Ch - 2

4K 97 1
                                    

April, 2011

Keysa masih termenung, di waktu yang berbeda. Setelah 2 hari yang lalu dia bercerita soal mimpinya yang aneh, selama 2 hari itu pula dia bermimpi yang sama. Seolah dia terjebak di ruangan itu bersama Keysa yang lain.

"Gue bisa gila." Keysa mendesis, mengacak-acak rambutnya frustasi dan menatap kosong televisi yang menyala.

Acara tontonan favorit Aufa, yang entah sejak kapan mulai ditontoni Keysa. Oh, lebih tepatnya menontoni Keysa yang sedang galau karena mimpi anehnya.

Aufa muncul begitu Keysa merubah posisi duduknya di sofa. Melihat Tv yang kini memutar OST dari drama yang disukainya. "Wah sejak kapan adek gue suka tontonan alay begini." Ejeknya begitu melewati Keysa sebelum dia masuk ke kamarnya.

"Gausah mulai deh bang!" Gerutu Keysa kesal.

Mengambil ponselnya yang sedsri tadi dikantongi, membuka layarnya dan memilih 'kamera'.

Lama Keysa menatap wajahnya detail. Mencari kemiripan pada sosok Keysa yang ada di mimpinya.

"Kamu kenapa liat handphone sampai sedekat itu Ca?" Neli, ibunda Keysa mengambil alih remot di meja, mengganti channel dan memilih duduk di sofa lainnya.

Keysa terduduk, bingung apakah dia harus menceritakan mimpinya pada Mama atau justru memilih diam dan bercerita pada Aufa.

"Galau tuh Mam, Aditya gak juga peka buat nembak dia." Suara Aufa kembali terdengar seantero rumah, membuat Keysa kesal dan mengurungkan niatnya untuk bercerita lagi ke Aufa.

"SOTAU BANGET SIH LO!"

Neli terkekeh melihat tingkah kedua anaknya. Meski keduanya sedang berada di fase penemuan jati diri, tapi melihat Keysa yang se-frustasi itu tentulah membuatnya kepikiran dan gelisah.

"Gini lho mam, beberapa hari yang lalu aku mimpi liat diri aku dan kejadian di masa depan. Tapi aku cuma bisa liat dan dengar diri aku aja. Pas aku mencoba nembus tembok buat liat lawan bicara di balik pintu keysa dalam mimpiku ini, malah gabisa. Masa sepanjang aku mimpi aku cuma liat dia yang nangis terus terusan. Aneh kan mam?" Jelas Keysa panjang, menatap Neli yang geleng-geleng tak percaya.

Biasanya Keysa akan memilih diam setiap ada masalah yang bisa diatasinya, tapi untuk sekarang sepertinya dia sedang benar-benar kesusahan.

"Wah aneh banget tuh. Gue mau liat diri lo di masa depan bakal secantik apa atau lebih tomboy dari sekarang?" Aufa menginterupsi keduanya, tangannya membawa bungkus roti tawar lengkap dengan mentega dan meses.

Neli tertawa kecil, melihat Aufa yang menjaili Keysa. Meski keduanya kembar, tapi sama sekali tidak terlihat kemiripannya.

"Kamu udah coba buat mikirin cara yang kamu bisa? Biar yang ada di mimpi kamu itu berubah?" Neli memberi saran, membuat kedua anaknya berhenti bercanda dan menatap serius dirinya.

"Aku gapernah kepikiran begitu. Apa itu sebabnya aku terus menerus mimpiin yang sama yah?"

Neli tersenyum, mengusap lembut jemari Keysa. "Cari jalan keluarnya sesuai apa yang menurutmu terbaik. Meskipun kamu belum tau sosok itu dirimu di masa depan atau bukan, ada baiknya kamu mencoba membantu sosok itu."

Aufa menambahi, "bakal lebih bagus lagi kalau lo bayangin dia itu lo."

Keysa mengangguk paham.

Setidaknya dia sedikit lega untuk masalah ini. Matanya beralih melihat jam.

"Makasih mam." Keysa beranjak, mencium kedua pipi Neli dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Aufa memperhatikan adiknya itu dan melihat Neli yang mengolesi roti dengan mentega. "Mam, apa tindakan Keysa gak terlalu bikin khawatir?"

"Dia tau yang terbaik untuk dirinya Fa."

****

Line!

Key : Dit! Gue tau solusi dari mimpi gue

Aditya : Oh, otak lo udah mulai jalan

Key : -_-

Aditya : Jadi gimana solusinya?

20 menit dan tidak ada juga respon dari Keysa. Aditya terkekeh, mungkin saja Keysa sudah tidur.

Tapi mengingat sekarang baru jam 11 malam, hal itu mustahil dilakukan seorang Keysa yang selalu tidur di jam 2 pagi.

Aditya menggeser aplikasinya, masuk ke dalam beranda line dan melihat Keysa yang baru saja menyukai sebuah postingan band rock yang akan segera tampil di jakarta.

Tanpa lama untuk memastikan Keysa sudah tertidur atau belum, Aditya langsung menelepon cewek itu.

A ; jadi solusinya gimana Key?

K ; duh besok aja deh gue ceritanya

A ; yah, gimana sih lo

K ; besok deh sekalian hasilnya

A ; o key

K ; dit catatan bio---

Aditya tersenyum tipis, melirik jam di layar ponselnya dan tanpa sadar menguap lebar.

Dia langsung merapihkan buku-bukunya. Menaruh kembali mereka semua pada tempatnya dan bersiap tidur. Menantikan hari esok yang akan segera datang.

****

Februari, 2019

Keysa menghela nafasnya berat, seolah ada yang sangat membebaninya. Pandangannya terarah pada pantulan dirinya, rambutnya yang dulu kini sudah memanjang sempurna. Apa karena dia terlalu sibuk bekerja?

Entahlah.

"Beb, gue lebih pro ke warna ini." Sosok sahabatnya muncul dari balik ruangan, memberikan 2 botol foundation dengan merk berbeda.

Keysa tersenyum tipis, mengambil 2 botol itu dan mencobanya.

"Yang merk ini lebih ringan. Gue ambil yang ini aja." Keysa beringan tangan. Pindah ke tempat duduk lainnya yang berada di ruangan itu.

Menyalakan ponselnya dan membuka instagram. Banyak update-an dari teman-temannya. Juga like dan komentar yang terus menerus datang memenuhi postingannya yang hanya satu.

"Gak bales komentar mereka?" Tanya sahabatnya, duduk di sampingnya dan memberikan potongan cherry.

Keysa terenyuh, mematikan ponselnya lagi dan mengambil beberapa biji cherry. "Mereka cuma nanya kabar. Basa basi doang paling?"

Keduanya tertawa lebar. Sudah biasa bagi Keysa ditanyai hal-hal basi dan biasa. Dan sudah biasa juga banyak yang penasaran dengan dirinya. Mempunya followers ribuan, tetapi hanya mengikuti puluhan orang saja. Dan hanya ada satu poto yang dia posting.

Jadi semuanya sudah sangat wajar.

"Gue pikir lo bakal butuh dia." Cewek di depannya kini memberikan kertas nama seseorang.

Keysa membacanya dengan malas. "Dia lagi?" Dan responnya seperti biasa.

"Ya gue gatau. Dia bilang lo bakal butuh dia deh."

"Yauda, nanti gue coba hubungi."

"Okey."

Tak berselang lama, keduanya dijamu oleh 2 pegawai di tempat itu. 2 pegawai itu kemudian menuntunnya masuk ke dalam ruangan.

"Emang, Spa itu paling enak kalau sehabisa liburan panjang kita."

****

See you next!

Time BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang