Micha membanting pintu kamarnya dengan sekuat tenaga. Masa bodoh dengan suara berisik yang ditimbulkan. Dia hanya mempedulikan air matanya yang sebentar lagi mengalir deras.
Ini kali pertama dia bertemu pria seperti Yoongi. Pria menyebalkan, bermulut pedas, dan bertingkah semaunya, tapi Micha menyukainya. Sekarang, apa yang harus ia lakukan? Berhenti atau tetap mencintai Yoongi dengan segala konsekuensi?
Micha bingung sendiri. Dia hanya terdiam, tubuhnya melemas namun yang hanya bisa ia lakukan adalah duduk sembari bersandar pada pintu kamarnya. "Sialan" monolog Micha sembari terisak.
Disisi lain, Jungkook hanya mengamati Yoongi dengan tatapan sinis. Mungkin benar sifat Micha keterlaluan, tapi Yoongi tak berhak berbicara sekasar ini.
"Gue gak tau maksud lo apaan, tapi jangan sekali sekali lo hancurkan Micha lagi, dia udah susah payah membangun dirinya yang dulu" ujar Jungkook sembari mengusap kepala Kookoo. Sesekali Jungkook tersenyum ke arah Kookoo ketika kucing itu menggigit tangannya.
"Apa maksudnya membangun dirinya yang dulu?" Yoongi awalnya hanya ingin mengatakan uneg unegnya ketika berada di dekat Micha. Dia kesal lantaran gadis itu terus menerus berbicara secara berlebihan dan terkadang semena mena. Tapi, ketika mendengar perkataan Jungkook, Yoongi menjadi merasa bahwa dirinya sudah kelewatan. Namun kali ini logikanya berhasil menguasai. Apa salahnya si berbicara terus terang? Toh pada akhirnya, cepat atau lambat kebenaran akan terungkap. Lebih cepat lebih baik kan?
"Lo gak perlu tau. Intinya, jangan buat Micha nangis lagi. Semenyebalkan apapun, dia tetep sepupu gue"
***
Sudah dua minggu Micha tak mengobrol bahkan sekedar basa basi dengan Yoongi. Ketika Yoongi bertanya dia hanya menjawab "oh" "iya" "enggak" "masa?" Masa bodoh dengan Yoongi, dia ingin sekali melupakan pria itu dan mencari pria lain yang baik hati. Menyebalkan, bukannya meminta maaf, Yoongi justru sibuk tertidur di sebelahnya. Sebagai informasi saja, minggu lalu kelasnya mengadakan undian untuk menentukan tempat duduk mana yang akan ditempati. Micha mendapat nomor 9, beruntung sekali dia berada di tengah tengah. Sayangnya, Yoongi juga mendapat nomor 9 , sehingga mereka harus duduk bersama.
Jam istirahat sudah berlangsung satu menit yang lalu, namun Micha memilih untuk memainkan ponselnya sembari mendengarkan lagu. Dia memilih mengabaikan Yoongi yang tengah tertidur dengan kepala yang tergeletak di atas meja.
Gadis itu menoleh ke pintu kelas, kala Jungkook meneriakkan namanya.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Micha sembari menatap Jungkook yang tengah berjalan mendekat.
"Hehe... Pulsek temenin gue ya? Gue latihan basket lagi"
"Kook, lu cari pacar aja sana. Tiap latihan di temenin gue, kasihan sekali sepupu jomblo ku" Jungkook mengerucutkan bibirnya, sedikit tertusuk mendengar perkataan Micha. Mungkin benar, masa depan itu penting, tapi rasanya Jungkook jarang sekali meluangkan waktunya untuk sekedar kencan atau bermain bersama temannya. Apa dia dari pacar saja ya?
"Ye, kalau gue punya pacar, entar lu kesepian" kali ini giliran Micha yang ingin meninju wajah Jungkook. Baru saja dia ingin melupakan drama percintaannya, Jungkook justru berhasil membuatnya memutar kembali memori mengenai ucapan Yoongi. Perkataannya tentang sifat Micha yang seperti cewek murahan hampir membuatnya menangis lagi. Sial! Air matanya mulai membendung.
" Gue mah punya jodoh yang sekarang lagi banting tulang demi bahagiain gue hiyaa.."
"Ck, halu terus. Pantesan jodoh menjauh" samar samar, Micha mendengar Yoongi yang tengah berbisik sembari mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke samping kanan. Gadis itu hampir saja memukul Yoongi menggunakan buku paketnya yang berisi ratusan halaman. Jungkook sendiri masih ragu untuk membuka suara, takut salah bicara dan malah membuat mereka berdua semakin menjadi jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Petite Voleuse || MYG✓
FanfictionBenci jadi cinta? Omong kosong! Micha tak pernah mempercayai prinsip seperti itu. Baginya, yang dibenci akan selalu di benci, dan yang spesial akan memiliki ruang tersendiri di hati. Min Yoongi, berkali kali ia dekati, namun pria itu seperti punya...