"makasih ya,Gi. Udah mau nganterin gue pulang" Lagi lagi Yoongi tak membalas perkataan Micha. Dia memilih pergi. Bergegas memasuki rumahnya untuk tidur. Mengurus Micha seperti merawat bayi. Melelahkan!
Micha sendiri masih mengingat ingat kejadian tadi. Dimana dia berboncengan dengan Yoongi, beradu argumen, dan bahkan mengalami kejadian yang hampir membuatnya terjatuh dari motor lantaran kesusahan menggunakan helmnya. Ternyata bersama Yoongi semenyenangkan itu. Mungkin akan sulit menaklukkan hatinya, namun pria cuek seperti Yoongi akan menjadi tantangan paling menyenangkan.
Sembari melepas tali sepatunya, benak Micha dipenuhi ribuan pertanyaan. Terlebih, ucapan Taehyung membuatnya pusing.
"Tapi bener deh. Jangan deket Yoongi. Misterius, hilang tiba tiba,penuh rahasia. Haha... Kaya pasukan khusus aja"
Gadis itu menatap rumah Yoongi. Dari sana, dia melihat Yoongi yang tengah membuka jendela kamarnya. Lelaki itu nampak kesal, wajahnya saja sudah mengkerut seperti tahu. Apa benar dirinya semenyebalkan itu hingga membuat wajah tampan Yoongi mengkerut?
"Chacha! Gue tungguin loh dari tadi" Micha senang bukan main. Jungkook, sepupu yang satu kelas dengannya tengah duduk di sofa sembari mengunyah keripik kentang.
"Lo udah sembuh?" Sungguh, satu hari tanpa Jungkook terasa hambar. Biasanya, setiap pagi dia berangkat bersama sepupunya, mengerjai teman satu kelas, atau belajar bersama. Kali ini, Jungkook harus izin karena sakit. Dua hari yang lalu, Jungkook pingsan mendadak saat tengah berlatih basket. Jungkook itu keras kepala, dia selalu berambisi untuk menang dan menjadi yang pertama. Sisi positifnya, dia berhasil mendapatkan medali basket dan beberapa medali olimpiade matematika. Hanya saja, ketika Jungkook sudah berambisi meraih sesuatu, dia pasti akan melupakan makan dan mengurangi jam tidurnya. Sungguh, mungkin Micha akan pingsan setiap hari ketika menjadi Jungkook. Bayangkan saja, setiap hari hanya tidur selama tiga jam ditambah latihan keras dan makan sarapan saja. Wah, orang sepintar Jungkook saja belajar begitu keras, apa jadinya Micha yang memiliki IQ kurang dari 90.
"Udah dong, gue kan pejantan tangguh. Wah, gue kangen latihan bareng"
Plak!
Micha memukul lengan Jungkook sekeras mungkin. Seharusnya Jungkook memperhatikan dirinya sendiri. Setidaknya, gunakan waktu beberapa hari untuk istirahat, bukan hanya memikirkan perlombaan.
"Orang sakit bukannya dikasih obat malah dipukul"
"Lo sih, istirahat dulu kek. Basket terus pikiran lo. Sesekali pikirkan diri lo sendiri dong! Mau gue pukul pake buku cetak ?"
"Cie perhatian, lo jatuh cinta sama gue ya?"
Plak!
Lagi lagi Micha memukul Jungkook. Masa bodoh dengan pria itu. Mau sakit atau sembuh, bukan urusan Micha. Salah sendiri menyebalkan!
"Gak usah kepedean lo. Mana mau gue sama dedemit kek lo. Mending gue suka sama Yo-" hampir saja Micha keceplosan. Sial, pasti rasa penasaran Jungkook tengah menguasai tubuh pria itu.
"Hayo siapa" Jungkook mencolek lengan Micha sembari tersenyum, seolah tengah menggoda. Micha sendiri hanya memberikan tatapan datar. Sial, Jungkook semakin menyebalkan.
"Gue mau mandi, gak usah ribut"
"Ikut dong"
"Mau gue patahin leher lo?"
"Ampun tante"
***
"Wah, Jungkook. Udah sembuh lu?" Tanya Namjoon sembari bersalaman dengan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Petite Voleuse || MYG✓
FanfictionBenci jadi cinta? Omong kosong! Micha tak pernah mempercayai prinsip seperti itu. Baginya, yang dibenci akan selalu di benci, dan yang spesial akan memiliki ruang tersendiri di hati. Min Yoongi, berkali kali ia dekati, namun pria itu seperti punya...