1

5 0 0
                                    

Dia selalu cantik. Kakakku selalu cantik.

"Okey! Talk to you later sist! Hati-hati disana ya." Katanya dari sebrang video call.

"Oke, Byeee~~" balasku.

Aku sangat menyayanginya. Dia kakak yang baik. Aku bersyukur bisa memiliki kakak sepertinya. Dia salah satu saudara perempuan yang tepat diatasku. Jadi kami memiliki masa kecil yang sama. Banyak kejadian yang kami alami bersama.

Tapi tak semuanya sempurna. Ada beberala hal yang membuatku sedih terkadang.

Kakakku Cantik, dia disukai banyak orang, kepribadiannya ceria, suaranya indah, dan dia memang seseorang yang sangat menarik.

Sedangkan aku.

Aku tidak sepenuhnya sama dengannya.

Banyak yang bilang kami mirip. Tapi aku yakin, mereka yang berpendapat seperti itu, hanyalah orang-orang yang baru mengenal kami, atau orang-orang yang tidak dekat dengan kami.

Aku sudah puas dengan perbandingan yang orang-orang lontarkan terhadapku.

Kami berada di Sekolah Menengah Atas yang sama. Saat Dia lulus SMA, aku baru masuk SMA. jadi banyak yang mengenalku karena aku adik'nya'. Bukan karena diriku sendiri.

Aku mencoba, mencoba untuk menjadi seseorang yang bisa menggantikannya. Setidaknya, tidak mengecewakan orang-orang yang sudah mengenal kakakku atau aku atau keluargaku.

Tapi tetap saja. Aku bukan dia. Aku tidak bisa terus-terusan menjadi dia.

Aku bisa bernyanyi, tapi tak sebagus kakakku. Aku bukan anak yang pendiam, tapi tidak seceria kakakku. aku tidak bodoh, tapi tidak sepintar kakakku. aku tidak jelek, tapi tidak secantik kakakku. Dan kurasa aku memang orang yang tidak begitu menarik.

Dan masa-masa SMA, membuatku semakin merasa sulit. membuatku semakin menutup diri. Lama-lama aku lelah, sejak saat itu, Aku memutuskan untuk menjadi diriku sendiri. Aku tidak ingin hidup dibawah nama orang lain, dan aku tidak ingin hidup untuk menjadi sama seperti orang lain.

Aku menjadi diriku yang kuinginkan.

Sekarang aku berada di negri orang. Baru dua minggu aku memulai pendidikan kuliah di negri Gingseng ini. Cukup menarik, dan aku harap semuanya dapat berjalan dengan baik.

Setelah menyelesaikan tugasku yang tertunda karena panggilan telepon dari kakakku tadi, aku segera merapikan buku-bukuku.

"Hey! Babe." Sapaku saat keluar dari kamarku. "Bukannya lo pergi ke rumah pacar lo." Ucapku, saat kulihat roommate ku yang sedang bersantai di sofa sambil menonton televisi. 

"Hmm... gue baru balik." Balasnya lemas. Tak seperti biasanya.

"Kenapa ? Ada sesuatu terjadi ?" Tanyaku memperhatikannya. Aku duduk disampingnya.

"Hmm ga juga. Cuman pertengkaran kecil biasa." Jawabnya sambil menaikkan bahunya.

Aku tidak akan banyak bertanya, biasanya dia akan menceritakan semuanya walau tanpa ditanya. Mungkin sekarang dia sedang tidak mood untuk bercerita tentang masalahnya.

"Well... hmm.. malam ini lo tidur disini ?"

Dia hanya mengangguk menanggapi.

"Gimana kalo gue masak ? belum makan malem kan ?" Tanyaku ceria, mencoba membangkitkan semangatnya.

Betul saja. Mukanya langsung ceria. Ia menegapkan tubuhnya dan langsung mendekat padaku.

"Beneran ?" Tanyanya dengan senyum lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who am i Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang