1| Hadirnya dirimu

5 1 0
                                    

awal yang baik bukan berarti pas belokkan lancar

Make It right - BTS

Suara speaker pramugari menggema di Bandara Husein Sastranegara lebih tepatnya di daerah Bandung, seorang gadis yang tertidur di kursi pesawat itu terganggu dan mulai menyesuaikan penglihatannya dimulai dari yang cahaya dari jendela pesawat, pramugari yang sibuk membangunkan  penumpang pesawat lainnya dan ia yang mulai sendirian mungkin semua sudah turun pikirnya, lalu ia pun bergegas mengemasi barang bawaan yang sedikit ia bawa lalu bergegas turun sebelum ia terdampar di negeri orang. Sedikit terburu-buru mungkin mendefinisikan perjalanannya setelah membawa koper mini yang ia bawa dari awal keberangkatannya menuju tempat kelahirannya ini, menghirup udara sejuk fajar dengan rakus bukan hal yang luar biasa karena ia sudah terbiasa mungkin, ia bergegas keluar dari area lepas landas pesawat lalu menghampiri seorang gadis yaitu adeknya

"KAKAK!" teriakan adiknya bukan masalah baginya mungkin para pengunjung lainnya yang bermasalah, dengan tidak malunya dia langsung bergegas menerobos orang-orang yang juga menunggu kerabatnya atau bahkan pacar LDR mereka, apasih ngelantur

" hust!! Lo kalo mau teriak bisa di hutan, jangan di tempat umum juga kali!" ya walaupun ia tak masalah, mungkin akan menjadi masalah jika adeiknya menghampirinya lalu tatapan semua pengunjung kepadanya

"hehe, ya kan adek kangen sama kakak" dibilang ilfeel engga dibilang kangen juga dikit, jadi di iyakan saja dengan deheman, mungkin adiknya akan berhenti mempermalukannya begitu lah pikiranku gaes..

"Oh ya, habis ini langsung ke cafe Tante Rina ya, soalnya kakak ada urusan" langsung menggenggam tangan mungil adiknya dengan sekali hentakan tanpa mendengar semua racauan orang yang keluar dari rahim ibunya setelah ia tentunya

17.01 pm

Setelah perbincangan nya dengan Tante Rina atau adik dari Ibunya yang sekarang sudah tiada itu, mungkin sedikit mengingatkannya dengan kenangan yang tertinggal dan harum aroma ibunya yang membekas di ruangan yang ia pijak beberapa detik yang lalu, hidup menjadi anak yatim piatu bukanlah hal yang ia inginkan, dari dulu ia selalu menginginkan waktu berkumpulnya keluarga layaknya keluarga di luaran sana yang terlihat manis sekali jika dilihat dari luar rumah mereka, walau realitanya saja ia tak tahu

"Ibu, kakak selalu rindu sama ibu" suara lirihnya saja tak terdengar di telinganya sendiri, lalu keheningan mendominasi ruangan yang ia selalu sukai wanginya, wangi parfum rilex khas ibunya, menit demi menit terlewatkan hanya ia gunakan untuk mengingat kenangan bersama ibunya, ia saja tak ada di TKP saat ibunya dinyatakan meninggal karena serangan jantung yang memang ibunya miliki

"Kak Aury" panggil seseorang yang tentunya adiknya, masa iya dedemit di siang bolong..ah udah deh
Nama itu, nama yang ibunya beri untuknya Aurya Megantara yang sudah biasa dipanggil Aury oleh semua orang kecuali anak kecil rese yang menghinanya dulu, ia sadar ia anak sulung maka sudah seharusnya ia bekerja untuk menafkahi adiknya dan dirinya sendiri, sudah cukup bantuan yang diberi Tante Rina mungkin itu terasa berlebihan baginya karena tantenya sudah sabar merawat adiknya saat detik-detik terakhir sang ibu, dan mulai membantu pelaksanaan pemakaman Ibunya

"Kak Aury kepikiran ibu lagi yaa?" memang jalan darah jadi adiknya sudah peka terhadap yang ia lakukan sekarang, syukurlah setidaknya baru belajar peka

"Sedikit, udah deh..cepet sholat Maghrib dulu, nanti kakak bikin makan malem kalo udah sholat Isya' nanti ya, katanya kangen masakan kakak" Aury sebenarnya tidak ahli dalam hal memasak, tapi ia bisa kok walau sekedar Nasi goreng yang menemani makan malam bersama Arina Megantara -adiknya- di kost-an nya  ini, sebenarnya kostnya milik Tante Rina mangkanya ia dapat promo besar-besaran walau tantenya sempet menolak dan menyuruh ia tinggal saja di rumahnya bersama suaminya juga anak lelakinya, tetapi alasan Aury sempat mengundang anggukan dari tantenya itu.

AURYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang