BAB 1 - Agustus

7 4 1
                                    

Agustus 2015 adalah tahun ajaran baru untuk Sastrania Adena . Ia berlari menuju lapangan sekolah yang sudah penuh di isi oleh siswa karena upacara sekolah akan dimulai. Bagaimana bisa di hari pertama menjadi kakak kelas ia terlambat.  

“Tumben terlambat?” Tanya Risa penasaran

“hehe, gue sekelas bareng kalian lagi kan?”

“Enggak, Nama lo gak ada di daftar absen kelas kita”

“lho? Terus gue masuk di kelas mana?

“Mana kami tahu. Makanya jangan terlambat” ketus Gina

Jantungnya berdegup kencang. Selesai upacara ia langsung berlari menuju kelas untuk memastika temannya berbohong atau tidak, dan benar saja namanya tidak ada di daftar absen kelas IX 6 . Semua kelas ia telusuri , ternyata ia masuk di kelas IX 3. Rasa kesal memuncak pasalnya ia tak sekelas dengan Risa dan Gina.

“Eh Nia masuk kelas ini juga?”

“Haha iya, gak asik banget yah” Nia adalah salah satu teman sekelas Sastra waktu kelas VII dan VIII. Walaupun sekelas ia tak begitu dekat seperti Risa dan Gina.

“iya, temen-temennya baru semua”

“Berasa anak baru”

“haha, padahal tahun ini bakalan tamat”

Suasana kelas sudah ramai, semua bangku terlihat sudah terisi hanya beberapa saja yang masih kosong. Sulit sekali untuk Sastra mengenal karakter baru, memahami lingkungan baru. Ia membenci sesuatu yang baru, jika yang lama masih membuatnya nyaman. Pada nyatanya kita memang harus menemukan hal baru untuk menjadikan sesuatu yang lama sebagai pelajaran.

“Abian Naaman” panggil wali kelas. 

“Mana nih Abian?” Tanya Bu Nanda yang statusnya adalah wali kelas

“Gak datang bu, lupa mungkin dia bu kalau hari ini masuk” Semua tertawa terbahak – bahak setelah mendengar ucapan salah satu murid di kelas tersebut.

“Bolos si Bian”

“Gak ada Bian kelas aman ya”

“Ah gak ada Bian kelas gak asik”

“Iya, bener. Senang banget Bian buat kita rindu”

Sastra merasa bahwa dirinya lah yang memang anak baru di kelas ini pasalnya ia baru sadar bahwa ia masuk ke kelas ini karena nilainya yang bagus atau memang takdirnya masuk ke kelas ini”

“Bian itu siapa sih? Perasaan gue tiga tahun sekolah di sini gak kenal sama yang namanya Bian deh” Batinnya.

“Nia, kamu kenal sama yang namanya Bian? Tanya Sastra penasaran.

“Enggak, emangnya kenapa?”

“Hehe gak ada nanya aja”

Hari pertama hanya di isi dengan perkenalan setelah itu pulang. Sastra menghampiri Gina dan Risa ke kelas mereka namun sayang kelasnya sudah kosong. Sastra menghembuskan napasnya kasar, pasalnya ia harus menerima kenyataan bahwa ia tidak lagi sekelas dengan Gina dan Risa.

Di perjalanan pulang ia terus memikirkan orang baru yang ada di kelasnya. Ia berharap kelas itu tak jauh beda dengan kelasnya dulu. Pada dasarnya manusia gak akan pernah terima dengan perubahan karena gak semua perubahan itu baik, kadang ada yang menyakitkan.

Hari kedua Sastra berada di kelas itu semuanya tampak baik-baik saja , ia juga sudah mengenal siapa Bian. Anaknya Humoris, pantas saja semua orang senang berteman dengannya. Namun sayang tidak semua yang terlihat gembira hati dan pikirannya ikut bergembira. Ada banyak topeng dalam wajah manusia. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kita Memilih usaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang