Chapter 3

167 33 29
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi aku masih saja terduduk sambil membayangkan hal yang terjadi tadi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu berderit dari kamar sebelah. Itu kamarnya Riyo, aku pun mencoba keluar untuk mengeceknya.

“Eh Jar, tumben belom mandi hehe,” ujar Riyo sambil terkekeh.

“Eh Yo, kamu gak denger ada teriakan orang tadi malem,” ujarku yang keheranan.

“Enggak tau sih, kan aku tidur emang asal suaranya dari mana?”

“Di lantai bawah,” sahutku.

Braak Brakk”

Terdengar lagi suara gedoran itu. Kami pun langsung menatap satu sama lain.

“Yo, coba kita cek kamar nomor 13, dari semalem suara gedorannya kedengeran terus,” ujar ku.

Kami pun langsung menuju ke kamar nomor 13.

“Braak Brakk”

Ketika kami sudah berada di depan pintu kamar itu Riyo pun mengetuk pintu itu sambil berkata “Halo, siapa didalam,” ujar Riyo. Tetapi tidak ada jawaban, kami pun terus mengetuk pintu itu tetapi orang yang ada di dalam kamarnya itu tidak membukakan pintunya dia terus saja menghantamkan tubuhnya di pintu kamarnya. Kami pun terpaksa membuka pintu kamar itu, rupanya tidak di kunci.
Seketika...

Orang yang ada di dalam kamarnya itu langsung keluar, tangannya menerkam dada Riyo dan mencoba menggigit nya tapi untunglah Riyo masih bisa menahan leher orang itu supaya tidak tidak tergigit.

Akibat dorongan yang kuat dari orang itu Riyo pun terjatuh. Kucoba menarik orang itu supaya menjauh dari Riyo, tetapi Genggaman orang itu kuat sekali, sampai-sampai aku harus mengeluarkan banyak energi ku.

Akhirnya aku berhasil membuat orang itu melepaskan tangannya dari Riyo. Riyo pun langsung  bergegas bangun, kami pun berlari menuju tangga untuk pergi ke bawah. Ketika sampai di bawah aku dan Riyo melihat orang yang aku temui tadi malam mereka tetangga kami tetapi mereka berbeda, wajah dan bagian-bagian tubuh mereka dipenuhi darah dan mereka berjalan seperti wanita dan laki-laki yang memakan jasad wanitanya tadi malam  dan wanita yang mati tadi malam hidup kembali, dia berjalan seperti mereka dengan isi  perut yang berceceran keluar.

Aku dan Riyo hanya bisa terdiam sambil ketakutan melihat mereka.

Tiba-tiba “Brukk” orang yang kamarnya bernomor 13 itu terjatuh dari tangga, spontan kami pun langsung melihatnya, kepalanya terbentur dan mengeluarkan darah. Seketika, tetangga-tetangga ku itu langsung melihat kearah kami, mereka menghampiri kami dengan raut wajah aneh yang begitu menyeramkan. Tetanggaku yang terjatuh dari tangga itu langsung berusaha berdiri kembali.

“Rgggrrhh,” geramnya

Suaranya begitu menakutkan.
Kami pun langsung lari saja menuju gerbang kos yang tidak begitu jauh.

Ketika kami sudah sampai di depan gerbang kami pun langsung keluar, setelah keluar aku langsung menutup gerbang itu.

“Hu Selamat,” ujarku.

Seketika itu pun Riyo menepuk pundak ku. “Jar Jar,” bisik Riyo. Dia langsung menunjuk kearah jalan raya, seketika itu pun aku melihat...

.
.
.

Lanjut ke chapter 4

Jangan lupa vote :)

Makasih ya udah baca

Dead AwakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang