Can't Promise.

342 55 4
                                    

*   .        °  •     *       .      ☆        .

.   ..☆       .   ☆      .  °       .       *     .       ☆

.        ☆    you'll get better soon,
   .             .     
'cause you have to.
°         .          ☆      *           ☆          •

+ .⠀  · . ˚    ₊‧ ✩    ੈ ˳           ✧༚    .   · .

11.45 A.M., 8th July
The Monterey Apartments, NYC.
——————

"Felix, felix, felix, masih di tempat kerja ngga?"

Minho yang panik dari tadi tidak bisa diam di satu tempat, kakinya bergerak kesana kemari mengitari ruang tamu apartment nya.

"Kak Minho, calm down. I'm at Mcdonalds. What's up?"

"Lixie, Kak Chan nggabisa dihubungin dari tadi. I'm really worried. It's been two hours since he told me he's going home and he's not here yet."

"Kak, stop mikir yang engga engga, mungkin Kak Chan lagi belanja sebentar atau mampir ke Changbin? Atau- bentar kak ini papa-"

"Dia kalo ke Changbin selalu bilang-LIX? JANGAN PERGI DULU ELAH GUE PANIK ANJING!"

"Kak Minho, get ready as fast as you can. I'm on my way to your apartment."

"Hah kenapa? Lix? Halo? Hal-"

Panggilan dimatikan oleh Felix: sepupu Chan yang juga kerja di perusahaan milik ayah Chan dan berteman dekat dengan Minho.

Minho panik, ia tidak bisa berpikir apa apa, pikirannya dipenuhi dengan Chan.

-
01.30 A.M., 9th July
Bronx-Lebanon Hospital Center, NYC.
——————

"Kak Minho? Kak ten-"

"How the fuck should I be tenang, Kim Felix?! Chan is inside there-fighting for his-hiks his life hnghhh Felix aku gakuat..."

"Kak Minho!" Jisung, kakak tiri Felix yang juga merupakan sahabat Chan dengan sigap menangkap Minho yang badannya mulai lemas dan hampir jatuh.

"Kak Minho astaga, you need to fucking sit down." Jisung berkata dengan khawatir campur kesal karena Minho tidak mendengar kata katanya dan Felix daritadi.

"Chan...hiks, hiks, Chan....hnghhh Chan is okay right? Lix? Sung? hikss-hiks...."
——
02.00 A.M., 9th July
Bronx-Lebanon Hospital Center, NYC.
—————

Hati Felix hancur berkeping keping melihat Minho sedih. Dan lebih hancur lagi setelah dokter membuka pintu ruangan kakak sepupunya dirawat dan mengatakan kalau kakak sepupu kesayangannya-yang menemaninya sejak kecil, membantunya menghadapi hidup, memanjakannya dengan kasih sayang-sedang koma.

Chan kecelakaan dalam perjalanannya pulang ke apartment. Mobilnya sampai hancur. Benar kata Minho, jalanan licin.

Minho tidak bisa menerima pernyataan dokter dan Felix tak bisa berkutik saat Jisung mencoba menenangi dan menuntun Minho yang menangis teresok esok dilantai. Kaki Minho terlihat lemas dan pria manis itu masih berusaha berjalan masuk ke dalam ruangan Chan.

"Kak! Kak Chan! Hnghh- kak please wake up... You have to get better, kak. Please-hiks please get better soon-c-cause hnghh-"

Tangan Minho memegang erat tangan Chan-matanya penuh air mata, dan dadanya sesak tak karuan. Chan-nya sedang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit, sejak kapan semua jadi begini?

"Kak Chan, hnghh...hiks, hiks, Minho nyanyi ya? Minho nyan-hiks nyanyi buat Kak Chan tapi Kak Chan harus bangun, hiks, ya?"

"K-kak..."

Chan masih tak berkutik sama sekali. Minho bernyanyi pelan, hampir seperti berbisik, bibirnya mengecup tangan Chan lembut.

"The buttons of my coat were tangled in my hair h-hngh...
I-in doctor's-office-lighting-hiks, I didn't tell you I was scared...
That w-was the first time we were there...
Holy orange bottles, each night I pray to you...
Desperate people find faith, so now I pray to Jesus too,
And I say to you..."

Felix menangis kencang dalam pelukan Jisung, ia tidak kuat sama sekali melihat Minho dan Chan. Om Namjoon dan keluarga Chan yang lain ada disana, kecuali ayahnya sendiri. Mereka sama sama sedih. Tidak ada satu pun yang menyangka ini akan terjadi.

Minho tak pernah menyangka akan menyanyikan lagu ini di rumah sakit—pada Chan.

"Ooh-ah, soon you'll get better,
Ooh-ah, soon you'll get better,
Ooh-ah, you'll get better soon..."

Minho masih menangis, tangannya masih memegang tangan Chan erat. Dan Chan masih tak menunjukkan tanda kalau ia akan bangun.

"'Cause you have to...hnghh-hiks, kak, ayo bangun, kak..."

Minho memandang Chan lekat, "You have to get better soon, kak. I beg you."

"Minho sayang kakak, jadi ayo bangun."

7 months later.

"And I hate to make this all about me
But who am I supposed to talk to?"

Minho tersenyum tipis sambil bernyanyi pelan, air mata yang sedari tadi ia tahan tetap keluar dengan lancangnya, membasahi pipinya yang semakin tirus.

"Kak Chan..."

"What am I supposed to do
If there's no you?"

Felix masih disana—seperti pertama kali mengantar Minho ke rumah sakit di malam Chan kecelakaan. Felix masih disana—dalam pelukan Jisung sambil memandang punggung Minho sendu. Felix masih disana—bedanya kini mereka sedang tidak berada di rumah sakit, tapi di salah satu cemetery di Seoul, Korea Selatan.

"This won't go back to normal, if it ever was
It's been years of hoping, and I keep saying it because..."

Minho menarik nafas pelan.

"'Cause I have to..."


Ia kembali memandang tempat Chan dikubur.

Minho tak mengerti. Sama sekali tak mengerti kenapa kali ini, lagu itu tidak berhasil membuat semuanya menjadi lebih baik. Lagu itu—untuk pertama kalinya—failed to make him and Chan get better.

"Kak Minho." Jisung memanggil.

Minho tetap tak beranjak dari posisinya.

Felix duduk disebelah Minho, tangannya mengelus tangan Minho pelan.

"He got better, kak. He did, 'cause he's safely at heaven right now."

Dan Minho tidak bisa untuk tidak menangis dalam pelukan Felix.

















The end.












Yaallah:( sedih. Jangan hujat aku guys:( maaf juga mendadak bikin ini padahal works lain belum kelar:" anyway—hope you guys like the story.

Dan untuk kalian yang sedang luka, sedang berjuang untuk sembuh,

Believe me.

Soon you'll get better.

Soon You'll Get Better (MINCHAN/BANGINHO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang