1

19 0 0
                                    

"Miha," panggil seseorang menginterupsiku dari kegiatan mewarnai gambar. Suara tersebut kuingat dengan baik walau bibi Kim sering bilang kalau aku mudah melupakan sesuatu, "lekas mandi dan bergegas, akan ada rekaman lagi menantimu," lanjutnya.

Aku tidak menjawab, tapi aku menurut perkataannya, aku menyimpan pensil warna yang tadi kugunakan ke dalam tempatnya dan menyimpan semua peralatan menggambar ke lemari kecil milik kami bersama.

Bibi Kim mengantarku ke kamar mandi, menyiapkan pakaian terbaikku, dan meriasku seakan-akan sebuah boneka hidup.

Tadi katanya ada rekaman, namun bukan berarti aku ini seorang aktris cilik atau bisa saja dibilang begitu, karena aku melakukan akting dan akan mendapatkan imbalan dari aktingku tersebut. Imbalannya berupa uang, dan nantinya diberikan kepada pihak panti asuhan tempat aku tinggal dan dibesarkan.

"Jung Miha, mungkin tidak terlihat tapi tahun ini ia menginjak umur 10 tahun, ayo, beri salam kepada mereka,"

Dua orang di depanku menyapa dengan ramah, sepasang aktor dan aktris yang akan berperan menjadi orang tuaku dalam sebuah variety show bertemakan kehidupan selama pernikahan atau disebut 'We Got Married', acara yang sangat digemari sekaligus dibenci di pertelevisian Korea Selatan. Idola mereka akan melakukan akting menjadi suami atau istri dari idola lain, tentu saja banyak penggemar akan cemburu dan membenci acara ini, tetapi ada juga penggembar yang berharap idola mereka memiliki hubungan khusus dengan idola lainnya, biasanya keduanya adalah idola kesukaan mereka.

Sutradara bilang aku akan tinggal di sini selama dua minggu, memerankan anak dari penduduk sekitar lokasi syuting dan minta tolong untuk diasuh sementara, yang mana pasti banyak penggemar menganggap aku adalah anak sungguhan mereka dan menjadikan patokan bagaimana idola mereka memperlakukan anaknya suatu saat nanti.

Padahal semuanya sudah direncanakan dalam skrip.

Tidak ada yang benar-benar sungguhan di sini, aku tidak mengada-ngada, ini bukan pertama kalinya aku berperan dan akting dalam acara ini, faktanya sudah lebih dari tiga kali, dan ketika kontrak mereka selesai sebagai pasangan suami-istri bohongan, mereka akan kembali pada kegiatan mereka masing-masing sebagai selebriti yang pernah bekerja sama dalam sebuah projek.

"Miha, baik-baik dengan mereka ya," ujar bibi Kim dan sutradara nyaris bersamaan, kemudian mereka pergi meninggalkanku dengan sepasang suami-istri bohongan ini.

Pekerjaan ini sebenarnya tidak buruk, maksudku, aku mendapat imbalan yang cukup besar untukku pribadi dan seluruh penghuni panti asuhan, para selebriti tersebut juga memperlakukanku dengan baik, paling tidak, mereka tidak pernah menyakiti dan membuatku tidak nyaman.

Hanya satu hal yang mengangguku, karena pekerjaan ini, aku terhambat memiliki orang tua sungguhan, aku ingat dua-tiga kali sepasang suami-istri sungguhan ingin mendopsiku sebagai anak mereka, tetapi bibi Kim mencegahnya, mengatakan bahwa aku sudah diadopsi oleh orang lain. Bibi Kim seperti itu karena aku bisa dibilang satu-satunya pendapatan untuk panti asuhan ini, mungkin kami mendapat bantuan dari pemerintah dan beberapa perusahaan, tapi itu hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Kupikir itu hal yang buruk, aku juga ingin mempunyai orang tua sungguhan, yang menyayangiku sebagai bagian dari keluarga mereka, menjalani kehidupan biasa, bukan orang tua kontrak dua minggu per tiga bulan dengan identitas palsu dari pihak yang lebih berkuasa. Tapi setelah aku pikir lagi, hidup seperti ini tidak ada salahnya, aku bisa mendapatkan mainan, pakaian, bersekolah, semua yang aku mau -kecuali orang tua tetap- para selebriti tidak pernah membuatku tidak nyaman, aku bisa menghidupi banyak adik-adik dan kakak-kakakku di panti.

.

"Jung. Mi. Ha!"

"Ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(K)eluarga (B)eragensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang