"Pak Haikal cepat dong!" tegur seorang karyawan.
"Iyya Pak, ini juga udah cepat," ucap Haikal.
"Eh bawa yang ini juga ya, tolong!" karyawan lainnya datang minta tolong dengan wajah nyengir.Dengan susah payah Haikal menyelesaikan pekerjaannya. Mengatur meja baru yang akan digunakan oleh calon pegawai baru dari kantor pusat.
"Haah, capek nyaa!" seru Haikal sambil menopang pinggulnya dan mendorongnya ke depan, untuk meringankan penat.
Hari ini adalah hari yang amat sibuk. Karena seorang pegawai dari kantor pusat dikabarkan akan sampai hari ini. Tentu saja para staf harus menyediakan kursi dan meja untuknya. Pastinya tugas itu adalah bagian Haikal. Dia selalu menjadi tumpuan teman-temannya jika ada kesibukan, karena dia tak pernah menolak permintaan.
"Heyy sudah kelar beresin ruangan?" tegur Manajernya yang bernama Bu Siska.
"Iyya Bu, sudah selesai," ucap Haikal sambil mengangguk dan tertunduk.
"Ya sudah kamu boleh istirahat!" perintah Bu Siska kemudian berlalu keluar.
"Ahh leganya," serunya lagi, kemudian celingak-celinguk mencari teman-temannya. Karena sebagian besar sudah pergi saat Haikal sibuk beres-beres.
"Wooi lagi cari apaan?" tanya temannya.
"Ahh hai, cari orang, mau makan ga Fit?" tanya Haikal sambil mengedip sebelah mata.
"Kamu yang traktir?" tanya Fitri tersenyum sambil menunjuk Haikal.
"Siiip deh, asal kamu mau temani aku makan, pasti aku traktir," Haikal mengedip lagi dengan senyum mengembang.
"Ayook," seru Fitri juga dengan senyum senang sambil melangkah keluar diikuti Haikal.
"Mau makan dimana nih?" tanya Fitri menoleh ke Haikal.
"Terserah kamu sajalah, aku ikut!" timpal Haikal.
"Mmm bagaimana kalau di warung Mba Sri, aku kagen makan Pecel lelenya!" pinta Fitri bersemangat.
"Ayo."
Merekapun berjalan menuju parkiran dimana motor butut Haikal diparkir.
Kemudian melaju menuju Warung Mba Sri."Mba, pecel lelenya 2 ya!" Seru Fitri begitu masuk ke warung.
Fitri sudah menjadi langganan Mba Sri sejak pertama bekerja. Selain karena murah meriah, rasanya juga tak kalah enaknya dengan masakan Restoran mahal.
Karena selera Fitri yang sederhana itulah, Haikal mendekatinya, karena berfikir, Fitrilah wanita yang dicarinya."Waah makan ga ajak-ajak, teganyaa," tegur salah seorang temannya yang baru datang bersama dua orang lainnya.
"Oh hai Ayu, duduk yuk, Pak Haikal yang traktir, iyya kan?" Fitri mengerling pada Haikal.
"Iyya, mari silahkan duduk!" ajaknya.
"Waaah aseeek, pucuk dicinta ulampun tiba, hahaha" celoteh Ayu lalu duduk di kursi.
"Dina sama Bu Sifa ga diajak?" tanya Ayu lagi."Ya iyyalah, mari Bu, Dina, sini bareng kita, mumpung lagi gratis, hehehe!" ajak Fitri lagi.
"Makasih ya kita juga diajak." Bu Sifa mengulum senyum.
"Pesan gih sana, kita udah tadi!" Fitri menyuruh Dina.
"Iyya deh," ucap Ayu lalu melambai ke pelayan. "Hai Mba pesan 3 nasi campur ya!" Serunya.
Merekapun makan dengan lahap begitu pesanan datang. Canda tawa mengiringi acara makan siang itu. Haikal tak henti-hentinya memandangi Fitri yang begitu ceria dan murah senyum. Sesekali gelagapan saat kedapatan mencuri pandang.
Setelah acara makan siang selesai, mereka pun pulang. Haikal yang bertugas membayar makanan ditinggal seorang. Dengan gontai Haikal melangkah menuju motor bututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The ugly looking for love
RomanceHaikal berusaha mencari wanita yang cantik, baik dan tulus dalam mencintai. Semua itu karena wanita yang pernah mencintainya hanya karena hartanya semata. Demi memgapai harapannya, dia rela menjadi karyawan biasa di kantor cabang perusahaan orang tu...