"Kamu rumahku. Kemanapun aku pergi, kamu tetap menjadi tempat untukku pulang," ucapmu.
Aku terkekeh pelan dengan kedua tangan masih tersimpan di saku denimku, "Lantas puan, jika salah satu diantara kita tidak kembali, apa masih bisa kita katakan bahwa kita sudah pulang?"
Kamu diam, ragu untuk membalas perkataanku.
Sambil tersenyum tipis, aku melanjutkan perkataanku, "Kita tidak benar-benar pulang dalam diri orang lain, puanku. Pada akhirnya, hanya kamu dan dirimu sendiri yang dapat jadi tempat untuk menetap. Maka dari itu, selalu jaga dirimu sebaik mungkin, ya? Sisanya, kirim doa untuk kita. Semesta tau bagaimana ia harus bekerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Hari Untuk Puan
PoetryBerisikan sarwa aksara untuk sang puan yang sekiranya dapat termuat dalam surat-surat.