#Chapter 1
P E R T E M U A N
Ini merupakan tahun terakhir bagiku menjalani hari hari dalam kesendirian, hubunganku yang kerap kali kandas, tak terhitung sudah berapa banyak nama pria yang mengisi daftar mantanku, setelah sekian lama aku mendambakan sosok yang aku idam idamkan selama ini, inilah saatnya...(pikirku) akhirnya aku menemukan sosok impianku, sesuai dengan segala macam kriteria yang aku inginkan, awal nya aku merasa sangat bahagia dan merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia ini, dan aku merasa sangat dicintai, aku dimanjakan dengan hadiah hadiah eksklusif olehnya, wanita mana yang mampu menolaknya, tapi semua itu berubah..
Hatiku merasa ada yang tidak biasa dengannya, dengan perlakuannya yang kerapkali menekanku dan membatasi ruang gerakku, itu membuatku tidak nyaman, mungkin pada awalnya aku senang dan merasa diperhatikan, iyaahh aku memang senang akan perhatian yang jarang aku dapatkan dari siapapun, terlebih lagi kisah cintaku yang kerapkali gagal..
.
.
.
Sosoknya bernama Mavin..."Kali ini aku tidak boleh gagal untuk membuat glory bertekuk lutut padaku,"ujar Mavin.
.
.
.
Mavin terlihat sangat percaya diri ketika akan berjumpa dengan Glory di sebuah cafe hits favorite-nya untuk menikmati hari ditahun yang baru ini, ia yakin Glory akan segera berada digenggamannya.
Sementara itu, dari kejauhan terlihat sosok Glory yang datang dan mencari cari keberadaan mavin di cafe itu.
.
.
.
" Glory!", panggil Mavin dengan suara lantang sambil tersenyum serta melambaikan tangan." Mavin", sahutnya sambil tersenyum manis lalu bergegas menghampiri bangku yang telah dipesan oleh Mavin.
"Akhirnya peri cantik ku datang juga, aku pikir kau tidak mau datang kesini untuk sekedar nongkrong dengan ku," umbar Mavin dengan rayuan manis andalannya.
" Ah Mavin paling bisa deh kalo ngerayu," jawab Glory sambil terseyum kecil dengan perasaan yang sedikit baper.
" Oh iya cantik, mungkin kamu ada menu favorite di sini? Biar bisa aku pesenin buat kamu, atau mungkin kamu mau coba menu kesukaanku, mauveberry mochalatos itu enak juga lhoo..dijamin kamu pasti suka, deh" ujar Mavin antusias.
" Emm..aku terserah kamu aja deh mavin," timpal Glory yang sebenarnya belum pernah menginjakkan kaki di cafe sehits
dan semahal itu.
.
.
.Baginya, tidak ada waktu yangharus diberikan untuk menghabiskan uangnya hanya untuk sekedar meneguk coffe dan kudapan
dengan harga selangit itu.Sedari kecil ia terbiasa untuk hidup hemat dan sesederhana mungkin, kebiasaan itu ia dapat dan ia tanamkan dari ajaran keluarganya.
Walau sebenarnya Glory berasal dari keluarga yang cukup berada namun ia berusaha menutupinya dengan kesederhanaan.
Glory masih tertegun dengan gaya hidup mewah Mavin terlebih uang yang ia habiskan bukanlah hasil dari jerih payahnya sendiri.
Iya tentu saja, kendaraan mewah serta uang yang ia pakai untuk mentraktir Glory di cafe mahal adalah uang jajan dari orang tuanya.
Sungguh ngenes.
.
.
.
"Hei!, haloo Glory sayang, kok melamun aja sih, aku liatin dari tadi juga, kamu lagi mikirin apa sih cantik?"Eh oh enggak Mavin,kamu ada manggil aku tadi?, sorry ya aku enggak denger tadi, lagi gak konek ihh hehe," sahut Glory.
"Ah aku tau, pasti kamu lagi terpesona sama muka charming aku kan Glory, udah ngaku aja deh gapapa, aku malah seneng kok hehehe,"rayu Mavin.
"Iih paansih Mavin, mulai lagi deh," sahut Glory terseyum malu.
"Eh ini pesenan kita udah datang, yuk yuk maem Glory, kamu mau aku suapin gak?, aku suapin aja ya, ya ya boleh, please," ujar Mavin dengan wajah penuh harap.
"Emm boleh deh vin,"timpalnya dengan senang hati.
.
.
.
Mereka pun menikmati menu yang telah dipesan sambil berbincang hangat seputar kegiatan harian mereka serta mengenang kembali masa sekolah dasar yang pernah mereka lalui bersama selama satu sekolah dulu.Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam,sudah 2 jam mereka berbincang bincang sekedar bersenda gurau sambil mengenang kisah sekolah masa kecil mereka, sesekali mereka tertawa mengingat moment moment lucu yang awkward banget, itu menjadi kisah awal dari hubungan mereka.
Berselang waktu, Mavin mengantar Glory pulang sambil berbincang bincang penuh canda tawa didalam mobil Range rover sport miliknya, upss lebih tepatnya lagi...milik orang tua nya,
Akhirnya mereka sampai tepat didepan rumah Glory, ia menawarkan Mavin untuk mampir dulu barangkali istirahat sejenak dan menikmati malam indah dipenuhi kemilau bintang bintang. Tapi Mavin tidak mengiyakan ajakan Glory dan memilih bergegas untuk pulang dengan alasan masih ada sesuatu hal yang harus ia kerjakan.
Setelah mobil Range rover sport milik Mavin tidak terlihat lagi barulah Glory bergegas masuk membuka pagar rumahnya, sambil menghela nafas.
.
.
.
Glory segera berlalu masuk ke dalam kamarnya kemudian berbaring diatas ranjang kesayangannya dan memeluk erat boneka bantalnya, ia masih tak menyangka bisa berjumpa dengan teman lamanya, yang menurutnya sangat tamvan."Aku masih tidak menyangka bisa berjumpa lagi dengannya,teman sekolah masa kecilku dulu,
Mavin terlihat sungguh berbeda saat ia sudah dewasa, ia begitu tampan, baik hati dan terlihat sangat peduli padaku, aku belum pernah diperhatikan sampai seperti ini oleh mantan mantanku sebelumnya, tapi dengannya aku benar benar merasa dimanjakan,
Sepertinya aku mulai jatuh cinta dengannya, ahh apa ini cuma perasaanku saja, aku harap, aku masih bisa bertemu lagi dengannya nanti, ujarnya sambil tersenyum.
.
.
.
Lalu, selang beberapa minggu ini mereka intens untuk bertemu, dan Glory yang merasa sudah yakin pada Mavin pun menceritakan perihal laki laki yang saat ini sedang dekat dengannya kepada sahabat karibnya semasa sekolah yaitu mikha dan nana."Ry, gimana sama gebetan lo yang sekarang, dah sampe tahap mana nih, dia udak nembak belum?, apa udah jadian?," tanya mikha.
" Iyaiyaiya gimana gimana bagi bagi cerita dong ke kita, konsultasi dulu sama kita, ntr eh jangan jangan ujung ujungnya putus lagi kayak sebelum sebelumnya, enggak capek apa kamu ganti pacar mulu, idiihh capedehh".
" Iiih jangan gitu napa, temen lagi bahagia, dukung kek supaya aku langgeng, eh dia udh bilang sih tentang perasaanya...ke aku, tapi aku belum ngasi jawaban, aku masih bingung harus jawab apa nih.
"Iya itu terserah hati lo aja, mau nyoba buka hati lo buat kisah yang baru apa enggak, lagian kita belum terlalu paham karakter gebetan baru lo tu kayak gimana.
.
.
.
Seminggu berselang, akhirnya Mavin dan Glory resmi memutuskan untuk berpacaran.Mereka menikmati moment moment romantis mereka layaknya pasangan muda lainnya, mulai dari makan dan nongkrong di cafe, ke tempat liburan bareng, dan sering berkunjung kerumah masing masing dari mereka, bahkan saking seringnya, orang tua Glory mungkin sampai mual melihat tampang Mavin setiap hari.
Hal itu mereka jalankan kurang lebih satu setengah bulan ini, awalnya Glory sangat bahagia menikmati moment moment indah ini bersama Mavin setiap harinya.
Namun seiring berjalannya waktu tanpa sadar ia telah kehilangan waktu kebersamaan bersama teman dekatnya, teman yang selalu mendukung apapun pilihan yang dia impikan, yang selalu ada saat dia menangis menulis daftar nama mantan mantannya.
.
.
.
Begitulah cinta, terkadang ia membuat kita lupa akan semua hal dan terbuai dengan segala keintiman yang terjadi, tanpa kita tahu yang sesungguhnya bahwa.. apakah cinta yg ia berikan nyata adanya atau hanyalah bualan semata?
Terkadang terjebak di cinta yang salah, itu artinya kita telah siap akan konsekwensi, memilih, melepaskan dan kehilangan sesuatu berhaga entah salah satu atau bahkan segalanya.Entahlah, hanya ia dan hati kecil nya yang tahu.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
cinta bukanlah penjara
Romance18+ Namaku Glory, aku seorang gadis dengan banyak pengalaman cinta, dari sekian cerita cinta yang telah aku alami, pandanganku tertuju pada seorang pria yang sudah cukup lama aku kenal, hanya saja baru belakangan ini kami intens bertemu untuk sekeda...