Hari sudah malam saat Haikal sampai di rumah kontrannya.
Dengan wajah meringis menahan sakit, dia melepas celana panjangnya. Dia mengamati betisnya. Tampak warna biru lebam di sana. Dielus sebentar lalu beranjak mengambil handuk kemudian masuk kamar mandi.
Ponselnya berdering saat Haikal baru keluar kamar mandi.
"Halo sayang, kamu sudah pulang?" Tanya seseorang di seberang.
"Mama, iyya aku sudah di rumah, ada apa Ma?" Haikal balik tanya.
"Kiriman Mama udah sampai?" Tanya Mamanya lagi.
"Kiriman? Kiriman apa?" Haikal heran.
"Pegawai baru yang masuk hari ini?" Jawab Mamanya.
"Yah Mama, orang kok kiriman sih? Apa maksudnya kiriman Mama?" Tanya Haikal penuh keheranan.
"Mama sengaja minta sama Papa kamu untuk memindahkan dia ke tempat kamu, biar kamu bisa kenalan sama dia, yaaah kali aja bisa jadian." Ucap Mamanya semangat.
"Haaah Mama, cewek secantik itu mana mau sama saya, yang ada ilfiill Ma, aku sudah sering kehilangan muka gara-gara mendekati wanita cantik, sekarang aku tidak PD." Tegasnya.
"Dicoba dulu kan ga apapa?" Mamanya menyarankan.
"Hah ya deh, terserah Mama, tapi aku sudah ada wanita yang aku suka, namanya Fitri Ma, dia cukup sederhana." Tandasnya.
"Ya sudah deh, Mama cuma berusaha membantu, umur kamu udah segitu tapi belum juga nikah, Mama malu kalau bertemu teman yang ditanya kapan punya mantu." Mamanya sedikit emosi.
"Kalau memang suka Fitri segera nikah aja deh, ga usah nunggu lama lagi, tapi kalau masih kurang yakin, mending sama Arindi aja ya!" Celoteh Mamanya panjang kali lebar."Iyya mah, aku capek, udah dulu ya, daa." Ucapnya menutup telpon.
Dengan kesal dia menghempaskan tubuhnya di sofa. Haikal kembali meraih ponselnya lalu memesan makanan lewat orderan online.
Angannya menerawang mengingat setiap permasalahan cintanya yang berahir kecewa. Wanita catik tunangannya yang selalu dipamerkan di seantero jagad ternyata malah mencercanya di belakang.
Haikal menarik napas panjang. Kenangannya kembali menyeruak membuka ingatannya yang hampir terhapus. Saat dirinya hendak memberi kejutan pada sang kekasih, malah dia yang terkejut.
"Luna kamu benar ga cinta sama Haikal, tapi kok tunangan ya?" Tanya salah seorang teman Luna.
"Yaah begitulah, tampang dia yang pas-pasan ga bisa disandingkan dengan paras ayuku ini, mana mungkin aku cinta." Tandas Luna.
"Tapi kok mau tunangan?" Tanya yang lain lagi.
"Namanya banyak uang, apalagi coba, kalian bisa ada di sini karena duit siapa, hayoo?" Luna mengerling temannya.
"Iyya juga sih," timpal yang lain.
"Hahahaha". Mereka semua tertawa sementara Haikal bagaikan patung tak bergerak menahan rasa kecewa, marah dan sedih bercampur jadi satu. Tubuhnya terasa lemas.
Dengan seluruh tenaga yang tersisa, dia melangkah masuk di dalam Salon kecantikan tempat Luna bermedi-pedi bareng 3 orang temannya.
"Luna," panggil Hakal pelan.
"Oh sayang, kapan kamu datang, kenapa ga bilang dulu?" Jawabnya gelagapan."Sejak tadi, saat kamu bilang aku tidak bisa disandingkan dengan parasmu yang ayu itu." Ucap Haikal dingin menatap Luna.
Wajah Luna mengadi pias, tubuhnya gemetar, demikian juga temannya sambil menutup sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The ugly looking for love
RomanceHaikal berusaha mencari wanita yang cantik, baik dan tulus dalam mencintai. Semua itu karena wanita yang pernah mencintainya hanya karena hartanya semata. Demi memgapai harapannya, dia rela menjadi karyawan biasa di kantor cabang perusahaan orang tu...