1. Iqbal maulana hendrawan

20 2 0
                                    

Hidup bagi gua bagaikan jam dinding yang, menggerakan jarum jam antara menit dan detik yang tak pernah saling beriringan.

Gua! Iqbal maulana hendrawan, seorang pelajar yang di lahirkan di rumah sederhana, dan keluarga yang bisa di bilang sederhana, dan gua orang yang suka menyendiri dan tidak mau di ganggu, sedikit punya rasa egois tapi care terhadap sesama.

Jam sudah menunjukan 07:15 saatnya untuk upacara di mulai, tetapi tidak untuk kelas ips yang notabene anak-anak nya sangat sulit di atur.

"Bal, mau kelapangan bareng gak?" Ucap Ria.

"Entar ia kalo mau duluan sok aja!," melipat jaket.

"Ok gua duluan," Ria keluar dari kelas.

"Iya,, ok dah beres!," menarik sleting tas.

Iqbal pun keluar dari kelas tetapi di depan pintu kelas.

"Eiiiits,, mau kemana ten?" Dimas menghalangi jalan.

"Ya mau upacara lah, emang gak liat sekarang jam berapa!," mencoba keluar.

"Ya kalem bos, bagi duit lah?" Pinta Dimas.

"Emang gua bapa lu, minta duit segala ke gua! Awaas,, jangan ngalangin jalan!," berhasil keluar.

"Wahh,, berani ngelawan nih anak!,"

"Ehh pak dadi," Iqbal pun lari.

Dimas pun menoleh ke belakang dan iqbal pun lari menaiki tangga, menuju lapangan utama dan masuk barisan.

"Bangs**,, gua di tipu tuh anak!," ucap Dimas kesal.

#lapangan utama

"Ehh bal lu depan sono, ngapain baris di belakang?," ucap Dodi

"Yaelah sama aja depan belakang juga!," balas Iqbal

"Bal di depan lah, kosong tuh?" Ucap yaman.

"Iyadah gua ke depan, bukannya lu yg harus di depan ketua kelas juga!,"

"Males panas lah, males di liatin guru-guru tuh apalagi guru BK serem njiir!!," Yaman bergidik.

Upacara bendera pun, berlangsung dengan lancar dan khidmat dan tidak lama selesai para murid, pun membubarkan diri ada yang ke kelas dan ada yang ke kantin untuk, hanya sekedar membeli minum karena kepanasan saat upacara.

#kelas
*toktok*

"Permisi iqbal di suruh, keruang guru di suruh Bu haji nani," ucap angga.

"Iya ga entar kesana!," balas Iqbal.

Setelah angga pergi, iqbal pun keluar kelas menuju ruang guru, dan masuk keruang guru.

"Permisi bu tadi manggil saya! Ada apa ya bu?" Iqbal menanyaka.

"Ini halaman 57-61 pelajari dulu nanti ibu ke kelas di terangkan, nanti ada ulangan di kajian nya ya," ucap bu hj Nina.

"Baik bu saya sampaikan ke ketua kelas!," balas iqbal.

Lalu iqbal keluar dari ruang guru menuju kelas nya, sesampainya di ruang kelas begitu riuh, iqbal mendekati yaman.

"Woyy, pacaran mulu!! Nih tugas dari bu haji dari halaman 57 sampai 61 suruh di baca terus pelajari, nanti bu haji masuk buat ngejelasin, bakal ada ulangan katanya di uji kopetensi!," jelas Iqbal.

"Biarin gua ini sirik ngomong bos, ok gua kasih tau ke anak-anak!," Yaman berdiri, "ooooy Buka halaman 57 nyampe 61 nanti bu haji nerangin, bakal ada ulangan juga!," Yaman menyampaikan.

Kelas masih riuh dan, tidak ada yang mendengarkan yaman, iqbal yang sudah duduk di bangku nya langsung, berdiri dan mendekati papan tulis sertak mengambil, penghapus yang ada di meja guru.
*braak3x*
Seketika kelas hening, semua tertuju pada iqbal yang ada di depan.

Saat Kau PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang