#Chapter 3

28 2 1
                                        

T E R L A M B A T

Aku mengernyitkan dahiku, penglihatanku tertuju kearah jendela yang menyibak, seolah memberi ruang mentari masuk menembus ke dinding kamar yang membuat mataku silau, rupanya mama yang telah membuka tirai jendela kamarku, aku lantas melihat jam wekerku yang sudah menunjukkan angka delapan.

"Astagaa mamaaa, mama kenapa gak bangunin akuuu sihhh, aku kan bisa terlambat datang kekampus hari ini, mana hari ini aku ada ujian presentasi lagi hufftt sebeeeel..ujarku dengan nada kesal.

"Iiih salah kamu sendiri, kenapa bangun siang, lagian udah mama panggil panggil kamu gak bangun bangun juga, susah banget bangunin kamu, sama tuh kamu kayak papah mu, yang kalo tidur kayak orang mati,"kata mama dengan nada sewotnya.
.
.
.
Aku langsung bergegas pergi kekamar mandi tanpa menghiraukan ocehan mamaku itu yang kalau lagi ngoceh bisa sampai berjam jam lamanya, jadi lebih baik aku memanfaatkan waktuku untuk bersiap siap berangkat menuju kekampus.

Ketika aku sudah siap berangat menuju kekampus, lagi lagi handphoneku berdering, aku sudah sangat hafal suara deringan itu, siapa lagi kalau bukan Mavin.

Aku selalu menunggu jemputan darinya, ia tidak pernah mengijinkanku untuk berangkat seorang diri ataupun bersama teman temanku, aku cukup risih dengan hal ini, aku jadi tidak memiliki ruang untuk diriku sendiri.

Sesampai dikampus...

Aku cepat cepat keluar dari mobil dan menenteng semua barang bawaan bahan presentasi ku".
.
.
.
"Sudah sampai nih, nanti pulangnya aku jemput ya, inget jangan nongkrong kemana mana sayang, nanti aku telfon, bye honey,"(sambil mencium kening Glory).

" Iyaiya sayangg..hari ini aku ada mata kuliah tambahan, jadi jemput jam 5 nantiii",( ujar Glory sambil terburu buru membawa bahan presentasinya menuju keruang kelas)
.
.
.
Mavin lalu menancap gas mobilnya berlalu meninggalkan kampus tempat Glory menimba ilmu tersebut.
.
.
.
Kemudian..
Waktu sudah menunjukkan
pukul lima sore, tentu saja Mavin sudah berada di kampus untuk menjemput Glory dengan sangat tepat waktu, seolah tak ingin sedikitpun kecolongan kalau saja Glory malah nongkrong bersama teman temannya apalagi kalau ada ada teman pria, ia akan langsung memarahi Glory didepan teman temannya.

Sikap Mavin tentu saja sangat egois dibandingkan Glory yang selalu membebaskan kemanapun Mavin ingin pergi bahkan dengan Geng mobil mewahnya sekalipun,
itu tidak menjadi masalah untuknya.
.
.
.
Sesampai dirumah, Glory langsung menenteng sisa bahan presentasinya tadi untuk diletakkan dikamarnya, Mavin lantas mengikuti Glory masuk kekamarnya.

Sementara Glory sedang sibuk mengganti pakaiannya, Mavin iseng mengecek ngecek ponsel milik Glory, Mavin membaca baca isi sosial media Glory, lantas saja ia menghapus nomor nomor pria yang ada didalam kontak ponsel milik Glory

Mavin kemudian meminta akun sosial media Glory, dari mulai akun Whatsapp, Instagram, Path, Facebook hingga twitter miliknya, tidak ada lagi privasi yang dimiliki olehnya.

Sungguh sangat menyebalkan kalau ini sampai terjadi pada author, idiihh amit-amit deh.
.
.
.
Keesokan harinya..

Glory janjian bersama teman
temanya untuk kumpul makan bareng disebuah resto dekat taman kota, tapi tiba tiba saja Mavin datang kerumah Glory dan mengataka padanya untuk tetap diam dirumah dengannya.

Glory yang sudah ada janji dengan teman temannya pun membantah perkataan Mavin, akan tetapi Mavin tetap bersikukuh agar Glory tidak pergi bersama teman temannya, sampai akhirnya mereka pun melakukan perdebatan, dan bisa ditebak, Glory  lah yang mengalah dan akhirnya menuruti semua perkataan Mavin.

Akhirnya Glory menghubungi teman temanya dan mengatakan untuk membatalkan saja janjian makan bareng itu.

Mikha dan Nana yang tak lain adalah sahabat karib Glory yang sudah berada di resto tersebut sangat kecewa dengan hal itu.

Terlebih Mikha yang bersikukuh agar Glory menepati janjinya tersebut bukan malah lebih memilih pacarnya yang yang melarangnya untuk pergi bertemu teman temannya.

Percakapan ditelepon..

"kha, emm..eh makan barengnya dibatalin aja ya hari ini, aku gak bisa keluar sekarang, ada Mavin nih dirumah..aku enggak diijiinin keluar sama Mavin, sorry ya mikha sama nana jugaa..

Belum selesai Glory berbicara, Mikha langsung memotong omongan Glory lalu berkata,

"Kalo lo bisa nya nurut sama keputusan pacar kesayangan lo itu ngapain ngajakin janjian, buat apa bikin janji kalo gak bisa nepatinnya, okee, dah gitu ajaa,"ujar Mikha dengan nada kesal.
.
.
.

Sejak saat itu, hubungan perteman antara Glory, Mikha, dan Nana merenggang dan tak sedekat dulu.

Glory seakan menarik diri dari lingkaran pertemanannya akibat Mavin yang kerapkali menekan dan melarangnya.

Mavin juga meyakinkan Glory bahwa hanya dialah satu satunya yang ia butuhkan, bukan lagi teman ataupun sahabatnya.
.
.
.
Beberapa tahun kemudian...

Tidak hubungan yang mereka jalani sudah memasuki tahun ke-5.

Tak terhitung sudah berapa banyak konflik yang mereka lalui juga pengorbanan yang dilakukan Glory demi mempertahankan hubungan yang dijalaninya bersama Mavin, segala cara akan ia lakukan walaupun harus dengan cara mengorbankan kisah persahabatannya sendiri.
.
.
.
Suatu hari Glory mengalami pertengkaran hebat dengan Mavin itu karena sifat cemburu Mavin yang sudah sangat berlebihan menurutnya, siapa yang bisa bertahan dengan laki laki super posesif seperti Mavin.

Hal itu membuat Glory benar benar muak untuk terus bertahan menjalani hubungan  yang sudah mereka jalani kurang lebih selama 5 tahun terakhir ini.
.
.
.
Di satu malam..
dalam ranjang tidurnya, Glory masih memikirkan keputusannya tersebut.

Masih dengan segala macam pertanyaan dalam hati kecilnya..

"Apa aku bisa terus bertahan sama dia, dengan semua sikapnya selama lima tahun ini, aku pikir dia bakal berubah, tapi ternyata enggak,
enggak sama sekali..
Dia tetap sama"
.
.
.
Keesokan harinya,

Mavin, ada yang mau aku bicarain sama kamu, ini soal hubungan kita yang udah jalan lima tahun ini, menurut kamu apa yang bisa kita lakuin di lima tahun hubungan ini?, tanyaku lirih.

Maksud kamu ry? gimana gimana aku  enggak ngerti, sahut Mavin.

Hmmm...huuuh fyuhhh,Glory menghela nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.

Tahan dulu..

Ditunggu kelanjutannnya ya dichapter berikutnya...😣

Jan lupa bagi votenya manteman⭐

#Bersambung

cinta bukanlah penjaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang