1

7 0 0
                                    

Holaa! Apa kabar? Masa pandemi gini enak bgt gasih baca cerita sambil minum teh di teras. Gilaa sihhh jadi kepengen, sebenernya ini tengah malem sih whehehwhhw. Ini cerita yang aku angkat dari mimpi aku semalem, gatau tiba-tiba pengen ceritain tentang mimpi aku! HAPPY READINGG!

***

               Suara desahan kecil semakin terdengar di seluruh penjuru ruangan, dua sejoli yang beradu mesra di kasur berukuran king size itu terlihat sudah kelelahan. Mereka tidak merasa terganggu dengan rasa keringat dan cairan cinta yang bercampur pada tubuh mereka. Seakan sudah terbiasa sang pria tidak terlihat ingin menyelesaikan kegiatan mereka dalam waktu dekat, bahkan saat ini ia sudah bersiap untuk melakukan ronde selanjutnya.

                Menggigit dan menjilati seluruh tubuh wanita di hadapannya dengan rakus, dan meninggalkan tanda kemerahan yang sangat besar adalah keahlian pria ini. Bagaimana tidak saat ini kurang lebih 15 tanda sudah bersarang di tubuh mulus wanita dengan rambut coklat dan mata biru laut yang masih terlihat cantik bahkan saat sedang beradu cinta. Pria itu mengangkat tubuh mungil sang wanita ke pangkuannya, mengabsen setiap deretan gigi putihnya, dan mulai menaik turunkan tubuh berototnya.

               Wanita itu menatap kesal pria di hadapannya, "Dustin-ahh! Be-berhenti, aku ha-aah ingin menyiapkan pa-aah pakaianmu untuk be-aahhh besok!"

"Kau bisa mempersiapkannya besok," Dustin merangkul pinggang ramping milik Nicole, tetap melanjutkan kegiatan yang sedang mereka lakukan dengan cepat.

"Kau bodoh, pesawatmu berangkat 3 jam lagi,"

"Aku bisa mengundurnya, lagipula itu pesawat milikku," Dustin berbisik pelan dekat telinga Nicole dan mulai menjilatinya dengan mesra.

               Dustin Amerson dan Nicolette Amerson menikah 2 bulan yang lalu di gereja St. Peter's Basilica, Rome dengan sangat megah. Pernikahan mereka menjadi pernikahan termegah yang pernah ada dan menjadi pasangan terbaik tahun ini. Namun, tanpa mereka ketahui Dustin dan Nicole melakukan itu hanya untuk sex. Nicole dan Dustin tidak memiliki perasaan untuk satu sama lain, bahkan ketika kedua orang tua mereka sangat mendambakan hubungan ini Dustin dan Nicole seakan tidak memperdulikan itu semua. Dustin memiliki ketertarikan yang sangat besar dengan rambut lembut coklat milik Nicole, dan Nicole sangat menyukai mata hijau terang yang di miliki Dustin. Bagi mereka ini hanyalah ketertarikan semata yang tidak akan terpuaskan tanpa berada di sisi satu sama lain.

"Dustin! Cepa-ahh! Cepat selesaikan ini!"

"Sebentar lagi,"

               Nicole terengah-engah, merasakan cairan yang mengalir pada selangkangannya dalam diam. Tidak memperdulikan tampang Dustin yang sangat sekali ingin ia pukul dengan bogeman mentahnya. "Cepat mandi,aku akan menyiapkan bajumu," Nicole menatap Dustin dengan kesal, mulai bangkit dari pangkuan suaminya itu yang sedang menatapnya.

"Aku pergi pukul 7, mungkin pulang seminggu lagi,"

"Terserah,"

              Nicole dan Dustin hanya bertemu sebulan 4 kali, itu pun jika Dustin tidak sedang ada perjalanan bisnis. Hubungan mereka hanya seputar sex, tidak lebih dari itu. Dustin tidak mengharapkan apa pun dari Nicole kecuali dia di perbolehkan melakukan sex tanpa pengaman dan dia bolehkan mengeluarkan benihnya di dalam rahim Nicole. Nicole setuju dengan itu, lagipula setiap minggunya Nicole selalu memanggil dokter kepercayaan keluarga Amerson untuk mencegah kehamilannya. Dia tidak pernah ingin hamil anak Dustin, singkatnya Nicole sangat membenci Dustin.

"Kau akan kemana hari ini?" Dustin memeluk Nicole yang sedang mencarikan jas untuk Dustin dari belakang, tak lupa mengelus lambut coklat kesukaannya.

"Entahlah, mungkin pergi makan siang bersama Samantha," 

               Samantha Chrisfallen adalah istri teman Dustin yang sudah lama menjadi sahabat Nicole beberapa tahun ini. Mereka sempat bersekolah di satu sekolah yang sama dan mulai dekat saat Nicole membantu Samantha yang sedang mencari buku cetaknya yang hilang. "Baiklah, aku mandi." Nicole hanya mengangguk kecil, masih fokus pada setelan jas mahal milik Dustin. Sebenarnya ini adalah pekerjaan Eugine, sekretaris Dustin. Tetapi, terkadang ada masanya dimana Nicole ingin melakukan hal seperti ini. 

"Dustin! Kau pergilah, aku pergi."

               Setelah mendengar persetujuan dari Dustin, Nicole memakai pakaiannya kembali dan pergi meninggalkan mansion mereka. Range Rover hitam milik Nicole membelah kota New York yang mulai ramai, Nicole tersenyum senang melihat itu. Ia berhenti di sebuah toko bunga yang sangat indah di persimpangan jalan, membeli bunga lilac yang sangat indah berada di genggamannya. Nicole melanjutkan perjalanannya, lalu berhenti di sebuah pemakaman elite yang hanya di gunakan oleh keluarga kelas atas.

"Sayang, bagaimana kabarmu? Aku membawakan bunga kesukaan kita, ini sangat indah sama seperti saat kita terakhir bertemu. Kau tahu, aku sangat lelah hari ini namun aku sangat ingin bertemu denganmu. Apakah di sana kau bertemu dengan putramu? Kau pasti sangat bahagia hingga menyusul Colenn dan meninggalkan aku sendiri disini. Aku akan pergi, selamat ulang tahun, Glenn."

               Nicole meninggalkan pemakaman dengan senyum cerah di wajahnya, seakan selama ini ia tidak memiliki beban apa pun di pundaknya. Tapi, siapa itu Glenn dan Colenn?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wife of A BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang