prolog

43 5 1
                                    

Happy reading;)
Jangan lupa vote sebelum baca, ya;)


~~~♡~~~

Sekarang, media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk mencari teman. Sekarang, media sosial bisa merangkap menjadi apa saja--tempat cari jodoh, tempat saling nyinyir dan nyindir--pokoknya, sekarang media sosial itu sudah banyak bisanya.

Tak jarang drama percintaan juga muncul di media sosial. Bisa menjadi lebih indah dari dunia nyata, dan bisa juga lebih menyeramkan dari dunia nyata. Kalau kata orang-orang, sih, menyeramkannya itu ketika--pacaran online, sakitnya beneran--yang bisa membuat gila karena ingin membalas pun bingung bagaimana.

Chery Wandani Cantika--atau kerap disapa Chery--kini tengah berada di masa tergila-gila dengan yang namanya media sosial. Pacaran online? Sudah sering. Namun, sampai saat ini Chery belum pernah patah hati karena pacaran online. Karena setiap kali Chery menjalin hubungan dengan seseorang yang dikenalnya melalui media sosial, Chery tidak pernah melibatkan hati dan perasaan.

Namun, semuanya berubah ketika dia datang. Bukan sebagai pacar online Chery, melainkan hanya sebagai seorang teman online rasa pacar. Dunia Chery dibuat jungkir balik. Galau setiap hari, murung setiap saat. Jari yang mengetik, hati yang terkena akibat. Pokoknya, Chery kapok. Dia merasa terkena karma yang datang secepat kilat.

"Seriusan, Cher? Lo masih ngarep sama cowok hayalan lo itu?"

Chery mendesis sinis lalu menatap seorang gadis yang kini duduk di sebelahnya. Mendesah malas, Chery menjawab, "Dia bukan cowok hayalan!" Lalu Chery menatap ponselnya yang tergeletak di atas meja. Raut wajahnya berubah sendu, menatap layar yang menampilkan room chat seseorang yang beberapa minggu ini selalu membuatnya uring-uringan.

Gabby--sahabat Chery--menatap miris sahabatnya itu. Dia menggeleng beberapa kali, lalu menepuk bahu Chery pelan. "Di sekolah, cowok yang deketin lo itu banyak. Yang ngejar-ngejar ngemis minta pacaran sama lo juga banyak. Tapi, kenapa lo malah ngebucinin orang yang wujudnya aja lo nggak tahu? Kalau gue jadi elo, nih, bagusan gue milih salah satu di antara mereka dari pada jadi bucinnya manusia tak kasat mata. "

Lagi-lagi Chery mendesis sinis. Dia berdecak, sebal dengan Gabby yang selalu saja merecokinya tentang hal ini. "Gue bisa apa kalau gue jatuh cintanya sama dia? Emangnya gue bisa nentuin, kepada siapa gue bakal jatuh cinta? Kalau disuruh milih, gue juga nggak mau kayak gini. Tapi, mau gimana lagi? Hati dan perasaan itu nggak bisa dibohongin," ucapnya. Lalu, detik berikutnya dia langsung memekik senang begitu tulisan online sudah terpampang di bawah nama seseorang yang sedari tadi ditunggunya.

Gabby yang melihat hal itu hanya memutar bola mata jengah. Dirinya benar-benar tidak habis pikir dengan sahabatnya yang sampai menjadi sebucin itu hanya karena seorang cowok yang dikenalinya melalui Facebook itu.

Satu menit.

Tiga menit.

Lima menit.

Sepuluh menit.

Chery hanya bisa mendesah kecewa begitu di layar tidak menunjukkan tanda-tanda tulisan mengetik, yang artinya orang yang sedari tadi ditunggunya sama sekali tidak ada niatan mengiriminya pesan. Dengan kesal dia melempar ponselnya ke arah kasur sambil menjerit tertahan, lalu Mengacak-acak rambutnya prustasi.

"Cher, nggak usah gila, deh!"

Teguran yang dilayangkan Gabby hanya dianggap angin lalu. Bahkan, jeritannya kini sudah berubah menjadi tangisan keprustasian. "HUAAAA! JAHAT BANGET SIH LO, DEWA. GUE DI SINI NUNGGUIN ELO, BEGO!"

Gabby yang melihat hal tersebut langsung meringis. Sepertinya, sahabatnya ini benar-benar sudah terkena virus bucin. Lihat saja, keadaan Chery saat ini sungguh memprihatinkan. Terkutuklah seseorang yang diketahuinya bernama Dewa itu yang berhasil membuat seorang Chery gila.

"Huhuhu ... gue nyerah, deh, Gab. Gue nyerah sama hubungan abu-abu ini. Huhuhu ...," tutur Chery di sela-sela tangisnya.

Dia menatap ponselnya yang kini tergelatak di kasur. Beranjak berdiri, Chery berjalan ke arah kasur dan mengambil ponselnya itu. Menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Sadewa Putra Alam. Pokoknya, kali ini Chery harus benar-benar melupakan cowok itu. Tidak peduli seberapa besar rasa cinta yang Chery miliki untuk cowok itu, yang pasti dia harus bisa melupakan Dewa. Pokoknya, kali ini tekad Chery sudah bulat. Bulat sebulat donat yang ternyata kini kembali terbelah menjadi dua.

Ting!

-----------------------------------

Sadewa Putra A.
Hai, Bebz😘

--------------------------------------

Ambyar! Tekad bulat dan niatan untuk melupakan langsung hancur berantakan!

~~~♡~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pacar OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang