1

19 1 1
                                    

07:46 am

Rin bersiap siap pergi ke cafe miliknya yang tidak jauh dari apartemennya. Ketika ia hendak mengunci pintu apartemennya, Rin mendapati ruang sebelah akan adanya penghuni baru. Rin melewati pintu 19 tersebut dan melihat seorang pemuda yang ia kenal berada di ujung lorong, Rin mendatangi dan menyapa sang pemilik apartemen tersebut,

"Selamat pagi Akira-san, tumben sekali pagi-pagi kesini."

"Ah, Rin-chan. Kau tau kan kamar 19 akan ada penghuni baru. Kebetulan dia kenalanku, jadi aku kesini sekalian ingin menyapanya. Sudah mau ke cafe Rin-chan?"

"Iya, kalau kau sempat mampirlah Akira-san. Hari ini menu spesialnya kari kesukaanmu."

"Baiklah, nanti aku mampir untuk kari buatanmu Rin-chan."

"Saya permisi Akira-san"

Akira mengangguk menjawab Rin.

Rin berusaha menahan senyumnya saat berbicara dengan Akira. Ya, Rin memiliki rasa kepada tuan tanah apartemennya Kurusu Akira. Hanya saja ia tak berani mengungkapkannya karena Akira melihat Rin hanya sebatas teman.

@ Leblanc Cafe

Kedatangan Rin disambut hangat oleh pegawainya. Rin menuliskan menu spesial di papan yang ia letakkan di depan cafe. Setiap sabtu Leblanc Cafe selalu menyediakan menu spesial yaitu kari. Selesai menulis, ia duduk sambil meminum kopi yang telah dibuatkan oleh pegawainya.
Bel dipintu cafe berbunyi menandakan seseorang masuk. Rin mengalihkan pandanganya yang semula ke cangkir kopi miliknya menuju pintu berharap Akira yang datang. Rasa kecewa terlihat dimata Rin mengetahui yang datang bukanlah orang yang ia harapkan. Pria jakung yang terlihat asing di mata Rin berjalan mendekatinya.
Pria tersebut tersenyum kepada Rin, tetapi Rin hanya membalas dengan tatapan dinginnya. Merasa aneh, Pria jangkung itu melontarkan pernyataan kepada Rin.

"Hei nona cantik, tidak sopan jika kau tidak membalas senyum seseorang. Apalagi orang tampan sepertiku."

Rin memandang malas pria tersebut. Rin hampir tidak pernah tersenyum, ia selalu menampakkan wajah datarnya dan semua pelanggan Rin tau akan hal itu. Enggan menjawab perkataan pria aneh tersebut Rin menanyakan pesanan

"Selamat datang di Leblanc, anda ingin memesan apa?"

"Hei, kau belum membalas senyumanku tadi."

"Jika kau kesini untuk senyuman, maaf kami tidak punya hal semacam itu."

"Eeuhh baiklah, aku ingin memesan kari, Akira bilang kari disini enak. Dan aku juga mau americano"

'Akira? Orang aneh ini mengenal Akira-san?'

"Baiklah, mohon untuk menunggu sebentar"

Setelah mengantarkan pesanan kepada orang aneh itu, Rin mendapatkan pertanyaan dari pria tersebut

"Nona cantik. Apa kari ini ada setiap hari? Kari ini sangat enak, ini kari terenak yang pernah aku makan"

"Kari ini menu spesial yang hanya ada di hari sabtu, jika anda ingin makan kari datanglah di hari sabtu"

Rin kembali ke tempatnya dan membaca buku yang tadi ia tinggalkan. Ia tidak fokus membaca dan terus memperhatikan pintu, berharap Akira datang.
Cukup lama sampai orang aneh tadi menegurnya

" hei nona cantik, daripada kau memandangi pintu mending memandangiku yang tampan ini"

Rin tetap menatap pintu sembari menjawab pemuda itu
"Tidak terimakasi, saya lebih suka menatap pintu"

Pria itu mendekati Rin
"Baru kali ini ada wanita yang lebih tertarik memangi pintu daripada diriku. Kau unik nona, aku suka itu. Ini untuk kari dan kopinya, enak sekali. Aku akan kembali untuk makan kari dan memandangimu nona."

Rin memandang malas pria tersebut
"Terimakasih, tidak usah kembali lagi"

"Suh Johnny, kau harus mengingat namaku saat aku kembali."

Setelah kepergian orang aneh itu, Rin mengendus kesal. Aizawa Momo, pegawainya menyadari perilaku bosnya yang sepertinya sangat terganggu dengan pria tadi.

"Apa dia mengenalmu Nakamoto-san?"

"Tidak, dasar orang aneh"

"Pria tadi tampan. Terlihat dari ucapannya sepertinya dia bukan orang Jepang"

"Momo-san, untuk apa tampan tetapi perlakuannya sangat mengganggu?"

"Tapi menurutku dia berusaha mengakrabkan diri"

"Terserah apa katamu, yang jelas aku sangat membenci orang seperti itu"

Time skip

18:00
Rin menyerah menunggu Akira dan ia memutuskan untuk pulang dan menitipkan cafe kepada Momo.

Saat perjalanan pulang, sebuah pesan LINE masuk diponselnya.

xxx
Selamat sore, saya dari
kamar 19 memiliki
masalah. Air di
kamar saya macet
dan saya tanya Akira
dan dia bilang untuk
meminta tolong
kepada anda

Rin
Baik, saya akan
kesana 15 menit lagi

@ apartemen

Setelah meletakkan belanjaan yang tadi ia beli di supermarket, Rin langsung menuju kamar 19 untuk mengecek keadaan air. Rin mengetuk pintu 19 dan mendengar jawaban dari balik pintu tersebut. Setelah pintu terbuka, mereka berdua terkejut dengan siapa yang ada di depannya.

"Oh nona cantik, apa kau sudah merindukanku sampai kau datang kerumahku. Kau mengikutiku nona? Harusnya kau tidak usah malu malu."

"Maaf, saya kesini untuk mengecek air sesuai yang anda minta tadi. Dan saya tidak mengikuti anda. Bolehkah saya masuk?"

Johnny mempersilahkan Rin untuk masuk
"Silahkan nona cantik, anggap saja rumah sendiri"

Dengan wajah datarnya Rin masuk dan mengecek apa yang bermasalah disana. Setelah menemukan masalahnya Rin kembali ke kamarnya dan mengambil perkakas. Johnny merasa aneh dengan apa yang dilakukan wanita di depannya itu

"Uwooow tunggu dulu nona cantik, apa yang kau lakukan?"

"Tentu saja memperbaiki saluran air anda, memangnya apalagi?"

"Kau tidak memanggil tukang atau orang yang ahli?"

Rin menatap pria didepannya dan menjawab
"Suh-san, saya yang biasa mengurus masalah seperti ini di apartemen ini. Akira-san tidak setiap saat kesini dan lagi ini sudah malam. Mustahil ada tukang yang mau memperbaiki sekarang."

Johnny menatap wanita didepannya dengan seringai diwajahnya

"Oh, kau sudah cantik, bisa memasak kari yang enak, bisa memperbaiki saluran air dan tadi kau biasa mengurus masalah di apartemen ini. Sepertinya kau cocok jadi istri tuan tanah." Dengan nada bercanda Johnny melontarkan kata kata itu.
Karena perkataan tersebut Rin merasakan pipi dan telinganya memanas. Ia diam tidak menanggapi pernyataan pria itu.

Johnny menyadari hal itu dan mendekatkan bibirnya di telinga Rin
"Tetapi sepertinya aku tidak membiarkan begitu saja nona cantik"

Johnny Suh: Pintu SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang