Mencari Jejak Leluhur, Makam Kramat Ki Penggalang
Oleh : Hamdan SuhaemiSuatu hari di tahun 1997 silam, satu tahun sebelum era reformasi terjadi. Sebut disini Nyai Hj. Asiyah ( Salsiah ) asal Desa Kencana Harapan, yang kini hidup di Ciwandan Cilegon. Kerabat yang juga janda dari almarhum kakek saya. Ia, ini bercerita tentang seorang tokoh ulama besar yang dimakamkan di satu area pemakaman, nama tempat itu Ki Penggalang yang terletak di Kampung Mamengger Desa Purwodadi Lebak Wangi Kab. Serang Banten, meski sedikit kurang terurus. Tapi, fakta pemakaman Ki Penggalang banyak menyimpan misteri jejak para leluhur.
Jika disamakan ini mirip di Jogja ada area pemakaman raja-raja Kesultanan Mataram, namaya Imogiri. Kompleks permakaman yang berlokasi di Imogiri Bantul, DI Yogyakarta.
Permakaman tersebut dianggap suci dan kramat karena yang dimakamkan disini merupakan raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram. Permakaman Imogiri dibangun pada tahun 1632 oleh Sultan Mataram III Prabu Hanyokrokusumo yang merupakan keturunan dari Panembahan Senopati Raja Mataram I. Makam ini terletak di atas perbukitan yang juga masih satu gugusan dengan Pegunungan Seribu.
Adapun daftar tokoh-tokoh ulama dan pejuang yang juga leluhurnya orang Sampang Tirtayasa, orang Ragas, orang Astana, orang Jemplaon Lebak Wangi yang dimakamkan di area pemakaman kramat Ki Penggalang adalah sebagai betikut :
1. Syaikh Zakaria
2. Syaikh Abdul Qodir ( putera dari Syaikh Abdul Syukur Kenari )
3. Kiai Abdul Basyir
4. Ki Syarif
5. Ki Syarifuddin
6. Nyi Dewi Sari
7. Nyi Arsiyah ( diketahui Istri Tb. Buang, tokoh pahlawan Banten yang legendaris ).Pemakaman Ki Penggalang ini dekat dengan Sungai Ciujung, diapit oleh Kampung Mamengger dan Kampung Jamplaon Desa Purwodadi. Pada posisi depannya Ki Penggalang ada makam yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar itu, menurut pitutur yang dimakamkan distu adalah Pangeran Jayakarta bin Tubagus Angke, maka nama daerah Muara Angke di Jakarta nisbat dari nama tokoh Adipati di Jayakarta yaitu Tubagus Angke menantu Sultan Maulana Hasanudin Banten.
Bermula dari orang Cirebon yang mendapat wangsit atau petunjuk mimpi dari hasil kontemplasinya di makam-makam kramat di Banten telah diberi petunjuk padanya bahwa ada orang besar yang dimakamkan di mulut sungai Ciujung depan Jembatan Asa, namanya Pangeran Jayakarta Wijayakrama bin Fatimah Pembayun binti Sultan Hasanudin Banten.
Terkait dengan makam Pangeran Jayakarta ini, nalar saya selalu menolak akan kesahihannya. Betapa tidak, Sang Pangeran ini juga dimakamkan di Mester Cornelis ( Jatinegara Jakarta ) bersamaan dengan keluarga besarnya. Tercatat dalam sejarahnya Pangeran Jayakarta terpaksa merelakan Kadipaten Jayakarta ( terutama pasar ikan ) dikuasai oleh VOC Belanda yang saat itu Gubernur Jenderalnya Jean Peterzoon Coen ( Yepekun ), yang telah menguasai Maluku.
Logika sejarahnya, mana mungkin Pangeran Jayakarta hanya seorang diri di makamkan di dekat Sungai Ciujung sementara saat melawan J.P Coen posisinya di Jakarta bersama keluarga besarnya. Jarak Jakarta dengan Lebak Wangi pun tetlalu jauh, jikapun sang Pangeran lari dari kejaran Kompeni Belanda. Padahal di Jatinegara ada nisannya.
Kesimpulan sementara, makam di Kampung Astana, kemungkinan besar hanya petilasan, sebab Pangeran Jayakarta pernah hidup di Tanara, pasca meletusnya Perang Pailir. Perang saudara ini berlangsung lebih kurang selama empat bulan. dan ada keterlibatan Pangeran Jayakarta dalam peristiwa tersebut, memihak yang kalah perang. Tanara dengan Asatana Lebak Wangi, tidaklah terlalu jauh. Mungkin di saat senggangnya sang pangeran bisa jadi meninggalkan jejak yang kini diduga makamya tersbut. Intinya bukan jasad yang terkubur tapi hanya petilsan.
Catatan akhir, membuka tabir jejak leluhur diantara dongeng dan sejarah, adalah tugas anak keturunannya. Namun, menghindari yang mitos adalah jalan yang terbaik. Karena yang benar adalah yang ada faktanya.
Ciujung 18-7-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
makam peggalangan
Historical FictionMencari Jejak Leluhur, Makam Kramat Ki Penggalang Oleh : Hamdan Suhaemi Cerita ini tentang sejarah para wali ditanah Banten khususnya di kp.jampalaon Ds. Purwadadi lebak wangi-serang Cerita ini ditulis oleh seorang guru dari kp. Bolang pulo Ds. Bol...