" Terima! Terima! Terima! " teriak semua siswa-siswi yang ada di lapangan sekolah.
" Kiki maaf yah, tapi Nata nggak suka sama Kiki. Bukan Nata nggak suka, Nata suka tapi cuma sebatas temen doang. Kiki jangan marah yah, " Kata seorang cewek yang menjadi pusat perhatian itu.
" Gue paham situasi lu, tapi kalo lu berubah pikiran tanya gue yah. Gue bakal selalu nerima lu, " Kata cowok yang akrab dipanggil Rizki itu lalu pergi meninggalkan Nata di tengah lapangan.
Renata Yovela, siswi kelas X IPA 1 SMA Budi Sanjaya. Lahir di Pare-pare, 19 November 2005. Cewek dengan tinggi 163 cm dengan berat 45 kg itu memang cewek yang sangat terkenal di sekolahnya.
Bertubuh tinggi dan kurus, putih, berwajah cantik dan juga baik hingga menjadi salah satu siswi terpintar di SMA nya. Membuatnya membuatnya dikenal oleh seluruh siswa.
Tak heran hampir setiap minggu, ada cowok yang menembaknya. Salah satunya Rizki tadi yang merupakan ketua Osis di sekolah itu.
" Nata, ikut gue, " Kata Nanda sambil menarik tangan Nata yang masih diam di lapangan.
Nanda adalah sahabat Nata sejak SMP, saat itu Nanda adalah cewek cupu dan kadang dijadikan babu oleh teman-teman seangkatan dan seniornya.
Namun setelah mengenal Nata, Nanda belajar percaya diri dan mulai memperbaiki diri.
Nata juga mengajarinya untuk berubah. Mulai dari pakaian, make up, dan gaya bicara seperti anak seusianya.
Karena itu Nanda sangat menyukai Nata dan selalu melindungi Nata, dan sejak itu juga mereka bersahabat.
Siapa yang tak suka dengan Nata? Cewek itu bahkan nyaris sempurna. Apalagi berasal dari keluarga yang terpandang.
Baru tahun pertama saja Nata sudah berhasil mencuri perhatian para guru dan semua siswa di sekolahnya. Dan bagi semua siswa di sana Nata adalah dampak baik bagi sekolah itu.
" Kenapa, Nan? " Tanya Nata polos.
" Lu nggak malu diem di situ sementara orang lain merhatiin lu? " Tanya Nanda.
" Hihihi, " Kata Nata sambil mengaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
" Ha hi ha hi lu, udah sana ke kantin. Entar lu nggak sempet makan trus sakit gue lagi yang repot, " Ketus Nanda lalu menyeret Nata ke kantin.
Nata dan Nanda pun berjalan ke kantin, saat itu semua siswi menatap mereka berdua. Entah apakah menatap Nata atau keduanya. Bodo amat, toh mereka tak merasa punya salah
" Nata, napa sih lu nggak terima si Rizki? Ntar lu nyesel lho nolak dia. Lu tau nggak sih, semua cewek itu pengen jadi pacarnya Rizki. Sementara lu? ditembak ama dia, eh kok malah nolak?" Tanya Nanda sambil menggandeng tangan Nata.
" Karena Nata emang nggak suka ke Rizki. Kalo Nata nggak suka sama Rizki masa Nata harus terima Rizki padahal Nata nggak suka? " Jawab Nata polos.
" Lu serius nggak punya perasaan ke Rizki gitu? Sedikit pun? " Tanya Nanda meyakinkan.
" No, kalo Nata bilang nggak suka yah nggak suka," Jawab Nata meyakinkan.
" Ya udah deh, serah lu, " Kata Nanda.
Mereka pun tiba di kantin yang penuh dengan lautan manusia. Yah seperti itu lah keadaan kantin saat jam segini.
" Lu pesen apa? " Tanya Nanda.
" Es teh aja deh, abisnya Nata masih kenyang hehe, " Jawabnya.
" Ya udah tunggu yah, " Kata Nanda lalu meninggalkan Nata.