Lauren melangkahkan kakinya menuju ruangan Gio-manajer jasa pengacara sekaligus sahabatnya. Cewek itu mengikat rendah rambutnya menjadi satu di tengkuk kepalanya, Fyi, ini memang style harian Lauren dengan profesinya yang sebagai pengacara.
Yups, Lauren adalah seorang pengacara yang bisa dikatakan sudah profesional mengingat sudah banyak kasus yang ia selesaikan. Mulai dari masalah utang-piutang, perceraian, penipuan, pencemaran nama baik dan lainnya. Keprofesionalannya ini adalah suatu pencapaian yang sangat bisa dibanggakan dengan umurnya yang masih muda yaitu 24 tahun.
Lauren menyelesaikan kuliahnya di negri Paman Sam dengan jurusan hukum. Pengacara memang merupakan cita-citanya dari sejak dudui di bangku SMP.
Back to topic, Lauren sampai di ruangan Gio, ia membuka pintunya. "Permisi."
"Ini dia pengacara yang akan mendampingi Anda di pengadilan." Seru Gio membuat perempuan yang ada di depannya menoleh ke arah Lauren.
"Duduk, Ren." Lauren mengangguk sambil memasang senyuman, ia duduk di antara Gio dan perempuan yang akan menjadi klien-nya itu. Fyi, meja yang ada di ruangan Gio ini adalah meja bundar dengan empat buah kursi.
"Ini klien Lo, Anna." Ucap Gio sambil menunjuk perempuan bernama Anna dengan lirikan mata.
Lauren mengulurkan tangannya. "Saya Lauren," Anna membalas uluran tangan Lauren. "Saya Anna."
"Bisa jelaskan kasus apa yang akan saya urus sekarang?" Tanya Lauren pada Anna.
"Akhir-akhir ini saya sering mendapat teror dari mantan pacar saya." Anna mengawali ceritanya.
"Mantan pacar?" Beo Lauren.
Anna mengangguk, "dia terus meneror saya dengan permintaan menikah, karena dia menyangka saya hamil."
Ini sebuah kasus baru bagi Lauren, ia akan melakukan yang terbaik.
"Mengapa mantan pacar anda menyangka bahwa anda sedang mengandung? Apakah kalian melakukan itu?" Tanya Lauren sungkan dengan kata terakhirnya.
"Ya, kami melakukan sex." Jawab Anna santai, "tapi, setelah melakukannya saya langsung memeriksakan ke dokter kandungan, dan hasilnya negatif."
"Maaf, bukan bermaksud ikut campur urusan pribadi anda. Tapi, apakah anda masih mencintai mantan Anda itu? Apa alasan kalian putus?" Tanya Lauren.
"Tidak, saya putus dengan dia karena dia berselingkuh." Jawab Anna.
Lauren mengangguk mengerti. Ia kadang berpikir, mengapa laki-laki selalu berbuat salah lalu menyesal hingga memaksa. Ini adalah salah satu kerumitan yang membuat Lauren belum ingin merasakan cinta.
"Bukti apa yang anda miliki mengenai peneroran dan perselingkuhan yang mantan pacar anda lakukan?" Tanya Lauren lagi.
Anna mengeluarkan ponselnya, ia menunjukkan beberapa foto screenshot chat, Lauren membacanya dengan teliti. Jelas ini pemaksaan dan bisa dikategorikan sebagai teror. Anna juga menunjukkan foto seorang lelaki tampan yang masuk ke mobil bersama seorang perempuan yang jelas bukan Anna, bukan itu saja, ada sebuah foto yang memperkuat tudingan perselingkuhan, yaitu foto lelaki tadi sedang berada di sebuah kelab dengan seorang perempuan di foto tadi yang berada di pangkuannya.
Jangan lupakan Lauren yang menatap mantan kekasihnya kagum. Lelaki itu sangat tampan, Lauren tidak bisa menampik.
"Bukti yang ada sudah cukup kuat untuk berlanjut ke jalur hukum." Ucap Lauren, ia merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu.
"Ini kartu nama saya, disana tertera juga nomor whatsap saya. Anda bisa kirimkan bukti-bukti tadi dan saya akan mencetaknya." Anna menerima kartu nama yang Lauren berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWYERS IN LOVE
Ngẫu nhiênLauren menatap jengkel ke arah pria dihadapannya ini. "Ngeyel banget sih Lo! Klien Lo tuh yang salah." Seru Lauren kesal Pria itu memutar bola matanya malas. "Klien saya mau bertanggung jawab loh. Salah ya?" "Tau ah!" Lauren melenggang pergi meni...