Hari ini adalah hari yang dinanti-nanti oleh seorang gadis yang sedari tadi tidak henti-hentinya tersenyum membuat semua penghuni rumah menatapnya heran.
Ya! Hari ini adalah hari dimana seorang Anindira Calista sah menjadi siswa SMA Pradipta Nusantara, setelah beberapa hari melewati masa orientasi sekolah akhirnya ia diterima disekolah itu.
Sekolah yang sangat terkenal elit dan segudang prestasi itu tak heran banyak para murid-murid yang terbilang dari golongan atas.
***
Hari ini Anindira berangkat dengan Azka--abang Anin, karena kebetulan kakak beradik ini memilih sekolah yang sama agar azka bisa menjaga anin.
Diperjalanan,Anin tak henti-hentinya berceloteh kepada abangnya menanyakan semua hal tentang sekolah. "Bang, nanti Anin masuk IPA berapa ya? Terus wali kelas Anin siapa? Temen sekelas Anin pada baik ngga ya?" Tanya nya sambil mengetuk-ngetuk kening berusaha berpikir keras.
Mendengar ucapan orang yang berada di sampingnya membuat azka jengkel. Bagaimana tidak gadis itu bertanya kepada azka seolah azka mengetahui semuanya, jelas-jelas azka mana tahu menahu. "Ya mana abang tau Anin, abang kan bukan guru kamu, abang cuman murid sama kaya kamu. Jadi stop nanya-nanya yang kaya gitu! Mengerti Anin?!"
Anin yang sedang berusaha berpikir keras seketika bungkam mendengar ucapan abangnya. Ia tak berani melirik bahkan menjawab ucapan azka.
Ya memang azka ini di bilang manusia yang dingin. Banyak orang yang segan untuk mencari gara-gara kepada Azka. Tapi sedingin sikapnya itu Azka tidak pernah mengurangi perhatiannya kepada sesama apalagi keluarga nya.
Melihat tingkah adiknya yang diam membuat azka bernafas lega. Setidaknya gadis itu tidak mengganggu konsentrasinya yang sedang menyetir.
***
Melihat gerbang yang berdiri tegak membuat Anin merasa senang. Akhirnya gadis itu sampai di sekolah.
"Hmmmm.. Bang Azka, Anin jalan duluan ya soalnya mau liat mading dulu." Ujarnya sembari memerhatikan Azka yang sedang merapihkan rambutnya.
"Ngga boleh! Kamu harus bareng sama abang." Tegasnya dan langsung membawa Anin menuju mading.
Setelah meninggalkan parkiran, Azka yang masih menuntun Anin membuat Anin mendengus kesal. Abangnya ini selalu melarangnya dan bahkan selalu memperlakukan Anin seperti anak kecil saja padahal ia sudah SMA. Heran memang.
***
Setelah mencari tahu kelas Anin, akhirnya Anin masuk dikelas 10 IPA 3 dan kebetulan ia sekelas dengan syakira sabahat dari kecilnya Anin.
"Akhirnya kita sekelas lagi ya Anin, huwaaaaaa aku seneng bangettttt." Girangnya syakira yang dibalas dengan anggukan Anin.
"Iya sama aku juga seneng banget bisa satu kelas lagi sama kamu Sya." Ucap Anin sambil meraih tangan syakira dan segera memeluk sahabatnya itu.
"Utu tu tu sayang, aku jadi terhura" Syakira yang mendramatis langsung diberi hadiah cubitan oleh Anin.
"Shhhtts aww sakit Anin ih! Kebiasaan ya kamu suka nyubit pinggang aku!" Ringisnya sambil mengusap pinggang nya.
Melihat tingkah syakira yang sedang kesakitan membuat Anin terkekeh geli. "ya abisnya kamu sya lebay banget sih. Sebel kan aku liatnya jadi pengen nyubit pinggang kamu kan hahaha"
Syakira menatap anin jengah. "Udah lah ayok ke kelas, nanti kalo bang Azka tau kita masih diem diluar bisa abis dimarahin nanti." Ujarnya dan langsung membawa Anin masuk kelas.
Heloooo ges!!!!!
Selamat datang di cerita pertama aku ya hhe😁setelah Berbulan-bulan masuk dunia orange dan banyak baca cerita² yang super duper bagus akhirnya aku terinspirasi buat bikin cerita ya walaupun yakin ga yakin ya tapi tetep harus yakin ya kan? Hmm apasi!Nah karna ini cerita pertama aku jadi aku masih ditahap belajar. So, kalo ada typo atau kata-kata yang kurang enak kalian bisa kasih komen+saran buat aku.
Dan ya, selamat membaca semuanya. Semoga suka ya.
Jangan lupa vote+comen nya ya!!!!!!! 🖤🖤🖤
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
IN MEMORIAM
Teen FictionAnindira Clarista, gadis cantik yang berbadan mungil dengan senyum manis yang selalu ia perlihatkan kepada semua orang. Tak heran banyak orang yang menyukainya. Sikapnya yang bersosial mampu mendapatkan banyak teman. Namun siapa sangka orang yang s...