"JAEMIN? LO NGAPAIN DISINI?"
Jaemin dan bu sarah seketika terkejut dan menengok dua sosok yang sudah berdiri tegak di depan pintu.
"Eh kamu udah pulang. Sini nak gabaik teriak teriak disitu. Ajak Renjun kesini juga kita duduk bareng bicara baik baik."
"Mau ngapain lo disini?"
"Heh ngomongnya jangan bentak bentak gitu ah, nak Jaemin kesini mau..."
"Ngajak aku sekolah di sekolahnya dia kan? Ga Nessy gamau."
"Nes, mama tuh sedih liat kamu homeschooling terus, dirumah jarang keluar rumah, mama juga capek liat kamu tiba tiba nangis sesenggukan malem malem di kamar. Mama pengen kamu juga dapet temen nak, bisa bahagia kaya anak anak yang lain."
"Ma, aku ga butuh temen, mama tuh gatau di dunia ini teman itu susah mah, semuanya palsu. Ada teman yang pura pura baik padahal dalam hatinya mereka ga pernah tulus berteman sama kita. Ada teman yang biasa aja tapi malah dia njerumusin kita ke dalam masalah masalah besar. Aku gamau ma. Temanku cuma Jeno dan Renjun ga ada yang lain."
"Sayang, kamu..."
"Nes, pergi ke sekolah aja gapapa. Aku yakin Jeno juga bakal seneng kalo liat kamu bisa bahagia juga."
"Tapi njun aku gamau."
"Nes." Ucap bu Sarah dan Renjun secara bersamaan. Nada itu terlihat seperti memaksakan dan berharap banyak agar Nessy mau pergi ke sekolah.
"Nes aku bakal jagain kamu kok, aku janji aku bakal jagain kamu apapun yang terjadi. Kasih kesempatan aku buat njagain kamu." Ucap Jaemin dengan penuh harap.
"O-oke. Tapi..."
"Tapi apa?" Tanya bu sarah Renjun dan Jaemin secara bersamaan.
"Tapi aku mau Renjun juga ikut ke sekolah bareng aku dan harus sekelas sama aku."
Renjun tersentak kaget. Dia tidak menyangka bahwa Nessy akan memintanya untuk pergi ke sekolah bersamanya. Renjun bahagia mendengar permintaan Nessy, tapi Renjun tidak bisa memastikan apakah dia bisa pergi atau tidak. Seketika raut wajah Renjun berubah menjadi sedih
"Aku... aku gatau nes. Aku bisa ikut apa tidak. Aku belum tau mamaku ngizinin apa engga."
"Aku mau ketemu mamamu, aku mau bicara sama beliau."
"Nes, gausah. Aku aja yang bujuk mamanya Renjun. Sekarang kamu siap siap belanja perlengkapan sekolah sama ibu kamu." Ucap Jaemin.
Nessy menatap Renjun dengan penuh tanya mengisyaratkan seolah dia meminta persetujuan Renjun atas saran Jaemin. Renjun mengangguk kecil seolah mengiyakan saran Jaemin.
Renjun dan Jaemin menuju rumah Renjun, mereka berharap agar orang tua Renjun menyetujui perpindahan sekolahnya Renjun ke sekolahnya Jaemin.
"Jaem."
"Iya?"
"Jeno beruntung ya."
"Maksudnya?"
"Kakak lo beruntung punya sahabat dari kecil sampe sekarang kaya Nessy. Dia baik, ramah, lucu, bahkan dia setia bgt. Beruntung punya sahabat kaya Nessy."
"Lo juga beruntung kok, lo orang lain pertama yang mau diajak Nessy bicara dan cerita banyak, walau ga sesering kakak gue. Itu karna lo sekolah di china kan? Coba kalo lo sekolah disini. Gue yakin Nessy masih bisa bahagia sekalipun dia kehilangan kakak gue."
"Lo ngomong apa sih jaem. Mana ada dia bahagia, dia tuh sedih. Kalo gue ada disini pun gue ga bisa ngehapus rasa sedihnya Nessy. Gue di china belum pernah tau apa itu teman."
......
Seketika hening Jaemin bertanya tanya apa maksud dari ucapan Renjun. Yang Jaemin tau Renjun itu sahabat deketnya Jeno yang sangat humble. Dia selalu aktif dikegiatan sekolah bahkan dia berkali kali ikut lomba. Kenapa Renjun masih bilang dia tidak tau apa itu teman? Apa dia terlalu sibuk dengan belajarnya sampai dia tidak bisa bermain bersama teman temannya?
Ah sudahlah itu bukan urusan Jaemin. Jaemin akan menunggu sampai Renjun mau cerita sendiri.Jangan lupa vote and comment nya ya gais^^
Maaf up nya lama.
Enjoy gais^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Fanfiction"Bukankah perihal kehilangan itu adalah hal yang wajar?" "Tau apa kau soal kehilangan?!" "BISA GA SIH KAMU JUGA HARGAIN AKU? KEHILANGAN BUKAN BERARTI KAMU MENUTUP SEMUA KEHIDUPANMU DARI DUNIA INI. BUKAN BERARTI KAMU GAMAU NERIMA ORANG BARU DI KEHIDU...