Jaehyun langsung membawa Yuri ke rumah sakit dan saat ini ia dengan setia menunggu Yuri di sebelahnya sementara wanita itu masih tertidur dengan selang infus yang terpasang di tangannya.
"Seberapa besar trauma yang diciptakannya padamu?", gumam Jaehyun pelan.
"Aku tidak akan mati semudah itu. Jangan khawatir.", ucapan wanita itu terngiang begitu saja pada indera pendengaran Jaehyun.
"Benar, kau tidak boleh pergi sebelum melihat mereka menuai atas perbuatan mereka.", gumam Jaehyun, tangannya bergerak hendak mengambil tangan Yuri yang tergeletak lemah sampai suara geseran tirai yang membatasi satu ranjang dengan ranjang lain terbuka membuatnya mengurungkan niatnya dan di sana sudah berdiri seorang pria dengan setelan putihnya yang tadi menangani Yuri.
"Sebenarnya dia rutin datang untuk melakukan konsultasi tapi sepertinya belum ada perkembangan berarti.", Ucap dokter muda bernama Kun itu.
"Pastikan dia meminum obatnya dengan rutin dan jangan menambah tekanan untuknya.", Jaehyun menganggukkan kepalanya mengerti lalu mengucapkan terima kasih pada dokter itu sebelum berpindah ke pasien laim.
Jaehyun kembali menempatkan dirinya di posisi semula. Kurang lebih satu setengah jam sudah ia menunggu Yuri yang terlihat masih larut di dalam alam mimpinya.
Beberapa menit kemudian akhirnya penantian yang cukup panjang terbayar sudah karena Yuri mulai membuka matanya kembali.
"Sudah lebih baik?", Yuri menganggukan kepalanya lemah menatap adanya raut kekhawatiran di wajah seorang Jung Jaehyun di hadapannya. Di dalam hatinya bertanya-tanya benarkah pria itu mengkhawatirkannya atau itu semua hanya kelihatannya saja.
"Aku akan mengantarmu pulang.", Jaehyun memanggil perawat untuk melepaskan infus Yuri supaya wanita itu bisa segera pulang.
"Pulanglah lebih dulu, aku bisa pulang naik taksi.", Ucap Yuri saat mereka sudah berada di lobi rumah sakit dan Yuri melihat taksi di depan pintu rumah sakit.
Baru saja ia akan melangkah keluar, Jaehyun menahan lengannya.
"Tidak, aku akan mengantarmu.", Balas Jaehyun tegas.
Yuri masih bergeming di tempatnya sepertinya masih ragu untuk ikut dengan Jaehyun.
"Seharusnya aku tidak perlu mengatakan ini, tapi seorang pria sejati tidak boleh melanggar apa yang telah diucapkannya.", Yuri tersenyum miring mendengar perkataan yang baru saja terlontar dari bibir pria yang ada di hadapannya.
"Kau mengejekku?", Tanya Jaehyun yang melihat Yuri tersenyum terkesan sinis.
"Eoh, Tuan Jung yang terhormat, jika yang kau katakan memang benar adanya, maka semua pria di dunia tidak ada yang pantas disebut pria sejati.", Jaehyun terdiam sejenak bukan karena tidak tahu harus menjawab apa tapi karena melihat ekspresi Yuri yang terlihat sangat saat mengatakannya.
"Benar, tapi setidaknya biarkan aku menjadi seorang pria sejati untukmu. Aku sangat serius saat ini."
~
Yuri sudah cukup tercengang karena Jaehyun benar-benar mengantarkannya sampai ke depan apartementnya.
"Kau tidak pulang?", Tanya Yuri pada Jaehyun yang malah terus melihat-lihat ke sekitar apartement Yuri.
Jaehyun tidak menjawab pertanyaan Yuri, saat ini ia juga memperhatikan pintu apartement Yuri yang menurutnya memiliki tingkat keamanan yang tidak terlalu baik.
"Ehem.", Jaehyun menoleh pada Yuri yang terlihat tidak nyaman akan sikapnya, sebenarnya Jaehyun bukan tanpa alasan melakukan itu, tiba-tiba saja rasa khawatir menyergapinya mengingat mungkin saja salah satu dari keluarga Jongin berniat macam-macam pada Yuri, sangat mudah untuk memasuki lingkungan itu juga kunci pintu tempat tinggal Yuri terbilang mudah untuk dibuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Today, Just Like Yesterday (Completed)
FanficKehidupan rumah tangga bukan hanya perihal cinta dari antara kedua pihak tapi keluarga juga terlibat di dalamnya. Hadir di tengah keluarga itu seperti tidak ada habisnya masalah yang harus Yuri hadapi terlebih sosok sang suami yang sepertinya hanya...