5.SAMPAH

12 4 0
                                    

Pagi ini dua remaja SMA memasuki lapangan sekolah dengan menaiki motor besarnya. Sinar matahari yang sangat terik menyapa wajah ke dua remaja itu. Angin berhembus yang membuat rambut cewek yang sedang memeluk cowok itu berterbangan.

Area sekolah sangat lah rame karena melihat kedatangan Ezha dan Laura. Siapa yang nggak tau mereka? Seluruh SMA Diptera pun sudah tau akan mereka berdua.

Laura. Anak yang sangat cantik, pintar dalam segala hal dan juga mendapatkan kedudukan juara umum setiap tahunnya.
Ezha. Ketua geng yang sangat tampan, bertujuh tinggi tegap dan juga selalu di segangi oleh semua orang. Terutama semua orang di SMA itu.

Primus. Adalah geng yang di prioritas kan turun menurun setiap angkatan di sekolah itu. Setiap tahun pasti akan ada formulir pendaftaran yang tertempel di madiun sekolah. Hampir setiap tahun semua siswa maupun disini selalu berusaha untuk bisa masuk ke dalam geng motor besar itu.

Ezha. Ketua geng angkatan 3.
Damian. Wakil ketua.
Aab. Bendahara geng.
Memet, Danu. Sesi keamanan.
Mori. Sesi ketertiban.

Bukan hanya ada di sekolah saja untuk berperan sebagai ketua, wakil, bendahara, sesi keamanan maupun Sesi ketertiban. Geng besar itu setiap tahun nya selalu memlih ketua, wakil, bendahara, dan anggota inti lainnya.

Bukan hal yang mudah untuk masuk di dalam geng itu. Geng besar yang banyak sekali memiliki musuh. Bahkan banyak sekali penghianat di setiap tahunnya.

"Eh Ezha" Panggil Lauren.

Ezha dan Laura langsung menoleh ke arah belakang. Di belakang cewek itu sudah di susul oleh Damian, Enka, Memet, Danu dan Mori.

"Ngapain lo? Lo nggak punya malu ya? " Ucap Ezha.

"Ni aku bawain kamu bekal" Ucap nya sambil menyodorkan sekotak makan berwarna biru muda.

"Eh, lo nggak ada sungkan-sungkan nya sama gue ya? Lo nggak punya malu? " Ucap Laura.

"Eh emang siapa lo? " Ucap Lauren sok nggak kenal.

"Eh lama-lama lo itu ngeselin ya. Selama ini gue diam dan lo malah ngelunjak" Ucap Laura.

"Oh sorry " Ucap Lauren.

"San pergi lo. Ezha udah makan tadi pagi" Usir Laura sambil mengibaskan kedua tanganya.

"Eh siapa lo berani nya ngusir gue? " Ucap Laura kepada Laura.

"Lo ngajak ribut? Ayo gue ladenin" Ucap Laura sambil melepas tas sekolahnya. Tas itu sudah jatuh ke tanah.

Ezha hanya diam. Dia tidak percaya kalau Laura ternyata bisa galak. Setau Ezha Laura hanya galak kepada dirinya. ternyata nggak. Kepada orang lain pun dia lebih kelihatan galak. Terutama sama pengganggu ini.

"Udah sana pergi lo" Ucap Laura masih sabar.

Plakkk

Tamparan keras meluncur di pipi Laura yang putih. Kulitnya langsung memerah. Laura hanya diam. Satu tangannya memegang pipi nya dan yang satu nya mengepal kuat.

"Lo itu cuma sampah" Ucap Lauren.

Laura menghela nafas panjang. Kini semakin ramai semua murid mendatangi dan melihat aksi nya.

Plakkk

Satu tamparan keras melayang tepat di wajah Lauren.

"Selama ini gue diam. Gue diem saat gue lihat lo deket sama pacar gue. Gue diem bukan berarti gue lemah. Gue hanya diam. Mengikuti semua alur yang lo beri. Tapi, semakin gue diem semakin ngelunjak lo. Mau lo apa sih? Ezha sudah melok gue dan lo udah bukan siapa-siapa nya Ezha. Lo nggak punya malu? "Ucap Laura penuh penekanan.

ZHELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang