3.SENSITIF

46 8 0
                                    

Ke esokan harinya Ezha berniat untuk segera menjelaskan semua nya ke Laura. Sudah tiga hati lamanya Laura tidak menyapa dan menemuinya. Ezha tidak tenang. Dia menjadi seperti orang gila dan linglung.

"Tumbe lo? " Ucap Aab ketika melihat Ezha sudah datang sepagi ini.

"Nggak kuat gue di giniin terus sama Laura. Di diemin, di cuekin, ngechat nggak dibales.jangankan di bales di lihat aja nggak" Ucap Ezha sambul menaruh tasnya kertas kursi.

"Sama bos, bujuk tu Laura. Urusan Lauren biar gue, Memet sama Mori saja" Ucap Danu.

"Udah buruan" Damian mennyeggol tubuh Ezha.

"Lo nggak mah bantuin gue? " Ucao Ezha.

"Ya elah Zha, kayak nggak tau aja sama sikapnya Luluk sensitif aja setiap hari" Ucap Damian menjawab pertanyaan Ezha.

"Sama dong" Ucap Ezha.

"Udah buruan sana lo ke Laura " Ucap Aab.

"Lo juga mau kemana? " Tanya Mori ketika melihat Enka berdiri.

"Mau ke Vani" Jawab nya. Setelah itu dia berjalan keluar meninggalkan kelas.

"Dasar bucin" Ucap Damian.

"Ayo lah" Ajak Damian.

Segerombolan pasukan inti primus sedang berjalan melewati lorong sekolah yang sangat ramai di penuhi oleh murid-murid. Akan sadar dengan kehadiran mereka semua langsung terpisah menjadi dua. Gerombolan itu mengasih jalan buat mereka kalau mereka masih ingin hidup.

"Gue nyari Laura" Ucap Ezha setelah berdiri di depan pintu.

"Tu dia diem aja dari tadi" Ucap Sinta yang sedang menghapus papan tulis.

"Gue masuk ya? "

"Dipersilahkan" Ucap Yuni dengan sopan.

Laura tidak sadar akan kehadiran Ezha. Kini cowok itu sudah mengusir Vani dari tempat duduk nya sendiri. Ezha duduk di sebal Laura.

Kedua mata Ezha hanya tertuju pada Laura. Laura benar-benar tidak sadar akan hal itu. Seketika kelas menjadi hening. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Semua pandangan hanya tertuju kepada Ezha dan Laura.

"La? " Laura langsung terbuyar dari lamunannya.

Laura mengerutkan keningnya ketika melihat Ezha sudah duduk di sebelahnya."apa? "Ucap nya .

" Aku kangen sama kamu La, jangan kayak gini dong"ucap Ezha.

"Terus? Mau kamu apa? " Ucap Laura.

"Jangan marah sama aku dong. Aku kan bisa jelasin baik-baik sama kamu. Udah tiga hari kamu nggak ngehubungin aku, aku chat nggak mau bales. Jangan kan di bales di baca aja nggak. Di telfon juga nggak di angkat. Plisss La jangan giniin aku" Ucap Ezha dengan wajah memelas.

"Udah? Kalau udah sekarang aku yang ngomong" Ucap Laura dengan dingin.

"Kalau misalnya aku pelukan sama cowok lain kamu marah nggak? " Ucap Laura langsung di balas dengan bulatan mata oleh Ezha.

"Jangan pergi dong La" Ucap Ezha.

"Sakit kan? Itu yang aku rasain ketika ngelihat kamu pelukan sama Lauren" Ucap Laura dengan sendu.

"Gue bakal jelasin semua nya supaya lo percaya sama gue" Ucap Ezha meyakinkan Laura.

"Jangan disini, malu banyak orang" Ucap Laura.

"Pulang sekolah nanti ikut ke WPM(warung pak Maman) " Ucap Ezha sambil berdiri.

"Lo marahan sama Laura? " Ucap Vani ketika Ezha sudah berada di ambang pintu.

ZHELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang