Chapter 2 : Can i love you?

17.8K 977 127
                                    

Di mohon untuk adik-adik yang di bawah umur 18 tahun untuk tidak membaca story ini. Demi menjaga kepolosan diri kalian 💚💙

Cerita ini hanyalah fiksi semata, jadi jangan sampai terbawa emosi pada karakter di reality.

Seluruh plot dan alur cerita adalah murni milik saya. Jadi tolong hargai dan mohon untuk tidak meremake story tanpa mencantumkan credit

Renjun membuka kedua matanya dan disambut oleh cahaya matahari yang menyapa mata cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun membuka kedua matanya dan disambut oleh cahaya matahari yang menyapa mata cantiknya. Sesuatu terasa kurang, Renjun mencoba membalik tubuhnya mengarah ke posisi Mark tidur. Namun kosong.

"Kak?" panggilan itu dibalas hening. Apa pria itu di kamar mandi? Sungguh Renjun tidak bisa memaksa dirinya untuk berjalan menuju kamar mandi. Salahkan saja pria berstatus suaminya itu. Mengingat kejadian semalam, Renjun tersenyum tipis.

"Kak Mark?! Kau di kamar mandi kah?" lagi-lagi hening. Tak ada tanda-tanda Mark di kamar mandi. Dengan menahan sakit, Renjun berjalan terseok-seok menuju kamar mandi dengan tubuh yang ditutupi selimut.

"Shhh, sakit sekali."

••••••

"Eh, Renjun sudah bangun?"

Renjun hanya tersenyum dan menghampiri mertuanya. "Iya ma. Kak Mark kemana?" lanjutnya bertanya.

"Ck, sudah mama duga ia tidak mengatakannya padamu. Tega sekali dia pergi kerja tanpa memberitahumu."

"Kak Mark tidak cuti? T-tapi dia bilang akan cuti dua hari."

Taeyong menggeleng. Ia juga tidak habis pikir dengan jalan pikir anak pertamanya itu. Terlalu persis dengan Jaehyun. Selalu mengutamakan pekerjaan. "Seharusnya begitu, tapi ia bilang akan ada klien penting hari ini."

Renjun hanya bisa tersenyum menyembunyikan rasa kecewanya. Padahal ia berencana mengajak Mark jalan membeli beberapa barang-barang.

"Ah, bisa minta tolong bangunkan Jeno tidak? Makanan sudah hampir selesai dimasak sepertinya. Panggilkan Jeno ya."

Wanita itu mengangguk lalu mulai berjalan menuju kamar Jeno. Tepat di samping kamar milik Mark, terdapat pintu kayu berwarna cokelat tua. Perlahan tangan itu mengetuk pintu kamar Jeno. "Jeno?" panggilnya pelan.

Namun karena sepertinya Jeno masih tertidur, akhirnya dengan pelan Renjun membuka kamar Jeno yang ternyata tidak terkunci. Kamar itu terlihat rapi untuk kategori pria. Ada sebuah akuarium ikan di kamar pria itu dengan ukuran yang lumayan besar. Aroma yang kemarin ia cium ketika ditahan oleh Jeno kini dengan jelas bisa ia cium lagi. Aroma khas pria itu.

𝙎𝙞𝙨𝙩𝙚𝙧 𝙄𝙣 𝙇𝙖𝙬 [𝙉𝙤𝙧𝙚𝙣] 🔞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang