❤Special Chapter❤

697 70 171
                                    

Jan play music dulu:>

Pagi itu lagi-lagi Tsukasa tidak bisa memejamkan matanya dan hanya meringkuk diatas futon yang biasa dia pake tidur dengan Amane memeluk kedua kakinya hingga fajar menyingsing.

Tatapannya kosong hingga beberapa kali berhalusinasi mendengar Amane memanggilnya atau tidur disampingnya bahkan rasanya mata Tsukasa membengkak hingga tidak bisa mengeluarkan air mata sama sekali.

"Amane..."

Suara parau Tsukasa lagi-lagi mengucapkan nama Amane dan tentu saja saat ini yang ada di kamar mereka hanyalah barang-barang mereka yang sudah pecah berceceran dan berserakan di lantai karena ulah Tsukasa.

Sudah 3 hari sejak pemakaman Amane dan selama itu pula Tsukasa sama sekali tak bisa memejamkan matanya selain terus menangis dan memandangi kosong foto mereka dengan Nene.

Sudah 3 hari sejak pemakaman Amane dan selama itu pula Tsukasa sama sekali tak bisa memejamkan matanya selain terus menangis dan memandangi kosong foto mereka dengan Nene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Amane pulang jam berapa? Aku kangen Amane..."Racau Tsukasa memandangi ponselnya dengan tatapan kosong, terlihat Tsukasa sudah mengirim ratusan pesan pada Amane dan tentu saja takan ada balasan karena ponsel Amane tersimpan rapi di laci meja nakasnya.

"Amane tidak bosan bekerja? Amane lembur sudah 3 hari, Amane tidak bosan? Amane tidak kangen aku?"Racau Tsukasa memandangi foto Amane seakan foto hidup dan mendengar semua racauannya itu.

Daripada memikirkan jika Amane sudah di makamkan, Tsukasa lebih memilih memikirkan jika Amane sedang bekerja dan lembur berhari-hari.

Tsukasa masih menyakini bahwa Amane pasti akan pulang dan berteriak "Tadaima" seperti biasanya, ketika hari itu tiba Tsukasa akan berlari kearah Amane dan memeluknya erat sembari mengatakan.

Aku merindukanmu Amane dan aku hampir gila di dunia tanpa dirimu.

Sebenarnya, sejak hari pemakaman itu keadaan Nene tidak jauh berbeda hanya saja Nene berusaha tetap tegar dan selalu datang kerumah mereka untuk membawakan makanan Tsukasa atau membersihkan kekacauan Tsukasa.

Walau enggan, Nene selalu berusaha membujuk Tsukasa untuk tetap makan dan Nene selalu mengatakan jika kalau Tsukasa sampai sakit maka Amane akan bersedih.

Setidaknya kalimat itu berhasil membuat Tsukasa bertahan hidup hingga kini.

Bagi Nene ini adalah masa terberat mereka, Tsukasa benci melihat Nene yang mengingatkannya akan Amane dan Nene benci melihat Tsukasa yang berwajah mirip dengan Amane.

Mereka saling benci namun mereka berusaha menguatkan diri masing-masing demi Amane tentunya.

Pagi itu adalah hari minggu dan jam menunjukkan pukul 7 pagi, Nene sudah datang seperti biasanya sambil menenteng tas berisi bekal makanan seperti biasanya.

"Ohayou Tsukasa-kun, kutaruh makanannya disini jangan lupa dimakan dan aku akan bersih-bersih seperti biasanya"

Tsukasa dengan langkah gontainya duduk di kursi makan sembari memakan makanan buatan Nene tanpa suara sedangkan Nene sudah berlalu ke kamar Tsukasa untuk membersihkan semua kekacauan Tsukasa.

Antares || JSHKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang