Bertemu abang

15 2 0
                                    

Hallo perkenalkan nama gua arizal dwi satya
Gua anak ke 2 dari tiga bersaudara, nama abang gua amrizal eka satya dan adik, gua bani tri satya.
Gua itu tinggi 165cm kulit putih, rambut ikal mata agak sipit.
Ini story real life yah bukan plagiat semata.

Sekitar tahun 2002-2003 yang lalu gua masuk sekolah dasar, di sukabumi ikut ortu gua sekolah disini, dan abang gua sekolah di karawang kami beda kabupaten untuk sekolah, tapi di sela-sela libur sekolah masih tetap saling mengunjungi secara bergantian.
Kita langsung loncat yah gang.
#nextyear

25 desember 2006
Abang gua datang, dari karawang ke sukabumi kami berkumpul bersama keluarga, gua baru ketemu abang gua sendiri dari sekian lama terpisah kangen so pasti,

#kamar

"Bang abang," Arizal membaca buku

"Apa de," Amrizal melirik ar

"Sekolah disana seru gak bang?,"

"Ya lumayan seru de! Kamu disini gimana sekolahnya?," Amrizal duduk di kasur.
"Seru sih bang, tapii!!," Arizal duduk di lantai.

"Tapi kenapa?," Amrizal serius

"Nggak ada abang, jadi berangkat sekolah sendiri enggak ada temennya!," Arizal sedih.

"Yakan itu kemauan abang yang mau sekolah, disana sambil nemenin omah juga! Kamu disini bareng ayah sama bunda, jadi gak usah sedih gitu dong," Amrizal menyemangati adiknya.

"Ya tetep aja sepi bang, enggak ada temen main," Arizal

"Kan kamu punya banyak temen disini, ehh de abang punya temen disana lucu orang nya de!," Amrizal.

"Gimana orang nya bang?," Arizal antusias.

"Orangnya setinggi abang badannya kecil, cengeng tapi dia gampang akrab sama abang, suka main bareng sampai kemarin sebelum abang kesini kami masih main bareng makan bareng, di rumah uwa nya tapi sayang nya rumah nya jauh di ujung kota karawang, dia suka main kalo libur sekolah ke uwa nya!," Amrizal mulai sedih.

*toktok*

"Abang ade ayo turun, makan siang ayah opah sama oma udah nungguin!," ujar Bunda.

"Iya bun kami turun," balas Arizal.

"Ayo,, de kita turun makan dulu ntar cerita lagi?," Amrizal bangun dari duduknya.

"Ayoo," Arizal pun bangun.

Mereka berdua pun keluar dari kamarnya, dan turun keruang makan semua telah berkumpul, siap untuk makan bersama amrizal dan arizal pun duduk, bersiap untuk makan bersama.

"Wah wah, sikembar ini kalo udah ketemu kayak gak mau pisah aja!," ujar ayah.

"Yahh mungkin kangen kan baru ketemu mereka," bunda menanggapi.

"Sudah-sudah ayo makan dulu, gak baik ngobrol selagi mau makan," omah melerai percakapan.

Mereka pun makan bersama, dengan lahap nya tanpa ada suara, setelah selesai makan mereka berkumpul di ruang tamu.

"Abang betah, enggak sekolah disana?," ujar Ayah.

"Betah yah,, kan disana punya banyak teman ada opah sama omah juga!," timpal Amrizal.

"Kamu mau pindah sekolah kesini, enggak bareng ade?," bunda meletakan kue.

"Enggak bun, mau disana aja biar bisa jagain opah sama omah! Disana juga abang punya temen baik banget bun, orangnya lucu suka ngajak main bareng kemanapun pasti, mau nya bareng sama abang terus!," Amrizal memakan kue.

"Siapa namanya nak?," ayah menimpali.

"Iqbal yah tpi suka di panggil uzon,"

"Iqbal ko ayah baru tau, anak siapa itu?,"

"Ituloh!! keponakan nya, ibu uci yang dari loji," omah menimpali.

"Oiyaya, bunda inget anak yang sering bolak balik nyamper main itu ya?,"

"Nah kamu inget dis, kemarin sebelum kita kesini anak itu ada ,ehh main seharian sama abang sampe lupa waktu mereka berdua,"

"Emang sih anaknya, baik juga sopan ke orang yang lebih tua, mungkin di ajarin tatak rama baik sama keluarga nya!," timpal ayah.

Mereka berkelakar ngobrol sampai sore hari, sangat tidak berasa satu keluarga baru berkumpul lagi.

Untuk cerita pertama mungkin agak sedikit dulu ya mohon, maaf bila ada rangkaian kata yang salah serta nama tokoh dan tempat yang sama.

#terimakasih sudah membaca.

Buku Harian AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang