The Feeling

251 22 7
                                    


 Perasaan ini lagi!

Yukine menggigit bibirnya sedangkan matanya sudah berembun. Rasa sesak ini, Yukine sudah tidak tahan!

Yukine menendang tong sampah hingga isinya berhamburan. Mengagetkan beberapa kucing disana yang reflek berlari meninggalkan Yukine yang terduduk sambil terisak dengan umpatan dari bibirnya. Mungkin saja sekarang Yato sedang terkena kutukan. Tapi Yukine tidak peduli. Hatinya sudah terlalu sakit.

Yukine pulang lewat dari jam delapan malam. Dia sengaja lewat jendela. Daikoku-san pasti sedang minum teh dengan Kofuku di ruang tengah. Yukine sudah terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan yang akan mereka ajukan. Biar nanti pagi saja Yukine jelaskan pada mereka.

Yukine terlonjak kaget saat mendapati manik biru yang berkilat tengah menatapnya di gelapnya kamar. Yato duduk diam, hanya menatap tajam Yukine. Yukine memalingkan wajahnya, masih enggak menatap manik biru yang diam-diam disukainya. Beruntung hujan singkat tadi menyamarkan jejak air mata di pipi Yukine. Tapi sudah pasti Yato tau. Yato merasakan 'tangis' Yukine sejak siang tadi.

"Dari mana saja kau?"

"Rumah Hiyori."

Yato memicing. Yukine berbohong.

"Dari ana kau seharian ini, Yukine?" Yato mengulang pertanyaannya. Kali ini dengan nada yang jauh lebih rendah dan terdengar berbahaya.

Rasa merinding menyentuh Yukine. Ia semakin menunduk. Kenapa malah Yato yang marah? Yang terluka disini kan Yukine! Dewa tidak pernah salah. Yukine mendecih. Keadilan pasti sudah membusuk di neraka.

"Kau melakukan hal buruk." Yato mulai menghakimi bocah di depannya.

Tangan Yukine mengepal. Memangnya salah siapa Yukine sampai bersikap buruk? Rasa sakit menusuk yang dirasakan Yukine siang tadi kembali. Membuat mata Yukine kembali berkabut. Didepannya Yato meringis sakit.

"Apa yang kau lakukan Yukine!" Desis Yato.

"Kau bertemu dengannya kan siang tadi."

Satu tetep air mata Yukine lolos.

Yato merapatkan rahangnya. "Bukankah sudah kubilang jangan ikuti aku! Kau mau melawan perkataan tuanmu, Yukine?"

Apa-apaan ini? kenapa hanya dia yang disalahkan disini! Rasa sakit itu kian memburuk. Yato bahkan sudah membungkuk mencengkram dadanya merasa tercekik. Yukine tersiksa dengan perasaannya sendiri.

"Agh! Kau memberikan rasa sakit pada tuanmu lagi Yukine." Erang Yato.

Yukine mengigit bibirnya. Ia bahkan merasa sakit juga saat ini. Kau yang menyakitiku! Jeritnya dalam hati. Yukine ingin meminta maaf dan mengakui perasaan buruk apa yang dia rasakan jika itubisa membuat rasa sesak menyakitkan ini menghilang. Tapi Yukine sendiri tidak perasaan apa yang sedang menyiksanya ini. Yukine terisak. 

Tidak ada yang akan menyalahkannya. Yukine adalah harta mahasuci yang masih sangat muda. Ia mati sebelum sempat mengenal dan merasakan cemburu. Seharusnya dewa yang harus mengajari harta sucinya. 

Tapi yang seperti kita tau, yato adalah guru yang sangat buruk.

"Nora bahkan tidak pernah memberi rasa sakit seburuk ini." Desisan lirih Yato terdengar di telinga Yukine. Yato payah! Dia tidak sadar ucapannya barusan melukai lebih parah perasaan bocah harta sucinya.

Yukine tecekat. Rasa sakit tak dikenalinya ini sudah sampai batasnya. Yato ambruk dengan tangan mencengkram dadanya. Yukine menatap Yato dengan pandangan kosong. Perasaannya terluka terlampau parah. Air matanya mengalir deras tanpa suara.

"Seharusnya kubiarkan Bishamon-Sama membunuhmu sebelum kau menyakitiku seperti ini."

Yukine berbalik,melompat keluar jendela, ia melarikan diri. Berusaha mencari cara untuk mengenyahkan rasa sakit ini. tapi ini sebuah kesalahan besar. 

Malam adalah dunia ayakashi

Yukine berjalan mundur. Didepannya seekor ayakashi berukuran besar baru saja melewati garis batas yang dibuatnya dengan mudah. Tangan dan kaki Yukine gemetar. 

Dewa tanpa harta suci tidak berdaya. Tapi harta suci yang garis batasnya bisa dihancurkan dengan mudah oleh ayakashi tidak lebih kuat dari jiwa lepas.

Yukine terpojok. Apa ini akan menjadi akhir baginya? Setidaknya dengan ini, aku tidak akan tersakiti lagi karna Yato. Bisiknya lirih seraya menutup matanya saat mulut ayakashi itu sudah tepat didepannya. Yukine tersenyum sedih.

"Selamat tinggal, Yato."


Bersambung~



Sad ending apa happy ending nih enaknya?

[FF] Yatogami X Yukine - The FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang