𝓚𝓪𝓵𝓸𝓹𝓼𝓲𝓪

88 16 17
                                    




Di tengah sibuknya Seoul di malam hari, Hyunjin berjalan lurus tanpa peduli pandangan jijik yang dilemparkan ke arahnya. Dirinya tak menghiraukan tatapan sinis atau makian yang ia terima ketika berjalan sengaja-tak sengaja membenturkan bahunya ke pejalan kaki lain.

Hoodie lusuh, jeansnya yang robek tanpa disengaja, dan sepasang sepatu kusam dengan tapaknya yang hampir menganga setia membalut tubuhnya yang kedinginan. Ia tak bisa memikirkan apapun di kepalanya. Pikirannya kosong mengantarkan dirinya yang menyebrangi jalan raya ketika traffic light pejalan kaki masih merah. Telinganya dihujani suara klakson atau bahkan sumpah serapah. Namun ia tak berhenti, entah ia tak sadar atau memang tak ingin sadar Hyunjin tetap memaksa berjalan. Tubuhnya sedikit bergetar melangkahkan kaki kanannya kemudian menyeret pelan kaki lainnya. Dengan keadaan seperti itu dan aksinya, sebut saja Hyunjin gila karena memang begitu faktanya.



Hyunjin terperanjat begitu seseorang yang tak ia ketahui menggenggam pergelangan tangannya menarik dirinya paksa untuk mundur ketika ia nyaris tertabrak truk ekspedisi. Matanya terbelalak, bukan karena truk yang hampir saja mengakhiri hidupnya namun karena genggaman hangat yang ia sendiri tak ingat kapan hal ini terjadi. Setelahnya tanpa sadar wajah dinginnya menarik kurva indah melukis senyuman yang tak pernah muncul beberapa waktu ini. Hyunjin tak lagi sadar, pandangannya kabur dan secara perlahan menutup matanya.



Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwang Hyunjin

Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shin Ryujin

Kelopak mata itu terbuka secara perlahan. Kepalanya terasa berat juga sedikit pusing ketika korneanya terkejut saat menerima rangsangan cahaya. Jemarinya mulai bergerak dirinya secara paksa mengembalikan tenaga mencoba mengangkat lengannya untuk menutupi sebagian wajahnya. Bola mata itu bergerak mengintip dari sela-sela jari yang mendindingi pandangannya.

ini dimana?” batinnya kala mendapati ruangan sekitarnya begitu asing. Ia bersumpah bahwa sama sekali ia tak pernah melihat pemandangan ini.

Kalopsia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang