_happy reading_
Di sebuah kamar bernuansa hitam putih yang merupakan warna favorit gadis berpiama Doraemon itu yang sedang menghitung uang di atas tempat tidurnya. Padahal sekarang pukul 20.00 atau pukul 8 malam namun Alika belum juga menuju alam mimpinya. Karena Alika sedang menghitung uang yang ia miliki.
Alika Ulayya Qolbi gadis kelahiran Jawa Tengah yang sekarang berusia 16 tahun kini tinggal di Jakarta dan bersekolah di SMA terpopuler berkat beasiswa yang ia dapat. Alika tinggal seorang diri di rumah warisan dari kakeknya.
Untuk gadis seusianya tinggal jauh dari keluarga sangatlah sulit namun bagi Alika yang sudah terbiasa hidup mandiri itu bukanlah suatu masalah yang rumit. Karena dulunya ia pernah menetap di asrama atau lebih tepatnya pesantren.
Meskipun begitu kakak Alika selalu mengunjunginya sebulan sekali atau setahun sekali kadang juga kalau lebaran Alika pulang kampung.
Untuk masalah biaya sehari-hari Alika selalu dikirim uang bulanan oleh keluarganya. Namun semenjak Alika menginjak kelas XI,ia mulai jarang mendapat kiriman uang. Mungkin karena bersamaan dengan masuknya kakaknya ke dunia perkuliahan yang membutuhkan biaya lebih tinggi.
Beruntungnya Alika selalu berhemat dan menyisihkan sebagian uangnya untuk ia tabung,jadi ia masih punya simpanan untuk beberapa bulan ke depan.
"Tapi gue ngga mungkin kalo terus ngandelin uang tabungan ini dan santai santai nungguin kiriman uang selanjutnya dari Abi. Ya kalo dikirim telat 1 atau 2 bulan itu masih bisa gue atasi. Coba kalau sampai 3 bulan kan repot mana kelas XI nantinya banyak kegiatan hemm...." Alika berkata pada dirinya sendiri dan memikirkan solusinya.
Malam mulai larut. Hawa dingin mulai menyeruak ke tulang. Namun Alika masih belum menemukan solusinya juga. Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam,Alika sudah merasa lelah dan memutuskan untuk tidur saja. Mungkin besok ia akan menemukan solusinya. Sebelum tidur Alika mengecek pintu dan jendela takut ada yang kelupaan belum terkunci.
To be continued.........
