Plak
Plak
Plak
Suara tamparan yang keras memenuhi kamar tersebut disertai dengan teriakan yang amat menyayat hati.
"Please stophh..."
Plak
"S-sakithh.. cukup. Maaf, maaf."
Beomgyu menangis meraung-raung, meminta untuk dihentikan. Sprei kasur yang berada di bawah genggamannya total kusut tak terbentuk, karena digunakan untuk melampiaskan rasa sakitnya.
Posisinya kini, perut dan dada Beomgyu berada di pangkuan sang dominan, sementara celananya dilucuti sehingga memperlihatkan bokongnya dan ditampar berkali-kali sampai memerah serta lecet.
"Sudah kubilang untuk tidak pernah kabur dari ku, tapi kau terus melanggarnya. Apa kau sangat suka dihukum, Beomgyu?"
Menekankan namanya, bahwa dia telah memperingatkan submisifnya untuk menurutinya.
"Hiks.. tidak... maaf.. maafkan aku. Sudah, hentikan. Hiks.. sakit...."
Soobin. Orang yang menghukum Beomgyu, mengangkatnya bagai seorang bayi yang sangat ringan dan mendudukkan Beomgyu di pangkuannya. Melihat bagaimana Beomgyu sedikit meringis karena langsung didudukkan setelah ditampar pantatnya. Matanya sembab sehabis menangis, mukanya bengkak, hidungnya memerah, bibirnya melengkung kebawah. Total membuat birahi Soobin meningkat hanya dengan melihatnya.
Beomgyu menangis sesegukan sambil mendorong dada Soobin untuk menjauh dengan sisa tenaganya. Bokongnya mati rasa, sangat perih rasanya. Air matanya pun sesekali turun melewati pipi tirusnya.
"Berjanji padaku untuk tidak lari lagi dariku." ucapnya dengan suara berat yang terselip sebuah emosi.
Beomgyu diam saja. Dia tidak mengangguk ataupun menggeleng. Dia tidak bisa berjanji. Dia akan kabur dari sini bagaimanapun caranya.
Soobin yang sadar akan arti dari jawaban diamnya Beomgyu menjadi sangat marah. Dia langsung membanting Beomgyu ke kasur dan merobek baju yang Beomgyu kenakan.
Beomgyu berteriak terkejut. Terlalu mendadak. Dia tidak bisa melawan ataupun lari, maka dia hanya bisa memohon yang pastinya akan berakhir sia-sia.
Soobin melepas satu persatu pakaian yang dia kenakan dengan terburu-buru. Dia akan memberi pelajaran untuk anak nakal seperti Beomgyu. Ingin rasanya membuat Beomgyu merasa jera, tapi dia tidak akan bisa, sebab Beomgyu pribadi yang keras kepala.
Beomgyu yang melihat itu hanya menatap ngeri. Menggeliat, mencoba kabur dan mengabaikan rasa sakit pada bokongnya yang pastinya akan bertambah lecet karena bergesekkan dengan kasur. Beomgyu meraih apapun yang ada di dekatnya untuk setidaknya lepas dari Soobin tapi percuma, Soobin segera mengunci pergerakan Beomgyu. Mengikat kedua tangannya dengan baju Beomgyu yang sudah robek dan meletakkannya pada headboard.
Soobin meraih pinggang Beomgyu untuk dia posisikan di depan kemaluannya. Menindih kaki Beomgyu yang terus menendang-nendang.
Dalam sekali hentak, miliknya sudah terbenam di dalam Beomgyu. Air mata Beomgyu kembali turun dan menghasilkan teriakan kesakitan untuk kesekian kalinya.
Tidak sampai disitu, Soobin segera bergerak dengan begitu kasar tanpa peduli akan Beomgyu yang harus merasakan miliknya terlebih dahulu di dalam sana agar dia terbiasa.
Kepala Beomgyu berkali-kali terantuk headboard kasur, menghasilkan pening yang luar biasa baginya. Kakinya mencoba lepas dari Soobin. Menendangnya asal agar lepas. Cukup sia-sia bagi Beomgyu, karena Soobin akan semakin kasar jika Beomgyu memberontak.
Beomgyu semakin menangis karena merasakan sesuatu yang mengalir dari lubang analnya. Darah. Soobin terlalu kasar sehingga Beomgyu kembali terluka.
Soobin yang melihat itu sedikit terkejut tetapi dengan cepat berubah menjadi senyum yang mengerikan. Semoga saja Beomgyu menjadi jera setelah ini.
Soobin semakin bersemangat kala Beomgyu menyebut namanya berkali-kali sambil menangis. Soobin tahu, itu adalah permintaan untuk berhenti. Tapi Soobin tidak peduli. Baginya melihat Beomgyu menderita akan menjadi kesenangannya tersendiri.
End.
maaf baru muncul. tugas daring lebih banyak dari biasanya. btw, aku anak ambis semenjak corona jadi mau tugasnya selesai hari itu juga alias susah update krn tugasnya setiap hari (menangis dipojokan). mampir yaa di work satunya, kyknya malem ini mo update, tungguin aja. hehehe.
tan