🌀 THE WAY : 3. She is back! 🌀

49 12 19
                                    

Hidup ku, sehancur itu. Hanya kamu. Satu-satunya, hal terbaik ku.

*THE WAY*











Aisha dan Hero baru saja sampai disekolah. Hari ini, mereka memutuskan untuk berangkat ke sekolah bersama. Dengan alasan, mobil merah Aisha sedang rusak. Padahal itu hanya kebohongan.

Suasana sekolah pagi ini sudah ramai. Banyak murid yang sudah berdatangan. Beberapa diantara mereka sedang asik bercengkrama.

"Ro!" Kafie berteriak dari undakan tangga. Kemudian berjalan bersama Malik untuk menghampiri Hero yang baru saja turun dari mobil.

"Tumben banget lo lama," Kafie kembali berbicara. Walaupun dia tidak dihiraukan sama sekali.

"Woi, jawab gue elah!" Raut kesal Kafie terlihat. Memelototi Hero yang masih berdiri didepan mobil. Kemudian, Kafie ikut menoleh kearah perhatian Hero.

Pintu mobil disebelah kemudi terbuka. Disana, terlihatlah Aisha yang keluar dengan anggun. Kafie langsung melotot, sedangkan Malik hanya diam.

"Woah, pantesan lo lama. Ada Aisha," Kafie menoleh pada Hero. Memberikan tatapan mengejek.

Hero berdecak malas. Mendengar celotehan Kafie pada pagi hari termasuk hal yang harus dihindari. Dia tidak suka, pagi yang seharusnya tenang itu menjadi berisik karena Kafie.

Menanggapi perkataan Kafie tadi, Aisha hanya tertawa. Apalagi saat melihat raut kesal Hero. Alis yang ditukik tajam, mata yang mendelik malas. Itu terlihat lucu. Setidaknya bagi Aisha.

"Aduh, jangan ketawa gitu dong Sha. Nggak kuat batin gue," seperti biasa Kafie selalu mengeluarkan perkataan bernada lelucon itu. Inilah yang disukai oleh Aisha. Pria itu bisa mencairkan suasana. Tidak seperti Hero.

"Nggak kuat kenapa?" Sebenarnya Aisha tahu betul maksud perkataan Kafie tadi. Tapi tidak ada salahnya juga dia membalas dengan candaan.

"Ketawa lo bikin gue meleleh."

Mendengar itu, Aisha tertawa. Semakin keras daripada sebelumnya. Sementara Malik sudah memandangi Kafie dengan tatapan jengah. Perbuatan Kafie itu membuat Malik merasa jijik.

"Gombal lo!"

Mereka bertiga menoleh. Memperhatikan Hero yang memandang Kafie tajam.

"Bilang aja lo iri."

Hero mendengus. Kesal dengan sifat Kafie. Apalagi wajah pria itu yang saat ini seakan sedang mengejeknya.

"Gue iri? Nggak mungkin," Hero menatap Kafie dengan sudut matanya.

"Bagus deh. Aisha bisa sama gue," perkataan Kafie tidak hanya membuat Hero heran. Melainkan Aisha pun juga. Perempuan itu memandang Hero dan Kafie bergantian.

THE WAY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang