Bag 1 : Beda Masa, Beda Fase

1.2K 10 0
                                    

"Bu April,"

"Ibu guru seksi itu?"

"Gue denger, Bu April ngejar-ngejar Jamy."

April menutup matanya rapat-rapat, sambil menarik nafas dalam-dalam. Ia mengisap sebatang rokok di atap sekolah, sungguh contoh guru tidak telandan untuk siswa-siswinya.

Ia masih sanggup mengatasi kebencian siswa-siswi kepadanya. Ujian hidup yang dijalani April jauh lebih berat dari yang orang lain kira.

Ia mengandung putri pertamanya saat berusia 17 tahun. Beruntung sekolah mau menutupi aib-nya.

Tidak, lebih tepatnya menutupi aib suaminya. Bagaimana bisa anak kepala sekolah menghamili seorang siswi kelas sebelas SMA? Karena itulah sekolah memberikan April keringanan yaitu bersekolah di rumah saja saat kandungannya membesar, dan sekolah menutupi hal tersebut dengan berita bahwa April sakit parah.

Picik sekali!

April menerima cacian dan makian dari banyak orang, bahkan orangtuanya yang kini membenci dirinya. April hanya membuat malu keluarga besarnya, ia seperti kotoran yang harus disingkirkan.

Semua salah April, salah karena bergaul terlalu bebas dan terbuai kata-kata manis pria hingga ia rela memberikan keperawanannya begitu saja. Gadis bodoh!

"Ibu, merokok?"

April lekas-lekas membuat rokoknya lalu menginjaknya hingga padam.

"Kamu ngapain di sini?"

"Ibu yang ngapain di sini?"

April menatap cowok Badung itu, rambut gondrong, baju tidak rapi, sepatu berwarna dan aksesoris di tubuhnya.

"Ibu kenapa lihatin saya, naksir?"

"Kamu bukan tipe saya," April menjawab lugas.

"Tapi ibu tipe saya," Jamy bersuara. Ia berjongkok di depan April, lalu memungut puntung rokok itu. "Ini bisa jadi bukti, kalau ibu merokok." Jamy melanjutkam perkataannya.

"Anton Pangestu, mau kemana kamu?"

"Cari kondom, Bu,"

April meyakinkan pendengarnya. Benarkah ia mendengar kondom dan untuk apa?

"Ibu otaknya jangan ngeres ya, saya mau cari kondom hape saya disembunyiin Gino di atap."

A SECRET TO REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang