Hallelujah

110 7 0
                                    



"Kau terlihat berbeda dari foto-fotomu."

"Lebih buruk atau lebih baik? Jujur saja itu banyak menggunakan filter."

Minho terdiam mendengar jawaban jujur Taemin. Ia berjalan menuju pintu kaca yang menghubungkan ke balkoni kamar apartemennya, memikirkan kata apa yang patut untuk meresponnya.

"Lebih cantik dan manis." Ucap Minho lembut, melihat Taemin yang duduk di tepi ranjang ukuran king size itu langsung berubah gelagatnya.

"Terima kasih." Gumam Taemin pelan dan malu-malu, namun masih terdengar oleh Minho. Ia sering menerima pujian serupa, namun karena kali ini yang mengatakannya adalah lelaki tampan yang telah menjadi 'pacar' online Taemin selama enam bulan terakhir, Taemin belum terbiasa. Warna merah jambu bertabur pada pipi gembulnya.

"Apa kau bermasalah apabila aku merokok sebatang?"
Minho bertanya pada Taemin yang masih terlihat begitu canggung dengan keberadaannya. Taemin menggeleng lucu.

"Kau merokok?" tanya Minho mengeluarkan rokok dari kantong celananya bersiap menuju balkoni.

Taemin kembali menggeleng, dalam hati Minho merasa lega karena lelaki cantik itu tidak merokok.

Lima menit setelahnya Minho kembali masuk dan melihat Taemin yang sedang berkeliling di kamarnya. Ia telah berpikir apa yang akan dilakukannya dengan Taemin, mungkin ia akan mengajak Taemin untuk naik ke atas kasurnya. Mereka akan mulai pelukan yang lama dan penuh kasih sayang lalu ciuman hangat yang memabukkan. Dan untuk selanjutnya, Minho akan menyerahkannya kepada Taemin.

"Hey..." bisik Minho memeluk Taemin dari belakang. Lelaki yang sedang memandangi lukisan abstrak yang tertempel di dinding kamar Minho itu tersentak sejenak dengan perlakuan mendadak Minho. Jantung Taemin berdebar lebih cepat seketika.

Minho kembali merasa lega karena Taemin tidak menolak pelukkannya. Tangannya melingkar kuat pada pinggang kecil Taemin, seolah menguncinya. Minho membubuhkan beberapa ciuman lembut pada kepala Taemin yang bau wangi strawberry hingga ia menyandarkan kepalanya pada pundak kecil itu.

"Aku senang."

"Hm?"

Minho menyusupkan bibirnya ke dalam leher Taemin. "Bertemu denganmu."

"Aku juga." Jawab Taemin singlet.

"Wanna go cuddle in bed?" tanya Minho pada Taemin. Bau rokok masih tersisa dari mulut Minho. Taemin mengangguk, dengan senang Minho menariknya ke atas kasur ukuran king tersebut.

Mereka kini telah berbaring dan saling menghadap satu sama lain. Saling bertukar ciuman dan sentuhan hangat. Senyum bahagia terukir pada bibir keduanya. Baik Taemin dan Minho merasa senang karena kecanggungan di antara keduanya perlahan telah mencair dan mereka merasa nyaman dengan keberadaan satu sama lain.

Tangan Minho melingkar erat pada pinggang Taemin, menariknya lebih dekat dalam pelukan hangat. Lalu, Minho tak kuasa untuk bergerak. Ia menjulurkan tangannya menjelajahi lekuk tubuh Taemin yang masih terbalut oleh pakaian. Taemin mengeluarkan desahan halus yang begitu indah terdengar oleh telinga Minho saat tangannya meremas pantat Taemin secara bergantian. Tangan Minho yang nakal terus menjelajahi setiap lekuk tubuh indah, masuk ke dalam kausnya hingga meraih kedua nipple Taemin dan turun melewati selangkangannya menuju kedua paha Taemin. Perlakuan itu berhasil membuat Taemin menggeliat dalam desahan berbisik.

Sedangkan di bawah sana, Taemin bisa merasakan bahwa milik Minho mulai mengeras. Minho menarik tangannya ke atas untuk membelai lembut pipi Taemin lalu membubuhkan ciuman halus disana. Ciuman di pipi beralih hidung lalu turun ke bibir Taemin. Untuk kesekian kalinya Minho mencium bibir lembut itu dan ia sudah merasa begitu ketagihan akan rasa manisnya.

Short 2min storiesWhere stories live. Discover now