To : Leonardo Richard
Aku mencintai seseorang dalam diam, sedari dulu hingga sekarang. Selama ini, aku tak mempunyai cukup keberanian untuk mengutarakan perasaanku.
Karena itu, aku memilih diam. Aku memilih untuk memendam perasaanku sendiri.
Cukup hanya melihat senyum mu dari jauh membuatku tenang. Cukup hanya melihat tawa mu dari jauh membuatku mabuk kepayang.
Dan dihari perpisahan ini, aku ingin mengungkapkan semuanya. Mengungkapkan perasaan yang ku pendam sejak tiga tahun lalu. Aku ingin mengatakan bahwa,
Leo, Aku mencintaimu.
Aku sangat mencintaimu.
Aku tau aku pengecut, Le. Aku memilih untuk memendamnya daripada mengungkapkannya. Tapi Le, aku punya alasan untuk tidak memperjuangkannya.
Aku tidak mau tenggelam terlalu dalam. Aku tidak mau jatuh, sejatuh-jatuhnya. Karena aku sudah tahu, bagaimana hasil akhirnya nanti. Maka dari itu, aku memilih untuk tidak memperjuangkannya.
Aku dan kau memang berdekatan. Tapi, ada jarak tak kasat mata yang membentang kita. Ada dinding tinggi tak kasat mata yang membentengi kita.
Karena, Gereja dan Masjid memang berdekatan tapi mereka tak bisa bersatu.
Itu alasanku kenapa aku tak ingin memperjuangkan perasaanku, Le. Aku memilih diam membisu memendam semuanya. Dan ini waktunya,
Leo, Aku menyerah untuk mencintaimu.
Salibmu dan Tasbihku,
Al-Kitabmu dan Al-Qur'anku,
Imanmu dan Imanku,
Agamamu bukan Agamaku,
Dan, Tuhanmu bukan Tuhanku.Perbedaan ini terasa sangat jelas, dan begitu nyata. Membuatku semakin tersadar bahwa kita begitu jauh.
Aku dan Kau, Kita berbeda.
Sesering apapun aku menyebut namamu didalam setiap doaku, sesering apapun aku meminta Tuhanku untuk menuliskan takdirku bersamamu, kurasa itu akan sia-sia.
Karena permintaanku adalah kemustahilan yang sangat luar biasa.
Dan kalau aku boleh memilih, Aku memilih untuk tidak mencintaimu sedalam ini, Le. Ini berat, sangat berat.
Jikalau pun suatu saat nanti kau memang bukan takdirku. Aku berharap pada Tuhanku, buat masing-masing dari kami bahagia.
Selamat tinggal, Leo. Semoga ini awal yang baik untukmu dan untukku.
From : Aku pengagummu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Takdir
RomanceAku tau, kita adalah dua frekuensi yang berbeda. Tapi, akan ada skenario Tuhan yang menanti kita. Skenario yang telah Tuhan siapkan untuk kita. Kau yang akan tetap menjadi ilusiku atau kita yang ditakdirkan bersama dalam sebuah perbedaan. #2 Longdis...