* . ° • * . ☆ .
. ..☆ . ☆ . ° . * . ☆
. ☆ you'll get better soon,
. .
'cause you have to.
° . ☆ * ☆ •+ .⠀ · . ˚ ₊‧ ✩ ੈ ˳ ✧༚ . · .
09.00 P.M., 8th July
SKZ Corporation, New York City.
——————Chan melirik ke arah jam dinding yang digantung apik di pojok ruangannya.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam dan Chan benar benar terkejut—ternyata lama juga ia berkutat dengan berkas berkas kantor yang membuat kepalanya pening sejak tadi pagi.
Pria tampan itu menghidupkan ponselnya yang sedari tadi ia sengaja matikan lalu terkekeh saat mendengar notif chat Kakao Talk nya tak henti berbunyi—tentu saja ini ulah Minho.
Jemarinya gesit bergerak membuka aplikasi kuning tersebut dan menelefon Minho—si pujaan hati.
"Buat apa nelfon?"
Chan menahan diri untuk tidak tertawa. Pacarnya sungguh menggemaskan kalau sedang marah.
"Minho-ku marah ya?"
"Menurut lo?"
Chan terkekeh lalu mengubah panggilan tersebut menjadi panggilan video. Ia tersenyum lebar saat melihat kekasihnya yang sedang cemberut sambil mengunyah jajan.
"Kamu tuh ngambek tetep ga berhenti ngunyah ya? Pantes-"
"Apa?! Mau bilang gue gendut?"
"Hehehe engga kok, sayang."
"Gausah manggil manggil sayang kalo ga pulang pulang ya, kak!"
"Iya deh iya, ini pulang kok. Aku tutup dulu ya?"
Minho mengangguk. "Hati hati, kak. Tadi hujan deras, pasti jalanan licin."
Hati Chan menghangat. Minho memang terkesan cuek dan ngambekan, padahal dia selalu punya cara dan waktunya sendiri untuk menjadi perhatian.
—
11.15 P.M., 8th July.
The Monterey Apartments, NYC.
———————"Kak Chan, ayo angkat dong telfonnya! Ih ngapain aja sih udah dua jam ga nyampe nyampe!"
Prang!
"Aduh! Minho bego! Jadi pecah kan vas bunganya....hng, kenapa tiba tiba kesenggol ya tapi?"
—
02.30 A.M., 29th June.
The Monterey Apartments, NYC.
————————"Minho, sayang, what happened?"
Minho ingin jawab namun sulit—tenggorokannya tercekat, dadanya sesak dan air matanya sulit berhenti.
Ia hanya geleng geleng pada Chan sambil menggapai udara dengan kedua tangannya—meminta peluk.
Chan tak memerlukan waktu yang lama sebelum memeluk kekasihnya erat.
"Ma-hiks-mama, kak. Hhhnngh k-kak chan...aku tak-hiks-takut."
Hati Chan pecah berkeping keping mendengar suara tangisan Minho. Ia memeluk Minho lebih erat, mengecup kepala kekasihnya itu berkali kali dan tangannya tak henti mengelus punggung Minho.
"Shh, it's okay, baby. I'm here...i'm always here."
Chan tau, sangat tau sampai rasanya ingin menonjok orang yang bertanggungjawab atas kesedihan kekasihnya. Chan mengerti betul kenapa Minho sampai seperti ini. Mama Minho: Gladys Lee adalah seorang wanita gila. Ia membuat Minho-nya menderita sejak kecil karena sering berselingkuh dan mengajak pria pria nya ke rumah—dan seringkali berakhir dengan Minho yang dilecehkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soon You'll Get Better (MINCHAN/BANGINHO)
FanfictionA Taylor Swift song inspired story. A MINCHAN story. Buckle up your seats, we're going on an emotional ride, captains!