O2-Assalamualaikum!

9 4 0
                                    

Juli 2018

"Woi Kokom!"

Kokom yang merasa terpanggil mencari orang yang memanggilnya tersebut, suara itu tidak asing ditelinganya.

Dan benar saja, yang memanggilnya itu adalah Vanya, Sahabat Kokom dari jaman orok.

"Apasih apa?"tanya Kokom dengan malasnya.

"Aku tuh kangen sama Kokom"kata Vanya.

"Astagfirullah, padahal selama libur kita main hampir setiap hari, hilih"jawab Kokom.

"Yaudah si, ayo cari kelas!"ajak Vanya menarik lengan Kokom.

Sekarang adalah hari pertama mereka menginjak kelas 12, masa-masa yang dimana mereka akan sibuk.

Vanya dan Kokom mengelilingi sekolah untuk mencari kelas mereka, IPS2.

"Alhamdulillah ketemu"ucap Vanya dan memasuki kelas barunya. "Pojok yuk bangku?"

Kokom hanya merespon dengan anggukan saja.

Kelasnya sudah cukup banyak orang dan hanya beberapa orang saja yang belum datang.

"Ca, oi Ica"panggil Vanya kepada Ica, teman sejak SD nya.

"Apa?"tanya Ica berbalik badan.

"Nanti kamu nyalonin jadi bendahara ya, kan kamu suka jajanin Vanya, sekarang mah bayarin Kas, okey fix no debat"kata Vanya singkat padat dan jelas.

"Hilih"

Semua murid sudah masuk kedalam kelas dan duduk dengan tentram. Semuanya sibuk dengan kegiatannya, ada yang gibah bersama teman-temannya, ada yang baca buku, ada yang mau caper nyuruh guru datang ke kelas tapi ditahan sama murid kelas.

"Lu kalo mau caper nanti aja dong, ini baru masuk woi jangan ngundang emosi mulu napa?!"ucap Vanya ngegas, ketika emosi Vanya akan berbicara lu-gua.

"Sabar mbak sabar"Dika menenangkan Vanya.

Dan akhirnya guru datang, Dahlia yang memang berniat untuk memanggil guru, dia tersenyum.

"Hilih, ini bukannya Bu Ratna ya?guru BK bukan sih dia, sejak kapan Bu Ratna jadi wali kelas. Astaga."bisik Kokom.

"Iya, dia Bu Ratna. Kemarin kan Ajeng bilang kalau wali kelasnya itu Bu Sari, kenapa yang masuk jadi Bu Ratna. Aaaaaaa tidakk..."balas Vanya berbisik dengan nada kecewa.

"Udah semuanya jangan ngobrol jangan julid, ibu mau ngomong"ucap Bu Ratna.

"Yaudah bu, ngomong aja"cerocos Ica.

"Ibu mau minta maaf dulu sama kalian, sekarang kan tahun terakhir kita bisa bareng-bareng."

"Dimaapin bu"Vanya dengan pedenya.

Bu Ratna hanya menatap Vanya dengan sinis, sehingga Vanya langsung buang muka menghadap jendela.

"Kelas akan di acak"lanjut Bu Ratna yang membuat Vanya kaget tidak bisa berkata-kata. "Sebagian murid ips 2 akan dipindahkan ke ips 1, begitu sebaliknya"

"Weh, Kom."Vanya melirik Kokom dan matanya berkaca-kaca.

Dia khawatir jika tidak sekelas dengan Kokom, meskipun Kokom biasa saja karena dia bahagia jika Vanya pindah kelas, telinganya butuh istirahat dari perbacot an seorang Vanya.

"Yang namanya disebut bawa tasnya dan menuju kelas ips 1."kata Bu Ratna melihat kertas hendak membacakan murid yang pindah kelas. "Ajeng, Dadang, Taeyong, Xinlong, Vanya, Asep, Nazwan, Faris, Chaeryeong, Siti"lanjut Bu Ratna, dan dilanjutkan dengan acara Vanya menangis tersedu-sedu.

"Hua...Kokom kita gak sekelas"kata Vanya mulai menangis dengan dramanya.

"Yaudah, sana lo pindah"jawab Kokom dengan muka sumringah.

"Huhu, yaudah Kokom bye!"ucap Vanya membawa tasnya dengan malas dan melambaikan tangan pada Kokom.

Kokom membalas dengan melambaikan tangan dan menyenderkan badannya dikursi.

"Akhirnya yaallah telinga bisa istirahat"gumam Kokom.

--

Vanya memasuki kelas ips 1, disambut dengan tatapan aneh.

"Hiks, Assalamualaikum"ucap Vanya duduk dikursi yang kosong.

"Waalaikumsalam"jawab orang-orang yang mendengarnya.

Vanya melihat sekeliling yang sedang memperhatikannya, dia mengerutkan dahi.

"Ada apanih, kok pada liatin?"tanya Vanya keheranan.

"Kenapa kok nangis?"tanya salah satu murid perempuan kelas ips 1, yang namanya tertulis dibaju itu bernama Wulan.

"Gak sekelas sama Kokom"Vanya menenggelamkan kepalanya dihoodie yang dia bawa.

"Ooh"semua orang yang mendengar percakapan Vanya dan Wulan, ber oh ria.

"Anak cewek gitu semua ya, nangis bisanya"cerocos seseorang yang membuat Vanya sedikit emosi.

"Apa?"tanya Vanya dengan muka penuh keinginan untuk menampol seseorang yang menyindirnya.

"Enggak, Kevin ganteng"balas seseorang yang tadi ternyata Kevin!

Vanya kembali menenggelamkan kepalanya di hoodie, dan melanjutkan halunya. Setelah menangis Vanya langsung biasa lagi, tidak ada acara nangis 2 hari.

"Assalamualaikum"ucap seseorang memasuki kelas, Vanya langsung melihat ke arah orang itu.

Dan itu adalah Pak Dadang, guru SMA  127.

"Waalaikumsalam"jawab semua murid ips 1.

"Sok aja kalian masih bebas kok, bapak juga assalamualaikum doang datang kesini, bye"Pak Dadang seorang guru SMA 127 yang paling random.

"Yaudah, bye"timpal Angga.

Murid yang lainnya melambaikan tangan kepada Pak Dadang.

"Oh iya, bapak mau ngasih tau. Bapak wali kelas kalian"Pak Dadang dibalik pintu.

"Gini amat punya guru"gumam Vanya.

"Iya anjir, tapi bersyukur gua punya guru kaya Pak Dadang"balas Kevin.

"Bisa bebas, bisa diajak bercanda"

"Idih, ngobrol kita?aw"kata Kevin dengan muka jahilnya.

"Mukalu tuh anjrit tau gak"

"Mukalu juga"




















--

Hai guys, semoga kalian suka sama cerita aku ya! Vote juga! UwU.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIFFERENT FEELINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang