Chapter 1

591 142 86
                                    

Awan gelap mulai berkumpul di susul kilatan petir yang menyilaukan mata pertanda akan datangnya hujan.

Sore itu baru jam 16:47 aku sedang berjalan pulang kerumah lebih tepatnya kosan yang kusewa menggunakan uang tabunganku. Sewaktu aku pergi dari rumah aku sempat bertengkar dengan kedua orang tua ku, aku sangat kesal waktu itu sampai-sampai aku kabur diam-diam lewat jendela. Sekarang aku gak tau keadaan dirumah seperti apa. Aku cukup jalanin aja hari-hari biasaku.

Ketika aku sedang berjalan pulang, rintik-rintik hujan telah dulu sampai di tanah sebelum aku pulang ke kosan ku. Semakin lama rintik-rintik hujan itu semakin lebat.

Aku berlari saja mengingat hari sudah mulai gelap, tidak ingin aku berteduh di tepi-tepi jalan itu.

Basah semua baju ku.

Tiba-tiba terdengar seseorang yang memanggilku "FAJAR!" pekiknya. Seketika aku berhenti berlari dan melihat kebelakang. Rupanya itu Riyo Teman sekosan ku, dia menggunakan motor. Tidak butuh waktu lama tiba-tiba dia sudah ada di hadapanku. "Hayuk naik," katanya sambil menatap mataku. Aku pun bergegas naik kemotornya.

"Hati-hati bawanya Yo," ujar ku.

"Ok siap," sahut Riyo.

Riyo pun melaju dengan kecepatan biasa. Diperjalanan aku sempat melihat sekilas di gang kecil yang sedikit gelap, terlihat seseorang dengan gerak gerik nya yang cukup aneh, aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut yang terpenting sekarang aku bisa pulang.

Ketika sudah sampai aku menggigil tak karuan menahan hawa dingin yang terus menghampiri ku, cepat-cepat aku pergi ke kamar kos ku sambil berkata "makasih Yo tumpangannya." Riyo pun membalas dengan mengganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Aku bergegas masuk ke kamarku, mengambil handuk setelah itu aku mandi.

Setelah mandi perasaanku menjadi lebih tenang. Akupun segera memasak mie instan. Setelah selesai makan aku merebahkan diri ku di kasur, tanpa sadar aku langsung tertidur.

"Braakk"

"Braakk"

Jam 3 subuh aku di bangunkan oleh suara gedoran pintu bukan lebih tepatnya seperti orang yang menghantamkan tubuhnya di pintu, tapi bukan pintu ku.

Dengan rasa terpaksa aku langsung mengeceknya. Setelah ku cek ternyata tidak ada siapa-siapa di luar, suasana di luar sepi dan sedikit gelap. Aku pun langsung masuk saja dan ketika aku ingin menutup pintu suara gedoran itu terdengar lagi, aku sedikit takut tapi rasa penasaranku lebih besar dari pada rasa takutku. Aku pun mulai berjalan keluar menyusuri lorong, mencari dimana kiranya suara itu berasal. Ternyata suaranya berasal dari kamar nomor 13 yang tidak jauh dari kamarku, suaranya berasal dari dalam. Aku terdiam saja berdiri di depan pintu kamarnya tidak berkata apapun, setidaknya aku sudah tahu dari mana suaranya berasal.

Tiba-tiba terdengar pekikan seorang wanita dari lantai bawah. Tersentak aku kaget, dengan sedikit takut aku mencoba untuk pergi ke bawah menuruni tangga dengan pelan. Aku langsung menuju ke kamar yang gaduh itu. Lalu tercium bau amis, Sebelumnya bau ini tidak ada. Bau amisnya sangat menyengat seperti bau darah. Dengan perasaan terpaksa aku pun mengetuk pintu itu, berharap seseorang membukakan dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Namun tak ada jawaban, lalu banyak darah muncul dari sela-sela bawah pintu yang mengagetkanku.

Kemudian penghuni kamar sebelah keluar dari kamarnya dengan mata yang sayu menatap mataku lalu ia terkejut melihat ada banyak darah yang mengalir di lantai.

Dia pun spontan dengan wajah ketakutan mencoba membuka paksa pintu itu sambil memanggil-manggil nama temannya yang tinggal di dalam kamar tersebut, "Yudi!, Di!"

Pintu pun terbuka.

Seketika terhentak dia jatuh kebelakang kaget melihat Yudi yang sedang memakan tubuh pacarnya. Aku pun hanya bisa membeku terdiam melihatnya seakan tak percaya dengan apa yang kulihat. Darah dimana-mana wanita yang memekik keras tadi sudah mati dan laki-laki yang bernama Yudi telah membunuhnya dan sedang memakan isi perut pacarnya sendiri.

Serasa ingin muntah aku melihatnya. Dengan perasaan panik cepat-cepat aku menutup pintu tersebut.

Lalu tiba-tiba dua orang muncul keluar dari kamarnya dan menanyakan apa yang terjadi sambil terkaget melihat darah yang berserakan di lantai.

Dengan tangan yang gemetar aku langsung menunjuk ke arah kamar itu kemudian salah satu dari mereka berdua membuka pintu kamar tersebut...

Tiba-tiba...

"Arrghh!!!"

"Sreekreek!"

Seorang wanita dengan wajah berlumuran darah tiba- tiba muncul dari arah belakang pria yang barusan keluar dari kamarnya lalu menggigit leher pria tersebut.

.
.
.

Lanjut ke chapter 2

Jangan lupa vote :)

Makasih ya udah baca

Dead AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang