Xiao Zhan sebenarnya merasakan dirinya sejak pagi sedang di intai, entahlah itu hanya perasaannya saja atau bagaimana.
Tapi dia bersumpah kali ini serius, dia bisa mendengar langkah kaki yang di buat seringan mungkin di belakang tubuhnya itu.
Malam ini Xiao Zhan untuk pertama kalinya dia menyesal kenapa tidak menerima ajakan Huaisang pulang bersama tadi, dia hanya malas melihat tingkah laku teman baiknya itu dengan tunangannya yang tidak tau malu jika sedang bermesraan.
Semakin mengeratkan pegangannya pada tas kerjanya Xiao Zhan mempercepat langkahnya, kenapa juga halte bus terasa begitu jauh sekarang.
Sial
Xiao Zhan meruntuk dalam hati, kenapa juga ponselnya harus mati di saat seperti ini, dia berharap saat sampai di halte dia akan merasa aman, namun yang terjadi malah sebaliknya.
Di depan sana, tepatnya di halte tempat tujuannya terdapat beberapa orang pria dengan wajah yang bisa di bilang tidaklah ramah sama sekali, Xiao Zhan harus mendesah dalam hati, bingung memilih antara haruskah dia meneruskan langkahnya atau pergi ke tempat lain, tapi di mana?
Dengan keputusan akhir yang nekat, Xiao Zhan memutuskan kembali berjalan dan menunggu Bus di halte tersebut.
Bibirnya bergumam menggerutu, kenapa orang yang mengikutinya juga ikut menunggu di halte tersebut.
Pikirannya semakin kalang kabut namun di buat setenang mungkin, semilir angin malam menerpa wajah Xiao Zhan membuatnya memeluk dirinya sendiri.
Lama dia menunggu namun tak ada tanda tanda bus nya akan muncul, di lirik arloji pada pergelangan tangan kanannya dan mengernyit.
Masih jam 11 malam seharusnya masih ada jadwal bus terakhir sekarang kenapa tak kunjung datang juga.
Di dalam kekalutan nya tersebut tiba-tiba saja dia merasakan orang yang mengikutinya sejak tadi kini mengambil langkah mendekat, Xiao Zhan tanpa sadar semakin memojokkan dirinya ke ujung halte tersebut, bahkan orang-orang berwajah sangar tadi belum juga pergi, dia merasa sangat sial hari ini.
Doa mulai Xiao Zhan rapalkan di dalam hati, berharap bus yang dia tunggu cepat datang, atau setidaknya ada orang lain yang menunggu di halte tersebut dan dia tidak merasa terpojok kan lagi.
Dan sepertinya doa Xiao Zhan langsung di kabulkan begitu saja ketika suara klakson motor terdengar di indra pendengarannya.
Senyumannya melebar karena lega, dia kenal betul siapa penunggang kuda besi berwarna hitam itu.
"Ayo naik!"
Tanpa menunggu perintah berikutnya Xiao Zhan segera melompat naik ke atas motor sang adik dan memeluknya erat dari belakang saat pemuda yang lebih muda itu langsung menancap gas motornya tanpa peringatan.
.
.
.
.
.
.
.Xiao Zhan tidak pernah menyangka bahwa Yibo bisa melakukan hal seperti ini, dirinya di buat tersanjung, dia bahkan melupakan kejadian menegangkan yang dia alami saat pulang kerja tadi.
Selepas mandi dan berpakaian santai siap untuk istirahat, dia harus mendapat pemandangan yang cukup membuatnya panas dingin saat menuju dapur.
Pemuda bermata galaxy indah itu tak lepas dari sosok Yibo yang sibuk mondar mandir di depan counter dapur, memasak masakan western dengan sangat cekatan dan jangan lupakan penampilannya saat ini.
Rambut berwarna hitam legam, kulit yang putih, kemeja satin hitam yang dua kancing teratasnya di biarkan terbuka, lengan baju yang di gulung hingga siku, memperlihatkan bagaimana tangan itu di hiasi urat-urat memanjang yang entah kenapa sangat Xiao Zhan sukai, wajah yang tentu saja tampan terkesan tenang dingin tak tersentuh, tanpa senyuman namun itu cukup membuat jantung Xiao Zhan berdetak tak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fucking Sexy Brother [YiZhan Vers]
FanficKetika di mana XiaoZhan merasa frustasi harus tinggal satu atap bersama adiknya. bagaimana XiaoZhan bisa melewati harinya dengan tenang jika adiknya yang 'manis' begitu menggodanya? bahkan dia rela berbaring pasrah di bawah sang adik? oh tenggelamk...