangan Soraru dan menggenggamnya lemah.

Soraru hanya tersenyum tipis melihat Mafu yang sudah tersadar dari tidurnya.

Mafu menatap Soraru dengan sayu. Dari raut mukanya terlihat jelas dia ingin mengatakan sesuatu.

"Nee, Soraru-san" Panggil Mafu. Tangannya masih menggenggam tangan Soraru.

"Ya?" Tanya Soraru.

"Maaf ga bilang kamu soal penyakitku" Kata Mafu. Genggaman tangannya ia lepaskan. Mata ruby nya terlihat berkaca kaca. Mafu merasa bersalah karena tidak memberitahu sahabatnya sendiri tentang penyakitnya.

Soraru tersenyum hangat. Diraihnya tubuh lemah Mafu dan mendekapnya. Mafu menangis selagi dia bisa.

Mafu kembali batuk batuk seperti tadi. Soraru yang panik pun langsung memanggil suster yang ditugaskan oleh Dokter Luz. Soraru disuruh keluar dari ruang isolasi Mafu. Dokter Luz datang tepat pada waktunya.

Mafu ditangani dengan segera. Soraru didepan ruangan mondar mandir dengab panik. Dia panik dengan keadaan Mafu. Seharusnya dia memang tidak perlu khawatir tentang Mafu. Tapi Mafu adalah sahabatnya saat kecil sekaligus sahabat pertamanya. Sebelum dia bertemu Mafu, Soraru adalah anak yang sangat tertutup. Dia jarang bersosialisasi dengan orang lain.

Mafu adalah orang yang merubah kehidupan suram Soraru menjadi lebih berwarna. Meski baginya Mafu itu merepotkan, dia tetap menyayangi Mafu. Ya, aslinya dia menyukai Mafu lebih dari sahabat. Dia sudah menyatakan perasaannya kepada Mafu kemarin malam.

Dokter Luz keluar. Soraru dipersilahkan untuk masuk dan mengecek keadaan Mafu.

Nafas Soraru tercekat. Mafu memakai masker oksigen. Keadaannya bisa dibilang sangat lemah sekarang.

Soraru tak dapat menahan tangisannya. Satu demi satu air mata keluar dari sudutmatanya. Diraihnya tangan Mafu dan mengelusnya pelan. Didekapnya badan mungil Mafu.

MataMafu terbuka perlahan. Tangan mungilnya mengelus surai biru raven milikSoraru. Perlahan namun pasti, Mafu membisikkan sesuatu di telinga Soraru.

"Aishuteru Soraru-san" Bisik Mafu tepat ditelinga Soraru.

Pas di detik berikutnya, detak jantung Mafu sudah menghilang untuk selamanya. Kata kata yang dibisikkan kepada Soraru adalah jawaban dari pertanyaan Soraru sekaligus kata kata terakhir Mafu.

Soraru POV.

Aku terkaku melihat layar yang menunjukkan detak jantung Mafu kini berubah menjadi garis horizontal.

Air mataku mengalir deras. Kupeluk kuat kuat tubuh Mafu yang sudah tak bernyawa itu.

'Aishiteru' adalah kata yang akan selalu aku ingat sepanjang masa. Bagaimanapun juga, perasaanku sudah terbalaskan.

Menurutkalian, kenapa Mafu begitu berharga bagiku?

Mungkin sebagian orang akan menjawab karena dia adalah sahabatku dari kecil.

Jawaban kalian tidak sepenuhnya salah sih. Hanya kurang tepat.

Mafu begitu berharga bagiku karena dia yang mengubah kehidupan suramku menjadilebih berwarna. Aku mulai bisa bersosialisasi dengan orang itu juga karena Mafu. Dia adalah orang pertama yang mengajakku berteman.

Berada didekatnya membuatku lebih nyaman. Mafu adalah segalanya bagiku.

||ᴬʳⁱᵍᵃᵗᵒᵘ ᵐᵃᶠᵘᵐᵃᶠᵘ||
||ᴬᵘᵗᵘᵐⁿ ⁻ ˢᵒʳᵃʳᵘ ᵛᵉʳˢⁱᵒⁿ ᵉⁿᵈ||

𝐀utumn - soraru.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang