3. Protect You

5 1 0
                                    

Punten lur🙂

Assalamualaikum...
Ga jawab dosa :) :v

Pa kabar nich klen?
Sehat kan ya? Jangan lupa pakai masker kalo mau keluar rumah ya,stay healthy,rajin cuci tangannya.

Ada yang kangen sama Jimin si perfect dan Ryn si cuek?
Atau kalian kangen aku? 🤪

Oke langsung saja,tanpa basa-basi plis wellcome...









Oke langsung saja,tanpa basa-basi plis wellcome

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------

     Jimin paham apa yang Ryn inginkan,tapi selayaknya pria,Jimin tidak mau untuk saat ini melakukan hal yang paling memabukkan mereka berdua. "Sayang,jangan sekarang ya. Kau tau kan jika ayahmu tau kau tidak dirumah pasti dia akan berpikir aku sedang melakukan sesuatu terhadapmu"

"Kenapa? Kau takut? Bukannya bulan kemarin kita melakukannya 5x? Apa ayahku mencari bahkan curiga? Tidak Jim"

     Jimin menarik nafas panjang dengan ucapan Ryn kali ini. Ryn benar, mereka melakukan hal itu 5x dlam satu bulan. Bahkan Ryn benar-benar tidak kembali kerumahnya.

"I just want to protect your self sayang,aku hanya tidak mau membuat maslah baru dalam hubungan kita. Cukup untukku saat semua jalan komunikasi di putuskan oleh ayahmu karena kita ketauan pergi berdua ke Busan. Apa kau sanggup seperti itu lagi?"

"Kalau begitu kau harus tetap disini. Kau bilang ingin melindungiku kan? Jadi malam ini jangan pulang."

"Ryn ak--"

"Kau ini bagaimana,kita sudah lama bersama Jim. Kita bukan remaja lagi, bahkan kau dan aku sudah dewasa. Apa ayahku masih menjadi alasan terbesar yang menjadi pengalangan dalam hubungan ini?"

"Ryn,sampai kapanpun ayahmu tidak akan bisa menerimaku sebagai bagian dari hidupmu."

     Ryn mulai membenci pembahasan ini,ia memegang kepalanya bahkan menjambak rambutnya sendiri. Sudah lama dia dan Jimin tidak membahas masalah ini,Ryn selalu menghindar. Bahkan jika Jimin sudah mengarah pada hal ini,Ryn selalu memberikan Jimin semangat jika hubungan mereka akan berakhir bahagia seperti selayaknya.

     Jika sudah begini hanya pelukan Jimin yang mampu membuat Ryn tenang. Dengan sigap Jimin merampas paksa kedua tangan Ryn dari atas kepalanya. Dan mendekap Ryn kedalam pelukannya. Ryn menangis sejadinya,yang dia butuhkan saat ini hanya Jimin.

"Ini tidak adil Jim, kenapa aku harus lahir dan punya ayah seperti dia." Tangis Ryn semakin pecah,baju yang Jimin gunakan basah karena tetesan air mata Ryn

"Ryn lihat aku,tatap mataku sekarang" Ryn menuruti permintaan Jimin
"Kau harus bersyukur dan berterima kasih,jika tidak ada campur tangan ayahmu,kita tidak akan bertemu. Kau tidak akan ada di dunia ini,tidak ada wanita yang aku cinta yang bernama Ryn. Aku bersyukur ayahmu adalah dia,jadi aku punya tantangan tersendiri untuk mendapatkan restunya. Setidaknya aku sudah berusaha membuatnya bicara padaku walau hanya satu kali."

"Aku pikir kau akan menyerah tadi,apa kau sudah mencoba berbicara lagi dengan ayah untuk kedua kalinya? Bicaralah Jim,aku ingin ini diresmikan, bawalah aku kemanapun kau pergi. Kita harus menikah."

     Jimin masih mencerna ucapan Ryn,dia tau rasa cinta Ryn sama besarnya seperti Jimin mencintai Ryn. Tapi manusiawi jika Jimin masih ragu untuk menemui ayah Ryn dan membahas pernikahan.

"Tidurlah,besok kau harus bekerja. Aku akan disini malam ini."

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkan ku sekarang bahkan selamanya Jim"

     Jimin tersenyum tipis,dan berpikir apakah secinta itu Ryn terhadap nya? Apa yang Ryn tunjukan ini nyata atau hanya bualan?

"Aku janji Ryn"

     Ryn jika dilihat dengan mata akan menunjukkan sisi anggun,elegan,dan pendiam. Tapi jika sudha dnegan jimin hal itu hilang seketika, bahkan kewarasan Ryn pun bisa hilang jika dia sudah bersma Jimin, seperti sekarang detik dimana Jimin berjanji,Ryn langsung melingkarkan kedua tangannya di leher Jimin,jik sudah begini,ini adalah kelemahan bagi seorang Han Jimin.

"Apa kau yakin tidak mau melanjutkan yang dimobil tadi Jim?"

"Apa sekarang kau menggoda seorang Han Jimin?"

"Sebut saja begitu,aku merindu--"

"Apa? Rindu apa sayang? Apa kau merindukan hembusan nafasku di telingamu,hmm?"

"Sudah tau kan dimana aku akan berteriak memanggil namamu sekuat mungkin? Lakukan lah sekarang. Ini,ini dan ini milikmu,ralat semuanya ini milikmu." Ryn menunjuk bibir,dada,dan bagian sensitifnya serta seluruh tubuhnya adalah milik Jimin seutuhnya.

"Apa tidak malu jika di kantor kau berjalan sedikit aneh? Apa menurutmu teman kantormu tidak akan bertanya?" Jimin mengedipkan sebelah matanya

"Mudah saja,aku tinggal jawab "iya,aku melakukannya dengan calon suamiku. Kau tau? Dia pemin terbaik jika diranjang" cukup menjawab pertanyaan dari mereka bukan?"

"Aku tidak yakin itu yang akan kau bicarakan."

"Apa perlu aku merekam apa yang kita lakukan?

     Jimin tidak di beri aba-aba,Ryn langsung berdiri dan membiarkan Jimin dia atas kasur. Membuka cardigan hitam yang masih ia kenakan dan membuangnya sembarangan. Menurunkan celana yang dia pakai,dan menunjukkan ke arah Jimin jika celana itu juga ikut dibuang,dan melepas tank top hitam sebagai pakaian yang masih tersisa ditubuhnya.

"Ingin aku yang bermain,atau kau yang bermain?"

     Jimin menelan ludahnya samar,Ryn tau bahkan sangat tau bagaimana cara membuat Jimin mati gaya.

"Aku dengan senang hati menerima permainan yang kau berikan."

"Kalau begitu,aku yang dengan senang hati memberikannya"

     Ryn merangkak ke atas kasur dan mencium bibir Jimin,baru dimulai tapi Jimin sudah berbalik dan memegang kendali. Ryn pikir Jimin akan mengiyakan permintaan Ryn, ternyata sifat dominasi seorang Jimin tidak bisa terkalahkan.

"Bagaimana? Kau bilang ingin memberikan permainan?" Jimin kembali mencium leher jenjang Ryn

"Ahh,k kau membalik tubuhku secara akhh tak terduga." Ini hanya di awal permainan Ryn merasa dikalahkan telak oleh Jimin

"Ini harus dituntaskan sayang,jika tidak ak--"

     Ponsel Jimin seketika berbunyi,dan membuat aktivitas yang mereka lakukan terganggu. Dari layarnya menampilkan nama sosok yang Jimin hindari, siapa lagi kalau bukan ayah Ryn.

     Ryn bahkan tidak tau jika yang menggangu aktifitas mereka adalah ayahnya,dia masih sibuk mengatur nafasnya karena ulah Jimin.

     Jimin sedikit menjauh dari Ryn,bahakn ia berdiri di depan pintu toilet,agar Ryn tidak mendengar apapun dari pembicaraan ini.

"H-halo"

"Pulangkan anakku sekarang juga,atau kau akan tau apa akibatnya"

*bersambung*

Yaelah om,baru juga mulai
Belom main banget ini,udah disuruh pulang anaknya 🥺

Kesian Jimin menahan amarah dan nafsu secara bersamaan 🤪🤪🤪

Jyujyur,siapa disini yang ngira mulai mantap2,tunjuk tangan 🤣
Besok ya,nanti akan ada mantap2 yang sesungguhnya 😌

Tapi serius nanya, pernah ga sih kalian ngerasain cinta yang ga direstui kaya Jimin sma Ryn ini?
Kalo ada,kalian komen dibawah ya biar aku bisa belajar supaya feel-nya nanti berasa. Atau kalian bisa DM di Instagram aku di @memanghaluu7 🥳

See u di next part sayang,Jimin love u
💜💜💜

I Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang