Ini certia baru dan paling beda dari semua certia gw. Karena disini gw bakal nyiksa pemeran utamanya hahaha...
Dan ini jadi tantangan tersendiri buat gw jadi gw harap kalian sukaaa"VANO! JANGAN TINGGALIN GW!" Teriakan itu membahana di lorong sekolah. Gadis bertubuh tinggi dengan tangan yang memegang minuman dan raut wajah tertekuk itu begitu jelas jika dia sedang jengkel dengan orang yg bernama Vano itu.
"Van pens lo dateng lagi tuh, urusin sana!" Ucap Galang teman baik Vano sambil menepuk pundak Vano.
"Males banget gw ngurusin cewek murahan kaya dia" Vano mengusap rambutnya cuek. "Harusnya lo tuh yang ngurusin dia. Kan dia tetangga elu"
"Moh orak sudi aku," jawab Galang dengan logat jawanya.
Sedangkan gadis bertubuh tinggi itu merasa terabaikan. Bibir merahnya berdecak kesal sambil melangkah kakinya mendekat ke arah Vano.
Sambil menyedot pop ice di tangannya gadis itu menambahkan kecepatan langkahnya. Tiba tiba dri belakang Fira menyenggol lengannya Menyebabkan minuman yang dia minum tumpah ke seragamnya.
"Ohhh, sory, gw ga tau kalo ada orang hahaha" ucap Fira dengan nada yang dibuat buat.
Fira sengaja berdiri di hadapannya dan menepuk pundak gadis itu. "Reina, Reina kapan sih lo berhenti buat deketin Vano?"
Gadis bernama Reina itu hanya diam tidak bergeming.
"Lo lupa? Vano itu jijik tau ga kalo lo deket deket sama dia!"
Reina kehabisan kesabaran. Gadis menatap tajam Fira. "Kenapa lo ribut banget si jadi orang! Emang masalah klo gw deket deket sama Vano hah!"
"Iya lah!, Jelas jelas Vano itu punya gw!" Balas Fira sengit.
"Tukang halu lo! Mana mungkin Vano mau sama cewek modelan kaya elo!" Sahut Reina tak kalah sengit.
Karena emosi Fira menampar pipi Reina dengan keras hingga ujung bibir gadis itu sobek dan mengeluarkan darah. Semua orang yang ada di lorong sekolah langsung mendekat ke arah ke dua gadis yang tengah bertengkar.
"Dasar murahan! Ga punya malu! Makanya semua ga ada yang mah temenan sama elo. Karna lo terlalu murahan sebab ngejar ngejar Vano mulu!" Teriak Fira. Suara gadis itu begitu melengking hingga membuat orang-orang disana merasakan sakit kuping dadakan.
Reina membalas mendorong Fira hingga jatuh dan menendang dada Fira dengan refleks. "Ngaca dong! Lo juga ngejar ngejar Vano! Kaca di rumah lo habis hah! Jadi ga usah sok belagu deh jadi manusia!"
"Apa apaan sih kalian!" Hendrik menarik bahu Reina ke belakang dan langsung membantu Fira yang terbatuk batuk akibat tendangan Reina yang keras.
"Liat aja, klo Fira kenapa napa nyawa lo yang jadi taruhannya!" Ucap Hendrik sambil memapah tubuh Fira.
Sepeninggalan Hendrik semua orang mulai mencacinya dan meninggalkannya sendiri.
Apa salahnya dia hanya melindungi dirinya sendiri, kenapa semua orang begitu benci dengannya. Padahal dengan jelas Fira lah yang memulainya.
Reina menundukkan kepalanya membiarkan rambut panjangnya menutupi matanya yang mulai berkaca kaca. Dia tidak boleh lemah di depan banyak orang karna dia tidak butuh rasa kasihan.
Habisss brayyy
Vote manaa oyy
Tap bintang sebelah kiri yaaa
Dan komen yang banyakkk
Yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Teen Fiction"Bisakah aku bahagai seperti dulu, saat keluarga ku masih utuh, meski hanya sebentar dan mendapatkan hatinya karena mungkin aku mencintai nya" Reina senjana "Jangan jadi cewek murahan dong!, lo itu cewek kodratnya itu di kejar bukan ngejar. jijik b...