BAGIAN SATU

309 22 4
                                    

Win memasang muka jengkel melihat Charlotte, anjingnya itu yang lebih menurut kepada laki-laki berperawakan gagah itu, Bright daripada dirinya sendiri, sang pemilik.

"Win, Charlotte laper. Kamu lupa kasih makan dia ya?" tanya Bright sambil mengelus hewan piaraan kesayangan Win itu.

Win menggeleng. "Tadi aku kasih makan dianya gak mau kak"

"Maunya cuma sama Paman ya, sayang?" ujar Bright mengajak bicara Charlotte, sambil tertawa pelan.

"Iya, maunya cuma sama Paman Bright yang tua, menyebalkan pula" sahut Win keras, membuat Bright mengalihkan pandanganya ke Win.

"Win.." Bright menatap tajam Win, bermaksud mengintimidasi.

"Ampun deh kak, gak lagi" Win menyerah, bukannya takut akan sosok marah Bright, tetapi dia tak bisa berhenti tertawa jika melihat kelakuan Bright saat sedang marah.

Bright tersenyum menang lalu segera menuangkan makanan untuk Charlotte.

"Memang Charlotte doang yang paling baik"

Win menggeleng pelan. Sifat Bright memang berubah total jika bersama Charlotte.

"Ah, Win. Kamu ada kelas siang?" tanya Bright melihat Win terburu-buru mengenakan sepatu sneakers nya.

Win mengangguk. "Iya kak, udah mepet. Titip rumah ya"

"Ayo, aku antar" Bright beranjak dari posisi duduknya.

"No, aku gak mau repotin Kak Bright" jawab Win menolak halus.

"Sama sekali gak, Mobilmu juga lagi diservice kan? Ayo" Bright segera mengambil kunci mobilnya yang tadi ia letakkan di atas kulkas. "Charlotte, paman dan kakak Win pergi dulu. Jangan nakal, oke?"

Win tersenyum samar melihat Bright yang begitu menyayangi Charlotte.

Lalu apa Bright sendiri menyayangi dirinya?

💫💫💫

"Kak Bright gak capek kan?" tanya Win cemas, takut jika Bright kelelahan mengantarkan dirinya. Apalagi Bright bilang tadi malam hanya tidur selama 3 jam.

Bright menggeleng. Tubuhnya bergeser ke arah Win, tanganya dengan cekatan memasang sabuk pengaman milik Win.

"Aku bisa pasang sendiri" ujar Win gugup.

Bright masih belum beranjak dari posisinya, terlalu dekat.

"Kelamaan, dasar bocah" sahut Bright sambil mengacak rambut Win.

Win menggigit bibirnya, dirinya benar-benar ingin meledak melihat senyuman Bright yang sedekat ini.

"Oke, ayo berangkat " ucap Bright beralih ke setir mobil di depannya.

Perjalanan ke kampusnya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sangat singkat bagi Win jika bersama Bright.

"Thanks kak" ucap Win dibalas anggukan Bright. "Hati-hati pulangnya"

Bright pun segera pergi, meninggalkan sosok Win yang kini berdiri mematung.

"WIN!" teriak seseorang seraya menepuk bahu Win lumayan keras, membuat Win yang tadinya diam terkejut.

"Aih, Love" Win berdecak pelan melihat wajah Love, sahabatnya itu tampak tersenyum puas.

"Kak Bright udah pergi?" tanya Love sambil mengedarkan pandanganya.

Win mengangguk. "Kenapa memang?"

Love tersenyum kecil. "Kemarin Kak Bright ngajak aku jalan. Dia bilang akan jemput aku sore ini"

BETWEEN US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang