2. Tanda tangan

10 1 0
                                    

Satu minggu telah berlalu dengan begitu hampa, akhirnya waktu yang kunantikan pun tiba. Hari dimana aku harus mendapatkan tanda tangan dari penulis komik favoritku, hwang mi ree. Hari ini aku harus menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat.

"Huhh lagian pekerjaanku juga tidak banyak, tokoku juga bisa dibilang sepi. Apa yang harus aku kerjakan dengan cepat" ucapku bertingkah bodoh sendirian.

pandanganku tertuju pada langit-langit toko, menatap betapa indahnya bayangan bayangan pohon yang terbiaskan dilangit-langit tokoku itu. Dan disaat itulah aku memikirkan omelan Soo oppa setiap kali dia menelponku. Dia begitu penasaran dengan pria misterius waktu itu. Padahal, aku yang bahkan bicara dengan pria itu saja tidak pernah memikirkan siapa pria itu. Dan tidak penasaran sama sekali, siapa pria itu.

"Permisi...! Buku apa yang harus aku beli yang bisa dibaca saat jam istirahat sekolah" tanya seorang siswi SMP membuyarkan lamunanku.

"Oooh sebentar ya..." jawabku

Aku pun mulai mengobrak-abrik rak buku, mencari buka yang tepat untuk sisiwi SMP itu. Setelah aku menemukannya, aku langsung memberikan buku yang baru kutemukan ke siswi itu. Anak itu mengingatkanku saat aku masih sekolah dulu, jam istirahat yang selalu aku habiskan untuk membaca buku di taman kelas. Dan tak ada yang bisa menggangguku, lebih tepatnya tidak ada yang berani menggangguku karena mottoku adalah "berani menggangguku habislah riwayatmu"

Aku tersentak dan melihat jam di dinding, tak terasa waktu sangat cepat berlalu. Aku langsung meraih ranselku dan bergegas menuju lokasi jumpa penggemar. "Ah.. ponselku" aku segera berbalik dan meraih ponselku dari atas meja. Aku berusaha untuk cepat, namun keadaan tidak tepat. Jalanan begitu macet, naik taxi jadi tidak berpengaruh untukku. Andaikan saja waktu memihakku untuk kali ini saja, aku turun dari taxi dan memutuskan untuk berlari. Hanya cara itu yang terpikir untukku menembus kemacetan ini.

Aku tiba dilokasi dengan napas tersengal-sengal, ugh... jantungku sepertinya akan copot jika aku harus berlari lagi. Jumpa penggemar ada dilantai dua dan gedung ini tidak memiliki lif atau tangga eskalator, aku harus menaiki anak tangga satu persatu dan jika aku bisa melompat dan melewati lima anak tangga sekaligus, aku pasti aku akan melakukannya. Tapi sayang, aku bukan spirderman atau tingker ball, aku hanya si ceroboh yang membuat hidupku sendiri berantakan.

Setelah sampai dilantai dua. Belum lagi selesai mengatur napasku, aku kembali tercengang melihat manusia berbaris menunggu giliran mereka. Ya ampun antriannya panjang banget kayak jalan tol cikarang, hahh... berapa lama aku akan berdiri menunggu giliranku, ugh... bisa naik betis ni kaki. Ya ampun banyak banget manusia disini, dan semuanya jelas bukan hanya penggemar hwang mi ree saja. Sepertinya lebih banyak EXO L disini, soalnya mereka terus berteriak "EXO-EXO- EXO..." dan satu nama juga chany..., chany apa sih namanya ruet amat, ahh... bodo amat soal namanya. Demi mendapatkan tanda tangan hwang mi ree apapun akan aku lakukan, soalnya udah sampai disini enggak mungkin balik lagi setelah mengalami banyak kesulitan menuju kemari. Hanya orang bodoh yang setelah sampai dengan susah payah lalu putar arah karena tidak mau mengantri panjang seperti ini.

Gendang telingaku bisa pecah mendengar teriakan mereka, tu artis juga enggak budek kali. Aku hanya bisa menutup kedua telingaku tak tahan mendengar teriakan mereka. Tapi itu tidak berpengaruh karena mereka sangat ramai. Aku jadi teringat kalau aku pernah seperti mereka, waktu aku masih SMA

"mereka rela berteriak sampai kehabisan suara seperti itu. Ya allah... haruskah ku sesali datang kemari. Mending tidur cantik dirumah, hahh... itu lebih baik dari pada disini"

Suasana hatiku semangkin jengkel karena sudah satu jam mengantri belum juga dapat giliran, mana mereka ngk ada yang mau diam lagi. Karena sangking geramnya pun aku ikutan berteriak sekuat-kuatnya sampai pita suaraku hampir putus.

Oh My SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang