V

817 116 52
                                    

Sumpah! Semenjak kejadian memalukan itu, Joohyun menjadi o'on. Bahkan, teman-temannya terheran melihat dia.

Seperti saat ini, Nayeon menemaninya di pantry untuk membuat teh, dengan mata kepalanya sendiri Nayeon melihat gadis itu menyendokkan garam, bukan gula untuk pemanis teh tersebut. Nayeon menepuk jidatnya.

Kemudian, Seulgi yang tentunya seruangan dengannya melongo melihat tingkah anak itu yang tiba-tiba tertawa sendiri, mengacak rambutnya, mengigit kukunya, dan... mencoba mencolok charger ponsel ke laptop, katanya begini.. "Seulgiii! Kenapa si, aku mau charger laptop kok nggak bisa bisa?"

Seulgi menghela napas, "Ya nggak bisa o'on! Lo bukan colok pake charger laptopnya, tapi pake charger handphone!"

Dan, gadis itu malah terkekeh, "Oh.. gitu ya? Hehe.."

"Joo, lo nggak sakit kan?" Jisoo bertanya to the point, karena ia sebal juga melihat tingkah Joohyun hari ini yang sungguh o'on.

Joohyun menggeleng, ia menempelkan punggung tangannya di jidat, mengecek suhu tubuhnya. "Nggak kok, nggak panas.." katanya.

Jisoo mengangguk, "Syukur deh.." ujarnya kemudian dia berjalan pergi, meninggalkan Joohyun sendiri di koridor kantor.

"Kenapa aku di tinggalin?!" tanyanya sambil berteriak, suaranya menggema di sepanjang koridor yang sepi itu. Joohyun mencebik kesal, ada apa dengan teman-temannya hari ini? Selalu menanyainya "Lo nggak sakit kan?" "Nggak gila kan, Joo?" Heran.

"Ekhem.." Joohyun tersentak saat mendengar suara itu berada di samping telinganya, ia menoleh ke sisi kanannya dan melihat wajah seorang yang sudah tak asing lagi. Lelaki itu balik menatapnya, dan tiba-tiba tersenyum.

Bola mata Joohyun melotot, sial.. degub jantungnya tak beraturan karena manusia ini. Ia ingin pergi, namun tangannya lebih dahulu di tahan.

"Main pergi aja, harusnya lo sebagai karyawan itu beri hormat kek..." ujar lelaki tersebut, Joohyun memejamkan matanya, ia menghela napas.

Joohyun membungkukkan badannya, lelaki itu terkekeh. "Saya pergi dulu ya, Pak?" ujar Joohyun, ia sungguh benar-benar ingin pergi dari situ.

Lelaki itu, yang adalah Taehyung kembali menahan tangan Joohyun saat gadis itu hendak pergi. "Eehh.. gue belum bilang iya, loh.. main pergi aja. Gue ada perlu nihh sama lo" katanya, hanya alasan saja agar dia bisa lebih lama dekat dengan gadis ini, gadis yang selalu memenuhi pikirannya.

"Perlu apa Pak?" tanya Joohyun, gugup. Takut di pecat karena kejadian waktu itu.

Taehyung yang merasa risih di panggil 'Pak' lantas berdecak, tidak tahu saja dia bahwa hal itu membuat Joohyun takut setengah mati.

"Jangan panggil Pak, gue nggak suka." katanya

Joohyun menatap Taehyung, "T-terus, saya manggilnya apa?" tanyanya sedikit tergagap.

"Taehyung aja.." jawab Taehyung, enteng.

"Saya jadi nggak enak Pak." kata Joohyun, mengusap tengkuknya. Taehyung menghela napas.

"Nggak papa, santuy aja!"

"Nggak deh.."

"Taehyung atau, gue pecat lo?" ancaman Taehyung jelas saja membuat Joohyun, tertekan.

"I-iya.. Tae- Taehyung.." ujarnya

Taehyung tersenyum, tangannya terangkat mengelus kepala Joohyun. "Nah, gitu dong.." katanya. Oke, Joohyun jadi panas dingin di tempat akibat kelakuan Calon Wakil Direkturnya ini.

"Gue mau ngomong sama lo." Joohyun jadi gelisah di tempat, sungguh perkataan itu membuat Joohyun gugup. Ada apa sebenarnya?

"Ikut gue." kata Taehyung lagi, kemudian ia berjalan dahulu meninggalkan Joohyun yang sedang meng-stabilkan rasa gugupnya, setelah dirasa cukup siap ia mulai mengekor Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang